#
Secangkir kopi susu panas tersaji dihadapannya, sebuah laptop dan buku puisi tertata berdampingan di atas meja. Pagi itu ia berniat untuk menyelesaikan tugas akhirnya, yang mengangkat tentang analisis karya sastra yaitu sebuah buku puisi. Dengan antusias yang tinggi ia membuka buku puisi tersebut, mulai membaca dan memahami kembali buku puisi yang akan jadi objeknya. Halaman demi halaman ia pahami makna puisi puisi itu. Sampai pada halaman 12, hatinya mulai terasa terikat layaknya sebuah tali yang mengikatnya dengan sangat erat, pandangannya mulai berubah sendu, pikirannya jauh pergi memanggil kembali memori yang cukup menyakitkan. Waktu serasa berhenti dengan sekejap. Alur waktu mulai buyar kesana kemari sejalan dengan memorinya. Rasa itu ternyata masih sangat membekas, layaknya luka yang masih menganga.