Bentakan

15 3 0
                                    

"Agammmmmmm" teriak fanny di lorong koridor depan perpustakaan.

Namun cowo itu tetap berjalan dengan langkah gagahnya yang secara tidak langsung membuat cewe yang dekat dengannya terpesona dengan gaya coolnya.

"Agam berhenti!" Teriak fanny kembali

"Aku perlu ngomong sama kamu gam" kata fanny setelah sampai mensejajari langkah agam.

"Agam aku mohon" kata fanny sekali lagi dengan wajah yang sangat sangat memelas.

Namun lagi lagi cowo itu hanya melirik fanny dengan ujung matanya, sehingga fanny tidak tau jika agam meliriknya.

"Gue sibuk!" Seru agam lalu meninggalkan fanny di depan koridor

Mata semua orang yang ada di dekat fanny menatap fanny dengan berbagai macam arti tatapan mereka. Ada yang merasakan kasian kepada fanny, ada yang merasa jijik, merasa iri, dan parah lagi ada yang jelas jelas menatap fanny tak suka.

"Apa kalian? Mau ngrebut agam dari aku? Agam pacar aku ya! Jangan coba coba kalian.

Semua hanya diam. Tak mau mencampuri masalah antara agam dan fanny. Mereka tau hubungan antara fanny dan agam. Dulu sebelum ini, fanny dan agam termasuk pasangan gols. Satu kata buat mereka yaitu sempurna.

Agam? Dia ganteng, keren, tinggi, penyabar, pinter. Siapa yang ngga baper deh pengen jadi pasangannya agam. Cowo dengan segala kesabarannnya. Satu lagi, agam orangnya humoris but dia hanya menunjukannya kepada fanny dan temen deket dia. Dengan mudahnya agam bisa membuat teman di sekitarnya tertawa. Dan jangan tanyakan jika agam ketawa ataupun tersenyum. Itu menjadi nilai plus plus untuk ketampanan agam. Justru agam berubah menjadi seorang yang manis karena agam mempunyai lesung pipi di sebelah kiri.

Fanny? Cewek cantik, cerewet, kekenak kanakan. Beda dengan agam. Fanny tersenyum ke semua orang. Bukan ke agam atau ke teman dekatnya saja. Fanny juga tergolong pintar. Bahkan dia selalu kejar-kejaran nilai dengan agam. 

"Hei fan". Sapa seseorang ketika fanny mau mulai mengejar agam lagi

"Apa?" Tanya fanny dengan rasa dongkol.

"Gue mau ngomong sama lo". Ajak bagas sambil memegang tangan fanny.

"Aku ngga mau. Lepasin gas. Aku ndak mau nambah masalah lagi kalo kamu deket deket sama aku". Kata fanny dengan was was jika ketahuan dengan agam.

Yap agam memang sudah meninggalkan fanny di koridor. Tapi siapa sangka jika dia berhenti di sebelah toilet. Dan agam melihat interaksi antara fanny dan bagas.

Kepalan di tangan agam semakin kuat. Tak tahan rasanya melihat fanny dan bagas.

"Dasar cewek sama aja. Bahkan gue masih di depannya. Sekarang udah sama cowok lain". Desis agam lalu berjalan kembali menuju kelasnya.

"Eh gam napa muka lo pagi pagi udah asem aja". Tanya teman agam bernama rio.

"Elah yo lo kok ngga paham sih sama si agam. Cemburu buta. Biasalah". Ejek temen agam tak lain adalah rama.

"Diem bocah. Liat tuh muka agam lagi nahan marah. Lo mau jadi sasarannya?" Tanya rio kepada rama yang sudah sadar akan kemarahan agam.

"Peace bang agam. Dede cuma bercanda." Mohon rama dengan muka melas plus gaya alaynya.

"Hm" gumam agam lalu duduk dibangku kesayanganya yaitu di depan meja guru. Maklum orang pintar

Baru saja agam duduk lalu menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangannya di atas meja, sudah keganggu dengan suara fanny kembali

"Morning everybody". Teriak fanny dengan senyuman yang sungguh manis.

"Morning babe". Jawab rio mendekati fanny lalu merangkul pundak fanny

"His minggir tangan kamu yo. Risih tau". Jawab fanny risih lalu menyingkirkan tangan rio dari pundaknya.

"Maap maap banget ya guys. Fanny itu pacarnya agam. So ngga ada lagi kesempatan buat cowok lain masuk ke hati fanny. Bahkan hati dalam pikiran aja big no". Ucap fanny langsung berlalu dari ambang pintu kelas agam.

"Agam". Bisik fanny di sebelah telinga agam

Tak ada sautan apapun dari agam. Fanny tau agam tidak tidur. Tak mungkin sepagi ini agam sudah tidur di dalam kelas.

"Aku mau jelasin gam". Ujar fanny lalu duduk di bangku adam yang notaben nya berada di sebelah agam.

"Kamu jangan marah ya. Tadi bagas nyapa aku. Mau ngomong sesuatu tapi aku ngga mau ntar kamu cemburu sama bagas. Demi apapun aku ngga ada apa apa sama bagas gam." Cicit fanny menjelaskan takut jika agam tambah marah lagi dengan fanny.

Teetttttttttt*****

Tanda jika pembelajaran di mulai.

"Agam aku". Kata fanny belum selesai

"Pergi". Bentak agam yang telah menatap fanny dengan tatapan yang sangat tajam.

"Tapi"

"Lo budek? Udah bel! Sehari aja ngga usah nganggu hidup gue. Gue muak liat muka lo!"

Deg. Apa kata agam? Muak? Apakah agam bosan dengan fanny? Itu menjadi tanda tanya besar.

Sakit. Itu yang dirasakan oleh fanny sekarang. Bentakan seorang agam. Bahkan temen sekelasnya menjadi saksi agam telah membentak fanny. Wel biasanya agam hanya diam jika diganggu oleh fanny. Namun ini tidak.

Mata fanny telah berkaca kaca namun fanny bersikeras agar tidak pernah menampakkan kelemahan dia di depan agam. Sampai kapanpun

"Maaf"

Hanya itu kata kata yang dapat diucapkan fanny. Itu aja dengan suara parau pertanda menahan derai mata yang akan keluar.

Setelah itu fanny pergi meninggalkan agam.

"Sabar fan. Agam lagi emosi". Kata adam kepada fanny

Fanny tau itu hanya kalimat penguat dari temen agam.
Tak perlu membalas ucapan adam, fanny berlari meninggalkan kelasnya agam.

Kaki fanny tidak melangkah ke arah kelasnya. Namun dia berlari ke arah taman belakang sekolah. Yap taman itu memang sepi. Fanny tak ada niatan untuk ke kelasnya. Karena perasaan yang campur aduk saat ini antara marah, kecewa, sedih jadi satu.

Tes tes

Dengan derasnya air mata fanny turun, tanpa seizin fanny. Entahlah mungkin menangis yang bisa menjadi obat penawar kesedihannya.

Dulu, saat fanny sedang sedih pasti ada agam yang selalu menghibur fanny. Tapi sekarang? Sudah terbalik bahkan sebab kesedihan fanny adalah agam. Tak ada yang tau jika takdir fanny seperti ini sekarang.

"Bahkan tak ada kesempatan buat aku untuk jelasin semua ke kamu gam" ucap lirih fanny

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang