Ketika semua orang mejauh dari takdir kehidupan, aku hanya ingin mendapatkan secercah harapan.
__________________________________________________
+
"Aku terlambat" runtuk seorang gadis berambut sebahu itu"Mana busnya, apa aku tertinggal?" Tanyanya pada diri sendiri
Keresahan terlihat dari wajah kecil itu. Mata bulat yang tak lepas dari jalur busway, tubuh yang tak berhenti bergerak membuat dirinya terlihat lucu
Wajah yang tadinya resah berubah menjadi berbinar ketika melihat bus datang. Baru saja duduk matanya menatap nenek nenek yang berdiri tanpa keseimbangan
"Nek silahkan duduk" katanya dengan sopan
"Ah.. kau tidak mau duduk?"
"Tidak. Nenek saja" Chaca menuntun nenek itu sampai tempat duduk yang tadinya ia duduki
Chaca clarissa namanya, gadis 18 tahun yang hidup di panti asuhan sejak 5 tahun karena kedua orang tuanya meninggalkannya disana sampai sekarang. Tak banyak yang menyenangkan dikehidupannya, yang pernah dia rasakan hanya mengurus adik panti, belajar, memasak, dan bekerja. Karena kerja kerasnya belajar kini dia bisa mendapatkan beasiswa di kampus swasta elit, melihat mimpinya menjadi ahli gizi membuatnya semangat
"Terimakasih ya nak... Namamu siapa?" Tanya nenek didepannya membuat lamunannya buyar
"Chaca nek" jawab Chaca dengan senyum
"Panggil aku oma, aku belum pernah dipangil nenek sebelumnya" oma berkata sambil terkekeh
"Iya emm o ma" jawab Chaca dengan gugup
Oma tersenyum melihat tingkah gadis yang berdiri didepannya, hingga suara ponsel membuat dirinya mengalihkan perhatian
"Ada apa?"
"......"
"Kau bisa melihat di GPS yang kau pasang di hp oma"
"......."
"Kau memang sudah gila, jangan meracau tak jelas. Aku akan turun, jemput."
"Anak itu benar benar" oma memasukan hpnya dan langsung berdiri
"Oma akan turun sekarang?" Tanya Chaca yanga da didepannya
"Iya ca"
"PAK BERHENTI!" Chaca berteriak keras agar supir berhenti
"Terimakasih sekali lagi Chaca, semoga kita bertemu laga sayang" oma berjalan pelan menuju pintu keluar
"Iya oma, hati hati ya" Chaca melambaikan tangan
_____
-
"Apa yang oma lakukan? kenapa naik bus, oma bisa menghubungiku sehabis belanja aku akan menjemput" pria 22 tahun itu menatap nyalang"Kurang ajar, kau marah padaku?" Oma balik menatap dengan berkacak pinggang
"Bukan begitu, jam segini pasti bus sangat ramai jika oma tidak bisa duduk lutut oma akan sakit" kini ucapannya melembut
"Oma orang baik Exs jadi pasti bertemu orang baik yang mau membantu oma" ucap oma denga bangga
Rexsi Anderson cukup dingin dan kasar jangan lupa sikap dominan dalam segala hal, kekalahan adalah akhir dari hidup dan tak akan ada di rumus kehidupannya.
Kekayaan dan ketampanan dari ayahnya adalah keberuntungan untuk Exs tapi jauh dari itu semua tak seindah kenyataan
"Oma jangan buka makanan itu dimobilku, makanan dari luar membawa banyak kuman! Oma tidak mengerti?" Tatapan jijik Exs mengarah pada bungkus makanan itu
"Aku yang memakan kenapa kau yang masalah? Lagian aku tak akan menjatuhkan kemobilmu" oma menjawab tak mau kalah dengan pernyataan cucunya
"Tapi tetap saja itu menjijikan, ahhh... Tubuhku gatal semua!! Pasti dalam bus itu banyak sekali debu,kuman, kotoran. Astaga aku tidak kuat membayangkan" racau Exs setelah mobil berhenti karena tubuhnya bereaksi berlebihan
"Sudahlah oma berjalan saja, rumahku sudah dekat. Kau pulanglah dan mandi" oma turun, mengerti dengan keadaan cucunya ketika phobianya kambuh
Exs memiliki phobia dengan hal yang kotor ketika ada kotoran didepan matanya dan memikirkan tentang hal menjijikan tubuhnya akan penuh ruam merah dan sulit bernafas. Tak banyak orang yang tau tentang hal itu hanya omanya sahabat sekertaris dan pembantu dirumahnya
"Argh... Menyebalkan" Exs menatap cermin di walk in closet terlihat tubuhnya penuh ruam.
"Aku akan berangkat kekampus sepeti ini" tanyanya dengan diri sendiri
_____
-
"Ey Exs.. ada apa dengan bajumu itu, di cuaca seperti ini?" Tawa Sam hampir meledak jika mulutnya tak ditampar Roby"Diam"Tatapan Rexsi yang makin tak bersahabat tidak membuat kedua Sahabatnya takut
"Apa bereaksi lagi? Hingga musim panas pun kau mengunakan mantel tebal?" Tanya Roby, Roby yang sikapnya tak jauh dari Rexsi langsung mengerti dengan keadaan temannya, walaupun perbedaannya sedikit jelas Rexsi yang kasar dan dominan Roby yang baik dan friendly dengan siapa saja
"Atau mungkin ulah jalangmu, mereka membuat tubuhmu berwarna semua? Hahaha" tawa Sam akhirnya lepas, Exs yang ingin memukul Sam pun tertahan karena Roby
"Dia makin menjadi Rob, dan jauhkan tangan mu iki" Rexsi berkata antara marah dan jijik
"Kau tau dia Exs, biarkan"
Antara ketiganya sama sekali tidak ada persamaan, selalu Sam membuat masalah Rexsi mudah tersulut dan Roby yang selalu menengahi tapi semua itu tak membuat masalah bagi ketiganya. Mereka sudah dari taman kanak kanak bersahabat, mungkin karena orang tua mereka juga berteman membuat mereka makin lengket saja
Rexsi menatap jengah kedua sahabatnya, selalu saja begini fikirnya
"Aku kekelas" Rexsi berjalan mendahului Sam dan Roby dengan menatap hp yang dibawanya
Tiba tiba
Bruk
Aww
"Maaf, saya terburu buru" tanpa menatap lawan bicaranya gadis itu berlari
"HEI KEMBALI!" Teriakan keras Rexsi tak membuat sang gadis itu melihat kebelakang lagi
Menjijikan sekali astaga, apa ini? Dia meninggalkan kuman di bajuku. Lumpur apa ini lumpur? LUMPUR? Bagaimana, bagaimana membersihkan ini? Ahhh tubuhku gatal, bagaimana ini? Aku harus berdiri tapi bagaimana? Aku akan menyentuh tanah. Tidak tidak
"Astaga Exs kenapa kau bisa jatuh, ayo cepat bangun" Tangan Sam terulur
Menatap sekilas kedua temannya mereka yang saat ini bisa membantuku ucap Rexsi dalam dirinya
Dengan ragu dia menyentuh tangan Sam, segera berdiri dan berlari menuju kamar mandi, Roby dan Sam pun mengikutinya
"Bagaimana Exs?"tanya Roby khawatir
"Apa perlu kuambilkan pakaianmu?"Sam ikut berucap
"Ambilkan tampa menyentuh apapun, bersihkan tubuhmu sebelum masuk ruanganku" Rexsi kini tengah sibuk membersihkan tubuhnya
"Keadaan darurat pun kau tak berubah sama sekali" desis Sam lalu menendang kamar mandi khusus milik Rexsi itu
Memang kampus itu sudah dibeli Rexsi ketika dia akan sekolag disana, semua yang dia perlukan pun dia membangunnya dari kelas pribadi, ruang pribadi, kamar mandi pribadi. Kebersihan makin diterapkan dikampus elit itu karena Rexsi yang tak tahan dengan sampah
Ruangan, kelas, kamar mandi memang sahabatnya boleh menempatinya tapi tidak boleh membawa kotoran dan meningalkan kotoran dimanapun
"Bagaiman Exs sudah selesai" Roby dan Sam yang telah menunggu lebih dari 1 jam di depan kamar mandi akhirnya membuka suara
"Akan kubuat perhitungan pada gadis gila itu" Rexsi mendekam boneka monyet yang diperutnya ada inisial R
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSIC ROMANTIC
RomanceKetika masa lalu sekarang dan kedepanku tentang mumu, kenapa tuhan sangat sulit menyatukan diriku dan dirimu ~EXS __________________ Terlihat sempurna dimata semua orang tidak membuat Rexsi menghilangkan masa masa kelam dalam hidupnya. Kehilangan k...