"Udah berisik gue pengen tidur." Ucap Retta.
Setelah itu hening karena mereka sibuk dengan dunia mereka masing-masing.
Setelah Lulu mengantar Lea dan Lisya dan tak lupa pula keempat sahabatnya itu, Lulu langsung menuju kerumahnya untuk tidur.
*****
Keesokan harinya sepulang kuliah mereka langsung menuju kemarkas sesuai dengan perkataan mereka semalam.
"Aduh kenapa lagi pakai acara macet segala, guekan engga sabar main sama mainan baru gue itu." Ujar Chacha.
"Yee sabar kali neng, namanya juga elo tinggal dikota ya macetlah." Kata Lulu.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam akhirnya mereka sampai dimarkas dengan keadaan lelah akibat terlalu lama terjebak macet.
"Hufftt gue istirahat aja deh dulu baru latihan." Ujar Raina.
"Ehh jangan langsung tidur dong, kita makan siang dulu." Sahut Lulu.
"Ya mending kita makan siang dulu dari pada nanti sakit kan lagian juga engga baik kalau lo tidur siang tanpa makan." Kata Chacha.
"Yaudah ayo Rai makan dulu entar lo sakit." Ujar Retta.
"Yaudah ayo deh." Kata Raina.
Setelah selesai makan siang mereka pamit kepada semua anggota yang ada di meja makan.
"Gue duluan ya kekamar, capek banget nih." Kata Raina.
"Yaudah sana lo istirahat sumpek gue liat muka lo." Ujar Chacha.
"Ehh busetdah lo, kampret emang." Kata Raina dengan kesal.
"Lo mau langsung kekamar Ret?" Tanya Lulu.
"Enggak deh, gue pengen jalan-jalan disekitar markas aja." Jawab Retta.
"Nah kalau lo mau kemana Cha?" Tanya Lulu.
"Gue langsung keruang penyiksaanlah, kalau lo Lu?" Tanya Chacha.
"Gue ikut lo aja lah, lagian kalau habis nyiksa tuh orang pasti langsung seger nih badan." Ujar Lulu.
"Yaudah yuk capcuss, gue udah gak sabar nih." Kata Chacha dengan semangat.
"Yaudah ayo Cha." Ujar Lulu tak kalah semangat.
Setelah itu mereka langsung menuju keruang penyiksaan yang dijaga ketat oleh anggota Camorra.
"Siang ketua." Kata salah satu anggota mewakili semua yang ada diruang ini.
"Siang, bagaimana apakah mereka semua sudah kalian siapkan untuk mainan kami?" Tanya Chacha.
"Sudah ketua, mereka sudah kami siapkan dengan baik." Jawab anggota tersebut.
"Kerja yang bagus." Kata Chacha
"Ayo kita masuk Ave." Kata Retta
"Ayo Si." Ujar Chacha
Setelah sampai diruangan penyiksaan mereka melihat para pereman itu sudah diikat tangan dan kakinya masing-masing diantara tiang ketiang.
"Merekakan ada 6 orang nih Si jadi kita bagi dua aja, mainan lo 3 orang itu, dan mainan gue 3 orang ini." Ujar Chacha
"Oke, wiss tapi lo dapat yang banyak dagingnya tuh Ave 2 orang , masak gue dapat yang kurang berisi gini sih semuanya." Ujar Lulu tidak terima
"Oh oke, kalau gitu lo pilih aja mau yg mana diantara 2 orang ini biar gue pilih juga punya lo 1 dari mereka bertiga." Usul Chacha
"Oke, gue pilih dia aja nih Ave, lo pilih yang mana?" Tanya Lulu
"Gue dia aja." Kata Chacha
"Oke, hey kalian ganti posisi mereka dia disana dan dia kemari biar enggak ribet." Kata Lulu
"Baik ketua." Ujar anggota tersebut
Mereka (Lulu dan Chacha) menunggu mainan mereka tersebut dipindahkan posisinya agar mereka lebih enak menyiksanya.
"Sudah ketua." Ujar anggota tersebut
"Oke kalian boleh menunggu diluar, kami tidak ingin diganggu." Kata Chacha
"Siap ketua." Ujar anggota tersebut.
"Let's play Lulu." Ujar Chacha dengan semangat
"Let's play." Sahut Lulu tak kalah semangat
"Bentar deh Lu sebelum kita bermain ada baiknya kita buka topeng dan jubah ini, gue pengen bermain dengan leluasa dan juga gue pengen mereka liat wajah cantik gue ini sebelum is dead." Kata Chacha
"Oh oke, gue juga deh. Tapi sebelum itu ada baiknya kita kunci dulu pintunya biar anggota tidak sembarangan masuk." Sahut Lulu
"Oke udah gue tutup." Ujar Chacha
Setelah itu mereka melepas topeng dan jubah mereka, para preman yang melihat wajah asli mereka terkejut sebab mereka tau siapa kedua gadis yang ada didepan mereka adalah anak dari pengusaha sukses di dunia.
#Sintya
KAMU SEDANG MEMBACA
FOUR GIRLS
Non-FictionEmpat orang gadis dengan karakter yang berbeda-beda, di persatukan oleh satu kelompok Mafia. Mereka lah pendiri kelompok itu. Kelompok Mafia yang di segani di seluruh dunia Di dalam pertemanan, pasti ada saja permasalahan. Entah itu karena ego, atau...