2

2.8K 350 95
                                    

Pernikahan sederhana antara Mark dan Jaemin telah di laksanakan, hanya keluarga dan kerabat dekat saja yang di undang sesuai dengan permintaan Jaemin sendiri. Katanya pernikahan tidak usah yang banyak tamu, biar fokus pada mereka berdua saja. Mark sendiri setuju saja dengan Jaemin karna yang penting acara mereka berjalan dengan lancar saja.

Sekarang keduanya berada di apartemen pemberian orang tua Mark sebagai hadiah pernikahan. Yang letaknya tidak jauh dari jantung kota, tidak begitu jauh juga dari kantor Mark maupun kampus Jaemin.

Jaemin menggerakan tubuhnya dengan tidak nyaman, bukan karna kasur yang di berikan orang tua Mark tidak nyaman tapi karna perasaan Jaemin yang tengah gelisah mengingat malam ini Jaemin akan tidur dengan orang lain (sebenarnya bukan orang lain lagi juga).Jaemin meremas selimut yang sudah menutupi tubuhnya sampai dada, Jaemin mengingat perkataan Herin saat acara resepsi tadi.

"Kakakku suka menyerang tiba-tiba tau" perkataan Herin masih terngiang ngiang di kepala si pemuda manis ini, tanpa sadar pipi Jaemin memerah sendiri. Ia tidak bodoh, ia mengerti dengan makna yang di maksud menyerang oleh Herin.

Suara pintu terbuka aroma sabun tercium dengan jelas yang sontak membuat Jaemin memejamkan matanya, berpikir jika pura pura tidur adalah jalan yang terbaik setidaknya untuk saat ini.

"Nana sudah tidur ya?"

Jaemin mengeratkan peganggannya pada selimut begitu mendengar gumam Mark, omong-omong Mark sudah mulai memanggil Jaemin dengan panggilan Nana karna saran dari Ibunya Jaemin, huh ada ada saja.

Jaemin merasakan pergerakan di sisi tempat tidur, sepertinya Mark sudah mengambil posisi tidur atau posisi lain?

Sial lagi lagi pipi Jaemin memanas mengingat hal itu.

"Kak?" akhirnya Jaemin menyudahi acara pura-pura tidurnya, ia lebih memilih bangun dari pada terjadi aneh aneh.

"Eh? Kakak kira sudah tidur" Mark membuat posisinya miring, sehingga menatap langsung kearah Jaemin.

Jaemin ikut membuat posisi miring sehingga keduanya berhadapan satu sama lain, Jaemin menundukan kepalanya, meremas erat selimut.

"Kakak mau lakukan itu ya?" tanya Jaemin dengan suara yang pelan.

Mark mengerutkan dahinya sepertinya tidak memahami perkataan sang istri.

"Itu apa?" tanyan Mark masih dengan dahi yang mengerut.

"Iya itu kak" jawab Jaemin sembari membuat pola abstrak di atas seprai.

"Itu apa na? kakak gak ngerti yang kamu maksud"

"Itu loh kak, yang jorok itu" jawab Jaemin dengan suara yang semakin pelan dan juga wajah yang semakin memerah.

"Hah?" Mark terlihat semakin bingung terlebih lagi dengan kelakuan Jaemin yang mendadak menjadi aneh namun beberapa saat kemudian raut bingungnya tergantikan dengan senyuman aneh "Oh itu"

"I-iya... kata Herin kakak suka menyerang tiba-tiba, dari pada tiba-tiba lebih baik bilang bilang kak"

Mark yang mendengar penuturan polos Jaemin terdiam, tidak tau harus senang atau kesal pada adik perempuannya itu sampai membuat istrinya seperti ini.

"Jaemin?"

"Y-ya?" jawab Jaemin dengan gugup terlebih saat kak Mark yang semakin mendekat kearahnya.

Dan jarak di antara Mark dan Jaemin telah di kikis oleh Mark dengan menempelkan kedua belah bibir mereka. Berawal dari bibir yang di tempelkan kemudian beralih menjadi lumatan. Jaemin tidak membalas ciuman Mark tapi tidak juga menolak ciuman Mark.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Two of us [Markmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang