Terluka

189 17 16
                                    

Langsung aje yak..

Harap kalian suka:)
Selamat membaca
><
><
><

><

><
><
><
$$
><
><
><

><

><
><
><
><

"CRAKKKKKK!!!"

"SRETTTTT!!!!"

Kak Angeli's POV
Mangkok kaca itu pecah dan terbelah menjadi 2 bagian, dan mengores tangan kananku. Aku gemetaran, goresan yang dalam. Dengan spontan, aku langsung mencuci lukaku dengan air yang mengalir.

"(Y/N)?" aku menoleh pada orang yang disampingku. Ia hanya diam membatu.
.

(Y/N)'s POV
Mangkok itu seperti membelah tangan kiriku. Kalau di 'slow motion', kalian dapat melihat jelas bagaimana mangkok itu membelah.

Dan itu terasa..

"HAHAHAAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAH!!!!!!!"

"Oi, (Y/N)!! TANGANMU TERLUKA G*BL*K! KETAWA LAGI?" bentak seseorang mengagetkanku.

"E-eh?" Kak Angeli menarik tangan kiriku lalu mencucinya dengan air kran yang mengalir.

Aku melihat ke segala penjuru arah, "Dari tadi kami berdua di dapur?" tanyaku didalam hati.

Aku lalu menatap Kakak, ia terlihat.. syok mungkin. Matanya sudah berkaca-kaca, seperti ingin menangis namun tidak bisa.

Ia membuka mulutnya lebar-lebar, seperti ingin memakanku saja..

"BAPAKKKKKK!!!!!!!!!" dan ia berteriak dengan tidak elitnya. Suaranya bergema di seluruh bagian rumah, sehingga memanggil anggota keluarga yang lain datang.

"Bisa gak sih, satu jam saja kakak tak berteriak? -_-" gumamku.

"Uehehehehe... Gomen, gomen," ia hanya meminta maaf.
.
.
.
.
.

Terdengar derap kaki yang menelusuri rumah itu. Mama, Bapak, dan Bibi tiba di dapur dan segera menghampiri kami.
.

"Yaampun nak.. Darahmu mengalir deras," ucap Mama lalu mengangkat tangan kiriku keatas.

"Oh, Gak pa pa ini.. Kita beri bet*don aja," ujar Ayahku dan mengangkat tangan kanan Ka Angeli keatas.

"M..Maaf Ayah, aku yang m..memecahkannya," tangan kananku mengenggam pecahan mangkok kaca yang tersisa. Aku takut Ayah akan memarahiku. Bagaimanapun, ia sosok yang keras. Maupun anak orang, jika salah tetap salah. Semua sepupuku bahkan takut padanya.
.

"Sudah, tidak apa.. Tenanglah, dan tidak perlu seformal itu," balas Ayah lembut lalu mengusap kepalaku dan Kak Angeli.

Bibiku (Ibunya Ara dan Aru) menghampiri kami dan membawa sekotak tisu. Lalu mengelap darah kami agar tidak terkena lantai. Ntar sepupuku ketakutan liatnya:v

Kami diantar menuju ruang keluarga segera untuk mendapatkan pertolongan pertama.
..

Kak Angeli's POV

Pamanku datang membawa med kit-eh salah, maksudnya kotak obat (P3K):v Diikuti anggota keluarga yang lain.

Mama lalu membalut lukaku, sedangkan kakak sepupuku mengobati (Y/N).


"Kurasa itu perlu dibawa kerumah sakit," saran Mama lalu menyuruh Aru membawa air minum untuk kami berdua.

"Makasih, Ar," ucapku sambil melempar senyum padanya.

Kalian Nyata?!? (SnK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang