READ THAT!

887 188 67
                                    

A story by :
APHRODITETHEMIS
.
DON'T PLAGIAT
.
MAYBE INI BUKAN CHARA EUNHAE/HAEHYUK FAVORITE KALIAN, TAPI INILAH VERSI GW 😘
.
.
.

Ruangan mewah bernuansa kaku yang terletak di lantai tertinggi gedung Soba itu terasa dingin sekaligus sedikit mencekam. Pria paro baya berwajah tegas yang sedang duduk dibalik meja kerja dengan sikap kaku itu menguarkan kemarahan tertahan dari seluruh tubuhnya. Tangannya yang sedang memegang sehelai kertas menggepal erat sementara tatapan matanya yang tajam seperti sudah menjelaskan semuanya.

"Bisa kau jelaskan apa yang sedang terjadi?"

Lee Sunmi mengepalkan tangannya sendiri yang tersimpan dibalik saku mantel berwarna pastel yang membalut tubuhnya. Jarang sekali dia berada di situasi yang membuatnya merasa tidak nyaman seperti saat ini. Lagipula tidak semua orang berani melemparkan tatapan membunuh padanya seperti yang baru saja dilakukan sang jaksa yang sedang berjalan kearah jendela besar yang menunjukkan kota Seoul yang selalu penuh kesibukan.

"Aku tidak mengerti maksud anda, Jaksa Cho." Sahut Lee Sunmi dengan suara datar sambil berusaha menebak apa yang sedang terjadi karena dia memang tidak tahu kenapa tiba-tiba saja sang jaksa agung yang sangat sulit ditemui ini memintanya datang.

"Baca itu!"

Untuk sesaat Lee Sunmi menatap bingung pada punggung lebar sang jaksa sebelum tergesa meraih kertas yang terletak di meja kerja sang jaksa yang dipenuhi dokumen. Membaca cepat isi surat yang ternyata adalah panggilan dari kepolisian untuk kedua putra sang jaksa, L dan Kyuhyun. Kedua pria muda itu dipanggil untuk memberikan kesaksian mereka tentang pembunuhan, namun mereka sama-sama tahu, bisa saja ada tujuan lain dibalik panggilan yang tak terduga ini.

"Bukankah sudah kubilang kau harus menghapus semua jejak? Apa saja yang kau lakukan?"

Kemarahan dalam kalimat dingin Jaksa Cho yang seolah sedang menyalahkannya seperti memancing emosi yang masih berusaha keras Lee Sunmi kendalikan. "Tidak ada satu pun dari pemilik toko yang melaporkan tentang insiden perampokan itu, tapi kita tidak mungkin mencegah penyelidikan polisi!" serunya tenang, memasang wajah tanpa ekspresi dan tanpa ragu membalas tatapan dingin sang jaksa padanya.

"Jika seperti itu, kendalikan putramu." geram Cho Jae Won kasar pada wanita cantik yang selama ini selalu menjadi partner bisnisnya yang paling bisa dipercaya.

Ingin sekali Lee Sunmi berteriak marah jika bukan hanya putranya yang harus disalahkan karena semua ide gila tentang merampok itu pasti datang dari Cho Kyuhyun, putra kesayangan sang jaksa yang sangat liar dan selalu saja berbuat ulah. "Kenapa bukan anda saja yang berusaha mengendalikan kedua putra anda?" sergah Lee Sunmi tajam, tidak lagi peduli pada kemarahan sang jaksa karena dia pun harus membela putranya, Eunhyuk.

"Tentu saja akan kulakukan." Sahut Jaksa Cho ringan dengan seringai tipis yang terkesan mengancam dan selalu berhasil membuat semua rivalnya bergedik takut. "Apa itu yang kau inginkan, Sunmi-ssi? Kudengar saat ini situasi lapas barat sedang kurang begitu baik."

Tanpa sadar Lee Sunmi mencengkram kuat pinggiran meja yang disandarinya. Tahu pasti apa maksud dibalik ucapan dingin sang jaksa. Putra mereka memang bersahabat sejak kecil, namun Jaksa Cho tidak akan pernah ragu melakukan apapun, yang terburuk sekali pun untuk memastikan keselamatan kedua putranya. "Tidak, aku akan membereskan semuanya. Serahkan padaku!" Jika tidak mengingat bisnis suaminya dan keselamatan putranya yang akan berada dalam ancaman, ingin sekali Lee Sunmi mengecam sikap Jaksa Cho yang menggerikan itu.

Sepeninggal Lee Sunmi yang pasti marah karena putranya disalahkan, Cho Jae Won menggeram pelan dan mengusap kasar wajahnya. "Sepertinya aku juga harus melakukan sesuatu. Hukum tidak boleh menyentuhku kedua putraku!" Putusnya dingin setelah berpikir beberapa saat sebelum meraih ponselnya.

"Datang ke kantor sekarang. Ada yang harus kita bicarakan." Titah sang jaksa tegas begitu panggilannya dijawab. "Pastikan adikmu tetap berada di rumah hari ini." tambah sosok yang terkenal kejam ditengah ruang sidang itu sebelum mematikan ponselnya dan menghela nafas panjang.

.

.

Perampokan semalam sepertinya akan membawa perubahan besar dalam hidup mereka semua, terutama hidup Kyuhyun yang sangat membosankan. Menamatkan study-nya dibidang hukum, bersenang-senang di club, sesekali mengunjungi perusahan otomotif yang diberikan padanya, datang ke pengadilan untuk melihat proses hukum yang berlangsung disana karena perintah tegas sang ayah dan juga sejuta kebosanan lain yang membuatnya muak.

"Aku turun!" desis pria muda berambut ikal itu singkat saat menghidupkan earpierce yang sudah kembali terpasang ditelinganya sambil masuk ke dalam lift yang baru saja terbuka.

"Kuharap kau tidak mengajak bajingan sialan itu bersamamu!"

Mendengar suara dingin L yang sepertinya serius tidak suka melihatnya bersama Max, Kyuhyun hanya tergelak riang dan memainkan bandul kalung yang sekarang melingkari lehernya,"Bajingan sialan itu sangat pandai berciuman. Dia juga tampan!" Serunya sengaja dengan nada menggoda sambil membayangkan wajah saudaranya yang saat ini pasti sudah menggelap dan dipenuhi amarah.

"Jika dalam 5 menit kau tidak sampai ke basement, aku akan meninggalkanmu!"

Ancaman kosong yang Kyuhyun tahu tidak akan pernah terjadi. Dalam situasi apapun, yang terbodoh maupun paling berbahaya sekali pun, dia yakin saudaranya yang posesif itu akan selalu bersamanya. Akan selalu berdiri didepannya. "Aku juga menyayangi, Big Bro!" seru Kyuhyun manja dengan panggilan masa kecil yang selalu berhasil meluluhkan semua kemarahan L padanya.

"Tapi, aku sangat menyukai Max dan dia harus jadi milikku, dengan cara apapun!"

Dalam mobil yang terparkir di basement apartemen, L menghela nafas panjang. Berusaha keras menyingkirkan bayangan Kyuhyun yang sedang berpelukan intim sambil berciuman panas dengan Max dari kepalanya. Tidak pernah terbayangkan olehnya adik kesayangannya yang sangat liar dan licik itu bisa tidur dengan seorang bajingan seperti Max. Sampai saat ini pun, sebagian diri L yakin sekali jika si busuk Max pasti sudah mempengaruhi Kyuhyun, entah dengan cara apa.

"Mungkin kita bisa menggunakan Max sebagai alibi. Dengan sedikit usaha dan beberapa artikel yang tepat, berita perampokan itu dalam sekejab akan hilang dan berganti dengan gossip panas yang menggemparkan seluruh Seoul!"

Tergesa L yang tadinya sedang memaki Max dalam hati memalingkan wajahnya untuk melayangkan tatapan marahnya pada Lee Joon yang sedang menyeringai penuh arti. Putra dari pemilik salah satu media terbesar di Seoul itu pasti sudah merencanakan sesuatu yang tidak akan disukai L untuk segera menenggelamkan berita perampokan yang meresahkan masyarakat.

"Kali ini aku tidak akan setuju dengan yang idemu!" sergah L tajam dengan nada final.

Lee Joon tergelak pelan dan mengangkat acuh bahunya saat melihat kilau marah dalam mata dingin L yang seperti ingin membunuhnya,"Ckck, aku bahkan belum menjelaskan apa rencanaku." Serunya santai dengan nada jahil tepat saat pintu belakang mobilnya terbuka dan Kyuhyun melompat masuk masih dengan senyum tipis dibibirnya.

"Apa yang sedang kalian bicarakan? Tentang aku dan si tampan?" tebak Kyuhyun langsung.

Baru saja L akan mengherdik adiknya yang sedang menyeringai nakal itu saat ponsel ditangannya bergetar. Rahang pria muda itu menggeras saat menjawab panggilan yang seharusnya sudah diperkirakannya. "Ya, aku mengerti." Gumamnya singkat dengan ekspresi datar sebelum mematikan ponselnya dan langsung berbalik untuk menatap tajam pada Kyuhyun yang terlihat penasaran.

"Sesuatu terjadi dan kau harus tetap di rumah hari ini. Ayo jalan, Lee Joon!"

.

.

NOTE AUTHOR : Speechless deh lihat views and votes di chapter sebelumnya. Yang kalian tunggu itu hanya part ChangKyu? Serius?

Jangan donk. Ini cerita tentang semuanya, tentang 2 genk nakal yang suka berulah. So, nikmatinya jangan setengah" hahahaha....

Setelah chapter ini, bakal up 1 chapter lagi mungkin sebelum stop dan pindah ke story yang lain, maybe mau ngunjungi Dimitri Petrova.

DANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang