"Kami pulang dulu semua." Kata Chacha
"Hati-hati di jalan ketua." Sahut semua anggota Camorra dengan serempak
"Yaudah yuk kita balik." Ucap
*****
Keempat gadis itu masuk ke dalam mobil. Kali ini yang menyetir adalah Lulu. Sedangkan yang lainnya sedang memejamkan mata, berusaha untuk tidur.
Perjalanan mereka awalnya mulus saja. Hingga tiba-tiba Lulu menghentikan laju mobil itu mendadak, membuat ketiga temannya terdorong ke depan.
"Buset! Selow mbak! Gak bisa bawa mobil apa gimana!?" sewot Chaca.
"Jidat gue!" Retta mengeluh sambil menyentuh dahinya.
"Aduh pala gue, Kenapa sih! Baru juga masuk alam mimpi!" gerutu Raina.
Lulu tidak menggubris ocehan ketiga temannya itu. Tatapannya lurus ke depan, tepat di tempat perkelahian yang tidak imbang itu terjadi.
"Itu Lea dan Lisya kan?" tanya Lulu.
Ketiga gadis itu ikut melihat apa yang ada di depannya. "Iya bego!" seru ketiganya.
"Santai kali! Buruan bantuin!" kata Lulu.
Setalah itu mereka berempat turun untuk membantu kedua teman mereka itu.
Lea dan Lisya tampak kewalahan menghadapi mereka dan para preman itu memandang mereka dan ingin menyentuh tubuh mereka.
Chacha melihat salah seorang preman tersebut ingin menyentuh tubuh Lea tetapi dengan segera Chacha menendang preman tersebut hingga dia meringis kesakitan akibat tendangan Chacha.
"Lo gak kenapa-kenapa kan Lea?" Tanya Chacha
"Gue gak papa Cha." Jawab Lea
"Yaudah ayo gue antar lo kemobil." Ujar Chacha
Setelah mengantarkan Lea masuk kedalam mobil Chacha kembali untuk membantu sahabatnya.
Sedangkan Raina menghajar preman yang ingin mencelakai Lisya dan Lulu serta Aeris menghajar preman tersebut tanpa ampun.
"Woi udah gue gak mau mereka mati semudah ini." Ujar Chacha
"Tapi gue pengen bunuh ni orang sekarang juga Cha." Sahut Lulu
"Gue gak mau mereka mati secepat ini, gue maunya mereka mati perlahan." Ujar Chacha
"Terus lo mau bagaimana." Kata Retta
"Ya bawa keruang penyiksaan lah, gue pengen mutilasi nih orang karna udah berani ingin menyentuh teman kita." Ujar Chacha dengan senyum smirknya
"Wah ide bagus tu Cha." Sahut Lulu
Tidak lama kemudian anggota Camorra datang
"Maaf ketua ada apa?." Tanya salah satu anggota
"Bawa mereka keruang penyiksaan." Ujar Raina
"Baik ketua." Ujar anggota tersebut
"Dan ingat jangan ada yang berani nyiksa mereka selain kita berempat, kalian cukup ikat kaki dan tangan mereka dengan rantai." Ujar Chacha
"Baik ketua, kalau begitu kami permisi ketua." Ujar anggota tersebut
"Silahkan." Sahut Retta
Setelah itu mereka menuju kemobil mereka
Didalam hanya ada suara musik yang diputar dalam mobil tersebut. Hingga Retta mengeluarkan suara
"Cha kenapa lo enggak biarin aja anggota kita nyiksa para preman tadi?" Tanya Retta
"Gue pengen nyiksa tu preman pakai tangan gue sendiri , gue pengen denger alunan musik yang mereka buat (suara rintihan kesakitan mereka), dan melihat darah mereka yang keluar karena karya gue." Ujar Chacha dengan tersenyum membayangkan semua yang dikatakannya tadi
"Sadis amat neng." Celetuk Raina
"Yee biarin, sewot amat lu. Kalau kalian enggak mau ya biar gue aja tuh nyiksa mereka semua kan lebih nikmat." Ucap Chacha sambil cengengesan
"Gue juga pengen kali, udah lama gue enggak mutilasi orang." Sahut Lulu
"Yaudah besok pulang kuliah kita langsung cuss kesana. Lo berdua gak mau ikut?" Tanya Chacha
"Ikut, tapi cuma liat kalian aj, gue lagi malas." Sahut Retta
"Kalau gue ikut juga tapi gue enggak pengen ikut ke ruang penyiksaan gue mau latihan aja." Ujar Raina
"Oh oke. Gak sabar gue pengen bermain dengan mainan baru." Ucap Chacha dengan senyum smirknya
"Yee keluar deh jiwa psikopatnya." Celetuk Lulu
"Yee biar aja." Sahut Chacha
"Lo berdua enggak ada luka serius kan?" Tanya Retta kepada Lea dan Lisya yang sejak tadi hanya diam saja karena takut dengan jiwa psikopat teman mereka itu.
"I...y..aa kami gak ada luka serius kok." Ucap Lea dengan gugup karena takut dengan jiwa psikopat temannya
"Kalian gak perlu khawatir, kami gak bakalan lukai kalian. Karena kami bisa membedakan mana teman mana musuh saat jiwa psikopat kami keluar." Ucap Retta
"Iya benar yang dikatakan Retta, jadi jangan takut. Tapi, kalau kalian melakukan sesuatu yang membuat diantara kami berempat sakit hati sedikit saja siap-siap berhadapan dengan gue, biar gue kebiri lo berdua." Ujar Chacha sambil tersenyum tapi dengan senyum smirknya
"Eh udah Cha, lo malah makin buat mereka takut oon." Ucap Lulu
"Yee kan yang gue bilang betul goblok." Ucap Chacha
"Udah berisik gue pengen tidur." Ucap Retta.
Setelah itu hening karena mereka sibuk dengan dunia mereka masing-masing
Setelah Lulu mengantar Lea dan Lisya dan tak lupa pula keempat sahabatnya itu, Lulu langsung menuju kerumahnya untuk tidur.
#Sintya
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR GIRLS
Non-FictionEmpat orang gadis dengan karakter yang berbeda-beda, di persatukan oleh satu kelompok Mafia. Mereka lah pendiri kelompok itu. Kelompok Mafia yang di segani di seluruh dunia Di dalam pertemanan, pasti ada saja permasalahan. Entah itu karena ego, atau...