Dari jauh, lebih tepatnya sekitar 10 meter jarak aku selalu memperhatikannya dulu.
Selalu memperhatikannya seperti seorang penguntit tolol yang bahkan tidak berani bertatapan muka dengannya, namun semua itu berubah saat tiba-tiba dia menghampiri dan dengan senyum itu dia mengajaku bicara.
Rasa takut akan penolakan tiba-tiba sirna, ternyata bukan wajahnya saja yang indah begitupun dengan kepribadian dan hatinya, sungguh teramat sangat indah.
Namun tetap meskipun jarak kita dekat aku masih selalu menjadi bayangan, dunia yang dia ciptakan begitu ramai dan menyenangkan, aku takut bila aku masuk dunia itu akan terkontaminasi oleh kehadiranku, tak apa begini lebih baik untukku karena dengan melihatnya tersenyum saja itu sudah lebih dari cukup.
Mungkin aku sudah gila, ya memang aku gila, ah tunggu aku tidak gila tapi aku tergila-gila terhadap sosok fana yang indah itu, beginilah aku, kegilaanku dan cara gilaku mengaguminya.