Beberapa orang terlihat tidur sembarangan dengan televisi yang masih menyala dan camilan yang berserakan. Mereka terdiri dari satu gadis dan empat lelaki.
Karena tadi malam mereka semua menonton sepak bola sampai shubuh.
Sang gadis tidur dengan tenang diatas ranjang. Sedangkan yang lainnya, ada yang tidur diatas sofa namun ada telapak kaki yang sengaja ditaruh siempunya didepan wajahnya, ada yang tidur berpelukan, dan ada yang tidur terlentang dengan kaki diatas sofa.
"KEBAKARAAANN KEBAKARAAANN" Teriak Bi Minah as pembantu yang sudah dianggap sebagai ibu bagi kelima kebo tersebut.
"MANA KEBAKARAN?! MANAA?!" Ucap Syifa as cewek yang tidur diatas ranjang yang langsung berdiri diatas ranjang karena mendengar teriakan Bi Minah.
"AER WOY, AEEERR" Teriak Ken as cowok yang tidur dengan posisi kaki diatas sofa.
"AAAA... SELAMETIN DEDEK BWAANGG" Teriak Chiko as salah satu cowok yang tadi tidur dengan berpelukan.
"LO NGAPAIN PELUK-PELUK GUE, SETAN?!" Teriak Reza as cowok yang berpelukan dengan Chiko.
"BANGSAT, KAKI SAPE NIH BAU BANGKE?!" Teriak Jangga as cowok yang tidur diatas sofa, sambil menepis kaki Reza yang berada tepat didepan mukanya.
"AAA, CHIKO UDAH NGGAK PERAWAN LAGII" Teriak Chiko dramatis yang memperkeruh suasana.
"STOPP... mendingan aden-aden sama non mandi sekarang, daripada nanti telat!" Ucap Bi Minah mencoba mengakhiri semua drama yang lebay jablay ini, eaakk.
"BIBIII" Teriak para kebo bersamaan.
"Hehe, abisnya aden-aden sama non Bibi bangunin dari tadi nggak bangun-bangun. Yaudah terpaksa pakek jurus deh, piss" Ucap Bi Minah sambil menyengir.
"Ish, Bibi mah. Orang lagi enak-enak tidur juga" Ucap Syifa yang berniat untuk melanjutkan bobo kebonya.
"Ett.. jangan pada tidur lagi, nanti telat!!" Cegah Bi Minah.
"Ish, iya-iya ini bangun" Ucap Syifa lalu berjalan menuju kamar mandi di kamarnya sambil mengucek-ngucek matanya yang diikuti oleh Reza, namunn...
Jangga menarik ujung kerah belakang Reza sampai membuat Reza berjengit.
"Ett.. Mau kemana??"
"Hehe, ampun pak bos" Ucap Reza sambil menyengir, lalu beranjak menuju kamar mandi dikamar tamu.
***
"Eh, kata Rega anak Cendrawasih ngajakin tawuran, nih" Ucap Reza sambil menunjukkan hpnya.
"Sikatlah, masih kesel gue sama ketuanya Cendrawasih. Sapa tuh namanya? Cendol?" Tanya Syifa.
"Cheko, Bu Bos" Jawab Reza.
"Ah, bodo amatlah, Cendol pokoknya. Songong amat dah tuh anak. Belom pernah ngerasain bogem gue emang"
"Belagu parah emang tuh anak, hajar Bu Bos"
"Makanan sudah siaapp.." Ucap Bi Minah.
"Wah, enak nih kayaknya. Bibi emang the bestlah" Puji Ken.
"Siapa dulu dong, Bibi" Ucap Bi Minah sambil menepuk dadanya bangga yang membuat kelima kebo tertawa.
***
"Ck, bangsat. Napa cepet banget dah nih gerbang tutupnya" Gerutu Reza.
"Ck, tenang aja elah. Lewat belakang'kan bisa, Monyong" Ucap Jangga dengan nada santai.
Lalu, mereka berlima pun menitipkan motornya di warung mbok Jum yang sudah langganan menjadi parkir sepeda dadakan ketika telat.
"Mbok, nitip motor ya" Ucap Reza.
"Iya, taruh aja disitu" Ucap Mbok Jum dari dalam warung.
Selanjutnya, mereka pun berjalan menuju tembok belakang sekolah yang alhamdulillah berlubang.
Namun, pihak sekolah tidak mengetahui karena ada semak-semak yang sengaja di tanam oleh anak-anak yang langganan telat.
Mereka pun masuk satu-persatu dengan menunduk karena lubangnya tidak terlalu tinggi.
Mereka pun berjalan santai menuju kelas Ips 3 yang alhamdulillah lagi kelas yang paling ujung, yang juga berisi manusia bobrok.
Chiko pun mengintip melalui jendela untuk mengecek ada guru atau tidak, dan entah kebejoan apalagi mereka hari ini karena tidak ada guru, yeayyy.
***
"HELLOO GAEEESS, KOMBEK EGEN WIT BABANG CHIKO YANG GANTENG BIN IMUT INIII" Teriak Chiko yang membuat para penghuni kelas muntah berjamaah seketika.
"Berisik, kampang" Ucap Ken sambil menoyor kepala Chiko.
"Ih, abang Ken jahaatt... Dedek tuh nggak bisa diginiiinnn..." Rengek Chiko dramatis sambil merangkul lengan Ken.
"Ih, jijik gue. Jauh-jauh lo, setan" Ucap Ken sambil mencoba melepaskan rangkulan Chiko dari lengannya.
Para penghuni kelas yang sudah biasa melihat pemandangan yang menjijikan ini hanya bisa geleng-geleng kepala. Lalu, melanjutkan aktivitas masing-masing yang sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Novela JuvenilPersahabatan kita memang indah. Namun, apabila salah satu dari kita memiliki rasa 'cinta' di zona teman ini , apakah wajar? apakah persahabatan ini akan tetap indah? bagaimana kalau hubungan ini hancur hanya karena rasa yang disebut dengan 'cinta'?