Chapter 2

47 2 0
                                    

SEBELUM BACA HARUS VOTE DULU YA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SEBELUM BACA HARUS VOTE DULU YA... TEKAN BINTANG ⭐❤️

" Bahkan Saat Hati ini inginkan Kamu, nyatanya takdir mengatakan lain, disitulah aku lupa bahwa kita adalah boneka takdir sang semesta"

Pukul 14.30 WIB

tiga puluh menit sebelum pertandingan antara bryan dan azka...

"ciiiittt......ciiitttttttt...." suara sepatu beradu dengan lantai mengeluarkan suara yang mengganggu telinga, gadis bertubuh semampai, dengan rambut di gerai dengan bando berwarna cream yang senada dengan baju kotak-kotak over size nya, ia menggunakan celana pendek yang membuat kaki indahnya terlihat, tak lupa dipadukan dengan sneakers yang membuat penampilannya begitu indah di pandang, rosella...dari tadi mondar mandir di lorong dekat pintu aula basket , ia sedari tadi gusar menunggu seseorang yang tak kunjung tiba bahkan saat waktu menunjukaan tiga puluh menit lagi..

"ishh..... lama banget sih bryan...." gerutunya

" Lo ngapain sih mondar mandir gak jelas, dan please deh itu sepatu jangan di gosok-gosok ke lantai suaranya bikin gue merinding"

"Ra.... kok bryan lama banget ya datangnya..... jangan-jangan dia udah nyerah duluan mana chat gue dia nggak bales lagi"

"ya paling kalau dia nggak dateng, lo jadi pacar azka" zara terkekeh membayangkan sahabatnya menjadi kekasih seorang azka hadinata apa kata dunia pikirnya

"ish apaan sih lo Ra, jahat.. lo nggak tau sih gimana deg degan nya gue, kalau bryan ngelakuin kesalahan dan kalah, gue bakalan jadi babu"

"gue denger dari anak-anak kelas, bryan bilang bakalan nyerahin lo jadi pacarnya azka, yang lo maksud babu barusan apaan?"

"si azka nggak minta gue jadi pacarnya, dia mau gue jadi babunya" bibir rosella maju beberapa senti karena cemberut.

mulut zara hampir terbuka sempurna, karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh rosella tadi, bagaimana mungkin ada yang meminta rosella gadis cantik sang primadona sekolah sebagai babunya, bukan sebagai kekasihnya " lo serius sella?, dia nyuruh lo jadi babunya.... gila sih, itu anak nggak waras"

"kalau dia waras , ini taruhan nggak jalan kali Ra"

mata rosella seperti ingin copot saat melihat seseorang yang berada tepat di depannya, perasaannya tak karuan ia meremas jari-jari tangannya, ah kali ini ia menyesali kata-katanya "Ya Allah maafkan sella karena telah berghibah" ucapnya dalam hati, berharap uacapannya tak di dengar oleh orang itu

"hm.. hai azka... mau masuk" bodoh pikirnya jelas saja ia ingin masuk, Lah dia kan yang bakalan tanding bodoh sella bodoh pikirnya "mm.. maksud aku, kamu udah siap?" ia memberikan senyum paling manis miliknya berharap dengan itu azka dapat memaafkan uacapannya kalau ia sempat dengar, tapi semoga saja tidak.

cowok yang kini mengenakan pakaian serba hitam itu melangkah mendekati sella yang berdiri tepat di pintu masuk, tatapannya begitu tajam melihat gadis cantik itu, sekarang jarak mereka begitu dekat azka menurunkan wajahnya mendekat ke wajah sella, jantung sella berdetak kencang seperti drum band, ia berusaha tetap berdiri tegak kedua tangannya mengepal.. bersiap kalau cowok itu macam-macam dengannya ia memejamkan matanya, azka mengamati wajah gadis itu jaraknya begitu dekat sehingga mereka mampu merasakan hangatnya napas satu sama lain, "awas aja kalau kamu macam-macam" gerutu sella dalam hati ia memejamkan matanya takut..

Unexpected BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang