3

669 100 12
                                    

Bugh-

Eren jatuh terkapar di atas tanah lapangan . hidungnya mengeluarkan banyak darah akibat pukulan kuat lelaki dihadapannya .

"sudah tau lemah jangan sok mencuri!"

Eren meringis mengusap ujung bibirnya yang lebam , bahkan meringispun terasa begitu menyakitkan .

"kali ini aku lepaskan . tapi tidak untuk lain kali"

Lelaki tersebut beranjak dari hadapan eren . eren terkekeh kemudian bangkit dan berjalan menuju arah berlawanan .

'persetan , memangnya aku takut'

"EREN!!!"

Eren memutar bola matanya malas mendengar suara saudara tirinya tersebut . tanpa pikir panjang eren mengambil langkah seribu , berlari menghindar dari saudara tirinya tersebut . Mikasa

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"kak makasih makananya . aku janji akan ganti uang kak eren-"

"tidak tidak apa-apa . semoga adikmu lekas embuh , jangan lelah mencari pekerjaan kau harus kuat agar bisa terus melindungi adikmu yang sakit itu kan."

"terima kasih kak . aku sempat putus asa , tidak ada satupun dari mereka mau menerima jasa dari ku .kau tau kan aku itu......sampah rakya-"

"tidak ada hal seperti itu dalam hidupku . berhentilah berpikir negative oke-"

"kak! Boleh aku minta tolong . aku tidak tahu lagi pada siapa harus meminta pertolongan jika hal itu terjadi"

"jika aku bisa dan mampu maka aku akan membantu . memang apa ?"

"jika bulan depan aku dijatuhi hukuman menjadi tumbal desa . apa kak Eren mau merawat adiku "

Eren diam . ia baru ingat bulan depan adalah tanggal penumbalan . eren memasang senyum mencoba menenangkan

"kau tenang saja ..

















Kau tidak akan menjadi korban penumbalan untuk bulan depan . percaya lah"

.

.

.

.

Two Steps From HellWhere stories live. Discover now