Lalu saat itu pertemuan ku dengannya seolah memutar ulang cerita masa lalu seperti kaset usang bergambar hitam putih, kisah itu mengingatkanku kembali pada sosok yang selalu ada di dalam hati, sosok yang dari dulu selalu berhasil menggetarkan jiwa.
Aku sudah mengetahui kata "cinta", namun saat aku melihatnya tiba-tiba aku mengetahui maknanya.
Tidak terasa sudah hampir 9 tahun lamanya tapi sosok itu tidaklah berubah sedikitpun seperti perasaan terpendam ini padanya.
Awalnya sedikit ragu dan agak canggung karena ini pertemuan pertama setelah beberapa tahun lamanya, namun seiring waktu memandangi wajah dan senyum itu.
Ternyata, senyum itu masih sama bukan senyum karena terpaksa melainkan senyum tulus yang jelas ditujukan padaku, ah sungguh hati ini tiba-tiba kembali bergetar, seperti saat pertama kita bertemu dulu.
Dia selalu berhasil membuatku jatuh, bukan sekali bahkan berkali-kali.
Jatuh ke dalam lubang penuh angan dan harapan.
Aku tidak seperti Qays yang menjadi Majnun karena Layla, atau Jack yang mati karena Rose, atau Romeo yang bunuh diri karena Juliet.
Aku hanya laki-laki biasa yang ingin berusaha untuk menghadirkan bahagia dalam hidupnya dan menorehkan senyum di wajahnya.
Yah mungkin aku sedikit gila seperti Joker yang rela melakukan apapun demi membuatnya tertawa.
Semengerikan apapun diriku, mulai sekarang aku akan berusaha menjaganya dan melakukan yang terbaik untuknya.
Dari jauh.