🍦 Waiting

16 4 0
                                    

Pertama kali saya ingin berterima kasih kepada eonni saya :v, Kim Rose. Yang sudah mau ikut serta dalam menulis cerita ini.

Malam ini Bora menunggu seseorang yang kemarin malam tidak sengaja menabraknya, sudah hampir satu jam Ia duduk disuatu tempat, tapi seseorang itu tak kunjung datang. Apakah seseorang yang ditunggu itu melupakan janjinya?.

Bora memegang perutnya saat merasakan cacing berdemo didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bora memegang perutnya saat merasakan cacing berdemo didalamnya. Ia belum makan seharian ini, karena dari pagi sampai siang ia sibuk mencari pekerjaan dan baru akan kembali kerumahnya sore hari untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak dan membersihkan diri. Setelah itu berangkat lagi menemui lelaki itu.

Sempat terbesit niatan untuk pergi mencari tempat makan didekat sini dan meninggalkan tempat itu. Tapi semua itu hanya niatan semata tanpa ada usaha untuk melakukannya, karena takut jika ia pergi meninggalkan tempat tersebut barang sebentar pun maka ia akan gagal bertemu dengan lelaki itu.

Dalam hati, Bora masih penasaran akan siapa lelaki itu, karena dari bola mata nya itu mirip seperti mata seseorang.

Menunggu tetap menunggu, Bora pun meletakkan kepalanya di tengah tumpuan lututnya dan hampir akan tertidur.

Tak lama Bora pun merasakan sebuah tangan besar mendarat dibahunya.

"Annyeonghaseyo, noona"

Suara itu, Bora mendengarnya.

"Apakah noona sudah lama menunggu disini". Tanyanya lagi sambil menepuk pelan bahu Bora

Dibukanya mata Bora perlahan dan dilihatnya siapa pemilik suara itu.

Lelaki itu, berdiri tepat didepan nya dengan memakai topi dan masker warna hitam seperti kemaren.

"Ah iya aku sudah lama". Sambil diusapnya mata Bora.

"Maafkan aku sudah membuatmu menunggu lama, apakah kita bisa mencari makan dulu?."
"Aku yakin kamu pasti kelaparan menungguku disini." ucap lelaki itu pada Bora seakan tau bahwa wanita didepannya ini memang belum mengisi perutnya.

"Apakah dia memang Jimin, Seseorang yang aku anggap jodoh ku selama ini?." Batin Bora saat melihat lelaki dihadapannya itu.

"Noona, apakah kau bisa". Tanyanya membuyarkan lamunan Bora.

"Mianhae, a-aku tidak bisa hari ini".
"Aku harus istirahat penuh untuk besok". Jawab Bora dengan nada terbata-bata karena gugup.

"Ummm"
"Baiklah, ini ponselnya"
"Untukmu". Diarahkannya tas itu ke arah Bora.

"Gomawoyo". Ucap Bora pada lelaki itu sambil membungkukkan badan.

Setelah menerima tas itu tatapan Bora berpindah ke sisi sebelah lelaki itu, lelaki satunya dengan masker yang sama. Hanya saja dia memakai hoodie, hoodie warna hitam.

"Jungkook?." Seketika nama itu keluar begitu saja di pikiran Bora

Jimin yang sadar akan sorotan mata Bora yang mengarah ke arah Jungkook, Jimin pun mempunyai niat untuk mengenalkannya.

"Mianhae, aku lupa. Kenalkan dia temanku".
"Teman kerja". Jungkook pun membungkukan badannya ke Bora begitupun dengannya.

"Annyeonghaseyo".

"Nee Annyeonghaseyo, Senang bertemu dengan mu".
"Bolehkah aku tau nama kalian, aku kesulitan untuk memanggil kalian". Ijin Bora pada lelaki dihadapannya itu.

"Boleh tetapi tolong rahasiakan ini". Dibuka nya masker lelaki itu dan tersenyum tipis ke Bora.

"Noona sudah mengenal kami bukan?". Ucapnya pada Bora.

Bora pun seketika berdiam ditempat dan membulatkan matanya seketika.

"Apakah aku bermimpi?".Batin Bora

"Noona". Dilambainya tangannya ke arah Bora

"Tolong cubit aku". Tanpa sadar Bora meminta lelaki itu mencubitnya.

"Mwo?". Ucap lelaki itu bersamaan.

"Apakah kau melamun lagi?". Tanyanya sambil memasang maskernya lagi, menghindari akan kontak mata yang melihat mereka.

"T-tidak apa²". Dengan nada terbata-bata Bora menjawab.
"Terima kasih atas ponselnya". Diangkatnya tas tadi kearah mereka berdua.

"Aku permisi dulu, aku harus kembali kerumah untuk istirahat. Besok aku harus mencari pekerjaan". Lanjutnya.

"Annyeonghaseyo". Bora pun membungkukkan badannya dan mulai berjalan kearah jalan pulang.

"Noona". Teriak Jungkook berlari kearah Bora
"Apakah kau mau pulang bersama kami? "Aku takut jika perempuan pulang sendirian dimalam hari seperti ini"

"T-tidak apa² Jungkook-ssi, aku sudah terbiasa pulang malam sendiri"
"Gomawoyo, atas tawarannya". Sambil tersenyum ke arah Jimin dan Jungkook

Lucky Fangirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang