TIDAK di sukai oleh orang-orang hanya karena fisik yang tidak sempurna membuat Taeyong menjadi lelaki yang tertutup. Bersembunyi di balik hoodie besarnya setiap detik. Sama sekali tidak membiarkan orang-orang melihat luka besar yang memenuhi sebagian wajahnya.
Luka yang ia dapatkan sejak kecil, di mana wajahnya tersiram air keras saat Ibu dan Ayahnya bertengkar. Kala itu usia Taeyong baru menginjak tahun ke tujuh. Rasanya benar-benar panas, sakit serta mengerikan. Bahkan mata kiri Taeyong hampir di nyatakan buta, namun ternyata dokter masih bisa menyembuhkan mata kirinya.
Setiap tahun di sekolah terasa berat bagi Taeyong. Ia mendapatkan berbagai cacian serta makian; tidak jarang beberapa orang melemparkan sisa makanan tepat ke arahnya. Tapi mau bagaimana lagi, memangnya apa yang bisa Taeyong lakukan?
Menghela nafas dalam; Taeyong kembali melanjutkan apa yang ia gambar di dalam sketchbook miliknya. Sesekali iris hitam kelamnya menatap sosok tinggi yang kini sedang memasukan bola basket ke dalam ring; Taeyong tersenyum kecil kala lelaki tinggi yang ia sukai sejak tahun pertama nya di universitas tertawa senang.
Tidak ada salahnya jika ia menyukai seseorang kan? Setiap manusia berhak jatuh cinta. Meskipun Taeyong tahu ia sama sekali tidak pantas. Memangnya apa yang bisa ia harapkan? Wajah buruk rupa nya hanya akan membuat orang yang di sukainya memuntahkan makan siang karena rasa jijik.
"WOW!"
Tangan Taeyong begerak dengan cepat untuk menutup sketchbook ketika mendengar seseorang berteriak tepat di belakang tubuhnya.
"JOHN LIHAT APA YANG SI BURUK RUPA INI GAMBAR! WAJAHMU!" teriak lelaki yang berdiri di belakang Taeyong seraya tertawa kencang; lalu menarik buku itu dari dekapan si lelaki mungil.
"J-jangan!"
"Berikan padaku!" si lelaki berkulit tan yang memiliki tinggi jauh di atas Taeyong berhasil merebut buku gambar yang Taeyong jaga dengan sepenuh hati.
Lelaki tinggi yang berada di tengah lapangan basketㅡJohnny, mengerenyit bingung. Ia menghampiri Mingyu yang kini terlihat sedang menggoda mahasiswa dari kelas ekonomi.
"Ada apa?"
"Whoa this's crazy dude!" Minggu memperlihatkan sketchbook milik Taeyong kepada Johnny, "hanya ada gambarmu di dalam sini! Sial, si buruk rupa ini sangat freak!"
Tubuh Taeyong bergetar ketakutan; rasa malu memenuhi hati dan kepala. Ia tidak menyangka bahwa aksinya akan tertangkap basah seperti itu! Yang bisa Taeyong lalukan saat ini hanyalah mendundukan kepala. Ia tidak sanggup melihat reaksi Johnny; lelaki yang di sukainya.
"Oh God," Johnny menghela nafas dalam. "Kau harusnya sadar diri Lee, tidak mungkin aku yang sempurna mau bersanding denganmu. Paham?"
Mendengar itu Mingyu tertawa kencang; begitu juga dengan sebagian anak basket yang berada di dekat sana.
Rasanya, hati Taeyong seperti di tikam oleh ribuan pisau ketika Johnny berbicara seperti itu. Taeyong tahu ia tidak pantas, tapi bisakah Johnny tidak mempermalukan dirinya di hadapan sebagian anak basket?
"Hey! Apa yang kalian lakukan?!" salah satu anak basket yang melihat keributan mendekati Johnny, Mingyu dan Taeyong. Lalu menarik sketchbook dari tangan Mingyu.
"Dude! Kau tidak asik! Kami sedang membuat perhitungan bagi si buruk ruㅡ"
"Watch your mouth," potong si lelaki yang membela Taeyong dengan geraman rendah, ia memberikan sketchbook tersebut kepada Taeyong sebelum menatap Mingyu dan Johnny secara bergantian. "Kalian berdua sudah besar, apa tidak pernah di ajari untuk menghargai orang lain? Jangan menganggu seseorang yang memiliki kekurangan. Karena setiap orang di lahirkan dengan kekurangan serta kelebihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be There For You •Jaeyong• ✔
Nouvelles[One Shoot] [Special for Taeyong birthday] I'll be there for you, this five words i swear to you. When you breathe, i wanna be the air for you. •BXB || YAOI || GAY || HOMO •Jaehyun x Taeyong •Don't read if you don't like, dude!