-BAGIAN 4-

133 28 5
                                    



Tok...Tok...

"Permisi pak?"

"Iya silahkan Masuk" Titah pak Yono.

Vanya membelalakan matanya ketika melihat seorang Nata masuk dari arah pintu. Jadi yang dimaksud pak Yono adalah Nata pikirnya.

Pak Yono langsung mempersilahkan Nata untuk duduk dikursi, tepat di samping Vanya.

"Biasanya saya memberitahu tentang olimpiade ini 2 minggu sebelum olimpiade, namun semester ini saya baru memberitahu seminggu sebelum olimpiade." Ucap pak Yono "Karena saya bingung harus memilih siapa diantara kalian berdua, maka dari itu seminggu saya terbuang sia-sia hanya untuk memikirkan ini.Sampai akhirnya munculah ide untuk menyeleksi kalian berdua." Pak Yono menjeda ucapannya "Saya sedikit menyesal kenapa ide itu munculnya lama sekali, tetapi tidak apa-apa.Oke sekarang saya hanya akan memilih salah satu diantara kalian berdua.Yang nilainya tertinggi dialah yang akan saya pilih."

Pak Yono berdiri dari bangkunya dan berjalan menuju sebuah rak, Dia mengambil 2 lembar kertas yang berisi soal seleksi."Silahkan kerjakan sekarang" Perintahnya.

Nata dan Vanya mengambil kertas itu, mereka langsung mengerjakan dengan sangat fokus.Mereka berdua sama-sama tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mengikuti olimpiade ini.

Bagi Nata ini adalah tawaran yang bagus dan ini adalah olimpiade pertama yang akan ia jalani selama di sekolah serta ini akan menjadi ajang untuk membuktikan bahwa ia tidak hanya hebat dalam bermain Bola, tetapi juga di bidang akademik.

Sedangkan Bagi Vanya jika ia berhasil mengikuti olimpiade ini akan menjadi olimpiade ke-empat baginya, meskipun begitu olimpiade ini akan tetap penting baginya.

Setelah sekitar 25 menit berkutat dengan soal akhirnya Vanya menyelesaikan soal seleksi duluan.Vanya permisi kepada pak Yono dan pergi keluar meninggalkan Nata yang masih sibuk dengan Soalnya.

"Kamu kenal Vanya, Nat?" Tanya pak Yono.

Nata mengangguk, "Cuma Tau gitu-gitu aja pak." Jawabnya dengan pandangan masih ke soal.

"Kamu tau, kalo 3 kali olimpiade belakangan ini, selalu dia yang wakili?" Nata menggeleng."Kalau kamu bisa menangin seleksi ini, berarti kamu hebat loh Nat."

Nata hamya tersenyum mendengar ucapan gurunya itu.

"Udah ni pak, udah selesai," Ujar Nata memberikan soal yang telah ia selesaikan kepada Pak Yono, "Saya permisi keluar pak."

Pak Yono mengangguk.

****

Setelah selesai dengan seleksi ternyata bel tanda masuk belum juga berbunyi.Vanya memutuskan untuk menuju kantin karena ia belum mengisi perutnya siang ini.

Belum sampai di kantin Vanya melihat Kia dan Choki dengan wajah lebamnya berjalan di belakang Bu Ratih yang terlihat sangat Marah.Ini pada kenapa ya? Pikirnya dalam Hati.

Mata Vanya memperhatikan semua orang untuk mecari dimana sahabatnya yang lain, ia harus segera menanyakan apa yang terjadi.

"Vanya!"

Vanya segera berlari menghampiri sumber suara yang memanggilnya tadi.

"Ada apasih?" Tanya Vanya penasaran, "Kenapa muka Kia sampai lebam Gitu?"Tanyanya lagi.

"Biasa bertinju." Ucap Lila Santai.

"Kita juga nggak tahu jelas apa masalahnya.Kia belum sempat ngejelasin." Ujar Cya sedikit Cemas.

FORSTA°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang