--rumit-- chapter 5 ✅

1.6K 239 15
                                    

Maaf yg tdi gue unpublish karna kayaknya tulisannya eror.....

3 hari absen dari sekolah bukanlah hal yang bagus, apalagi untuk seorang wooseok yang terkenal disiplin. Terbukti dari banyaknya catatan yang harus ia rekap untuk dirinya, belum lagi menyelesaikan tugas-tugas yang ia lewatkan dan langsung mengartarkannya ke guru mata pelajaran masing-masing.

Hari itu wooseok super sibuk, bahkan ia tak sempat untuk pergi ke kantin saat jam istirahat, salahkan dirinya yang terlalu kompetetif dalam pelajaran dan tak ingin ketinggalan dari teman-temannya.

"sudah makan?" seseorang bertanya pada wooseok yang masih sibuk menyalin catatan yang ia pinjam dari sihoon.

Wooseok menoleh melihat siapa yang bertanya.
Ternyata seobin, yang sudah duduk di sampingnya.

"belum" jawab wooseok acuh, melanjutkan kegiatan mencatatnya.

Seobin merampas pena di tangan wooseok.

"kembalikan, aku masih harus mencatat seobin" rengek wooseok berusaha meraih pena yang di ambil seobin.

Seobin semakin menjaukan pena itu dari jangkauan wooseok, ia menyentil pelan dahi pemuda yang ada di depannya itu yang masih berusaha mengambil pena di tangannya.

"aku tau kau sedang belajar, tapi ingat kau baru saja sehat, kau harus menjaga pola makanmu yoon wooseok" seobin menasehati wooseok.

Wooseok mendengus, memalingkan wajahnya dari seobin "namaku kim wooseok, bukan yoon wooseok. enak saja merubah nama orang sembarangan"omelnya pelan tapi masih bisa di dengar seobin.

Seobin tersenyum, melihat wajah wooseok yang sedikit meronah.

Seobin mencubit pipi wooseok gemas.
"jangan marah. mau makan apa? Nanti kubawakan" bujuk seobin.

Wooseok berbalik menatap seobin yang sekarang sedang tersenyum padanya.

"aku mau roti dan su--"

"susu coklat?" potong seobin, langsung menyerahkan bungkus plastik yang ia taru di kursi belakangnya.

Wooseok membuka bungkus plastik tersebut menemukan beberapa potong roti dan 2 kotak susu coklat kesukaannya.
"kau sudah membelinya?" tanyanya dengan wajah berbinar.

Seobin membelai puncak kepala wooseok.
"umm, aku tau kau belum makan jadi tadi saat di kantin aku membelinya untukmu"

"lalu kenapa masih bertanya aku mau makan apa?" tanya wooseok sambil membuka bungkus roti dan memakannya.

"hanya memastikan saja, siapa tau kau mau makan sesuatu yang lain" jawab seobin. Tanganya bergerak membuka kotak susu dengan sedotan dan menyerahkan pada wooseok yang langsung di terima wooseok.

"gomawo" wooseok mengembangkan senyumnya.

Seobin gemas melihat wajah wooseok yang begitu bahagia hanya karna dibawakan roti dan susu. Ia mencubit pipi wooseok yang sedang makan.

"makan yang banyak" katanya.

Wooseok mengangguk kecil, dengan roti yang memehuni tempat di pipinya membuat pemuda itu nampak begitu manis.

Seobin tak bisa menyembunyikan senyumnya, untuk kesekian kalinya ia kembali jatuh cinta pada pesona seorang kim wooseok.

.
.
.

Yohan tak berhenti meneguk cola sedari tadi, ini sudah kaleng ke 4 yang dia minum namun pemuda itu masih tak memiliki niat untuk berhenti minum.

Yohan patah hati, rasanya sungguh menyesakan mengingat kenangan hari itu saat ia memergoki jinhyuk bersama hyungnya. Kalau bisa yohan ingin pura-pura amnesia saja kalau seperti ini, ia bahkan tak bisa bertatap muka langsung dengan jinhyuk saat bertemu di depan apartemen kemarin.

Yohan memutar kaleng cola di tangannya, beberapa penghuni kelas menatapnya heran. Yohan nampak seperti pemabuk yang tidak mendapatkan soju dan berakhir dengan menghabiskan cola berkaleng-kaleng.

"aaaaaaaaaakhh" yohan berteriak frustasi mengacak rambutnya. Memancing tatapan tidak suka dari beberapa penghuni kelasnya yang merasa terganggu dengan teriakan yohan.

"kenapa harus sesakit ini...." lirihnya menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

Yuvin yang dari tadi memperhatikan teman sebangkunya hanya bisa menggeleng prihatin, yohan terlihat begitu kacau beberapa hari ini, ia bahkan sering sekali melamun.

"masih galau?" tanya yuvin.

Yohan berbalik menatap yuvin dengan pandangan yang seolah berbicara

'menurutmu?'.

"kau terlihat seperti orang putus cinta saja" ucap yuvin.

"MEMANG!" teriak yohan tepat di depan muka yuvin.
Membuat pemuda itu terkaget, suara yohan tidak main-main besarnya pantas saja orang-orang di kelas dari tadi menatap tidak suka ke yohan.

"kenapa harus berakhir seperti ini sih cinta pertamaku" lirihnya.

"kan sudah ku bilang lebih baik kau mencintaiku saja" sambung yuvin tanpa beban.

Yohan melempar tatapan sinis ke arah yuvin, "kau kira mencintai semudah itu"  kemudian ia melempar kaleng kosong ke yuvin.

Yuvin refleks menangkap kaleng yang di lempar oleh yohan.

"apa salahnya aku tampan, suaraku juga bagus" yuvin mulai membanggakan dirinya.

"kau kurang satu yuvin" kata yohan serius.

Yuvin menegakan posisi duduknya, menatap langsung ke arah yohan.

"apa?" tanya yuvin penasaran.

"kau tidak punya otak" jawab yohan.

.

.

Hening.

.

.

"apa-apaan itu!" protes yuvin saat berhasil memproses jawaban yohan setelah beberapa saat.

"tau ah aku marah" kesalnya lalu berbalik mengambil sekaleng cola yang ada di atas meja yohan.

Yohan merampas kembali colanya dari tangan yuvin.
"itu punyaku bodoh, beli sendiri sana!"

Yuvin berdecak.
"dasar pelit" omelnya dengan suara kecil namun masih bisa di tangkap oleh indra pendengar yohan.

"biarkan saja" jawab yohan tak mau kalah.

Lalu keduanya saling memunggungi, satu hal pasti yang selalu terjadi di antara yohan dan yuvin.

Mereka tak pernah betul-betul akur.
Yohan yang pemarah dan tsunder,
yuvin yang usil dan banyak bicara.

Lengkap sudah persahabatan mereka dengan saling adu mulut setiap hari.

TBC

Episode 10 cuma mau bilang.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seungwoo bikin mata gue yang 8 bit ini langsung berseri-seri (●´∀`)ノ♡

Oh iy sama mau bilang ke mnet, gelud kuy

tega banget wooseok di evil editing sama dia

trus hyeop udah susah2 nada tinggi sampe 5 tingkat tpi gak di tujukin reaksi apa-apa seolah nada tinggi hyeop itu gak ada artinya

Mistake // Weishin Story|| Jinhyuk x Wooseok ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang