Prolog

43 5 4
                                    


Di suatu tempat yang tidak di ketahui ada sebuah legenda, legenda tentang seorang anak laki laki dan sebuah pohon magis. Konon sang pohon magis dapat mengabulkan semua keinginanmu.

Semua itu berawal dari seorang anak laki-laki. Ia masih kecil dan polos. Anak itu menemukan sebuah pohon yang sangat besar.

Daunnya bercahaya dan seluruh tumbuhan disekelilingnya tumbuh subur. Saat melihat anak kecil itu, sang pohon berkata,                                "Salam, anak manusia. Apa yang telah membuatmu datang kemari?" tanya sang pohon.

"Hmm... entahlah. Aku hanya mengikuti kakiku dan aku sudah disini." kata anak itu polos.

"Aku adalah pohon ajaib yang bisa mengabulkan semua keinginanmu. Apa yang paling kamu inginkan di dunia ini? Harta? Kekuasaan? Kekuatan? Semuanya bisa kuberikan padamu, jadi apa yang kau inginkan anak kecil?"

Anak itu pun menjawab,
"Aku ingin supaya engkau menjadi temanku."

Sang pohon sangat terkejut mendegar kata - kata dari anak kecil tersebut lalu bertanya lagi,
"Apakah itu sungguh yang kau inginkan? Apakah engkau tidak menginginkan kekuasaan? Harta? Kekuatan?"

Anak kecil itu menjawab dengan santai, "Tidak. Jadilah temanku, wahai pohon. Itu sudah cukup."

Pohon itu pun menjawab,
"Baiklah jika itu yang kau inginkan."

Tahun demi tahun telah berlalu, anak kecil itu masih berteman dengan pohon itu.

Setiap hari ia mengunjungi pohon itu dan berbincang-bincang.

Dan sekarang anak itu pun sudah menjadi tua. Ia tahu bahwa waktunya sudah dekat. Sebelum ajalnya ia pergi ke pohon itu dan memohon kepada sahabatnya,
"Hey untuk terakhir kalinya maukah kau mengabulkan permohonanku, sahabatku?"

Pohon itu sangat terkejut lalu berkata, "Jangan bilang ini permohonan terakhirmu!"

"Aku hanyalah manusia, sahabatku. Umurku terbatas. Waktuku telah datang, dan aku ingin permohonan terakhirku ini kau kabulkan." kata kakek itu lirih.

"Akan kulakukan apa saja yang engkau minta."

Sang kakek pun bicara dengan pelan, "Ubahlah jiwaku menjadi tujuh Orb yang dapat berubah menjadi senjata, karena aku bisa merasakan hal buruk akan terjadi..." kakek itu terbatuk-batuk.

Sang pohon pun merasa sedih dan berusaha menghentikannya.

"Tapi... Jika aku menggunakan jiwamu engkau akan lenyap... Aku tidak ingin kau pergi sahabatku..."

Sang kakek membalas, "Engkau...sudah berjanji untuk mengabulkan apa yang kuinginkan jadi ubahlah jiwaku... Menjadi... Ketujuh... Orb... Itu..."
Sang kakek pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Hari itu, hujan turun deras... Nampaknya hujan menggantikan sang pohon menangis. Sang pohon menepati janjinya untuk mengubah jiwa sang kakek menjadi tujuh Orb dan sang pohon juga mengorbankan sedikit bagian tubuhnya untuk membuat ke tujuh Orb tersebut.
Akarnya yang kuat dijadikannya pedang yang tajam, batangnya yang kokoh menjadi kapak yang kuat, cabang dan daun pohon itu menjadi busur dan anak panahnya, kelopak bunganya menjadi lembaran-lembaran buku magis, dahannya yang ringan menjadi tombak yang tajam, serat pohon itu menjadi pelindung tangan yang kokoh, rantingnya yang tajam menjadi belati yang tajam dan kuat. Sebelum tersebar ke seluruh dunia, sang pohon pun berpesan,

"Pelindung akan melindungi, tombak dan kapak meluruskan, belati dan buku membantu, dan pedang yang mengarahkan. Saat semua itu selesai, maka permintaan kalian akan dikabulkan."

Ketujuh Orb itu tersebar ke penjuru dunia dan dipakai selama zaman peperangan untuk hal yang tidak baik. Para penggunanya terlalu tamak dan tidak mau bekerja sama satu dengan yang lain. Sehingga, Orb itu kembali tersebar dan menghilang.

Waktu tetap berjalan, zaman telah berganti. tujuh remaja telah menemukan Orb yang hilang dan menjadi pengguna Orb itu.

Mereka disebut...

The Orb's Keeper.

The Orb's KeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang