c1(Who are You)

1 0 0
                                    

"Tentu, ambil saja disaku belakang celanaku." seraya aku menggodanya.

Tak disangka dia berani mengambil satu pak rokok yang benar ada dibelakan saku celanaku, benar-benar tidak ada sungkan-sungkannya

"Jadi, dimana kita akan kumpul nanti?" tanyanya sambil menghisap rokok yang sudah dia nyalakan

"Palingan dirumahnya Owi, ajak Dera siapa tua dia gak absen hari ini. Bisa kacau dia kalau tidak hadir lagi, lusa tugas harus selesai"

Tak bergumam, Tito asik dengan chatingnya.

"Aku gak mau ya nilai IPK turun gara-gara ada pengacau" celetukku

"Eh menurutmu Anggit suka sama aku gak ya?" Serius Tito.

(Sial malah bahas yang lain)

Aku menaikkan kecil bahuku.

"I don't know, tapi kalau aku lihat Anggit lagi deket sama Owi bukan sih?"

Sudah dua kali aku memergoki mereka berdua jalan di Gramedia, jelas aku menyapa karena mereka berdua teman dekatku. Bukan berarti aku bertindak sebagai mata-mata, aku tak peduli jika mereka akhirnya jadian.

"Tunggu, kamu suka Anggit?" Sadarku.

"Kukira kamu sudah tau, jadi aku santai saja." jelasnya

"Mana ada, gak ada tuh tanda-tanda kamu suka sama dia. Terus kelanjutannya gimana?"

"Gak tau Yo, aku takut dia menolakku gara-gara itu nantinya hubungan kita malah canggung, bahkan menjauh."

(Tumben dia bijak) Gumamku


(Beep beep). Getar HP-ku

((("Gio, bisa kita bicara jam satu nanti? Aku tunggu di Perpustakaan bangku no.14")))
Aku tidak mengenal akun ini, bahkan kita tidak berteman di-LINE ku. Fake Pict.

"Yo!" Teriak Tito membuyarkan lamunanku.

"Sial aku dikacangin, lagi curhat nih!" Kesal.

"Haha itu curhat? Sorry-sorry kita tunda curhatnya nanti, aku lagi gak fokus."

"Ah sialan, yasudah aku mau ke kantin, ikut atau mau nitip sesuatu?"

"Ga usah, aku ada cemilan di tas." Ucapku

Tanpa berucap lagi, dia langsung memalingkan badannya. Tito terlihat kasual hari ini.

"Oia To, kalau ketemu Pak Jems dijalan, tanyain dong proposal tugasnya pake dibikin makalah atau langsung cetak." Imbuhku.

Hanya senyum mengedipkan sebelah matanya dan berlalu. Dia sangat kasual, mau pingsan rasanya jika aku perempuan.


Ingin rasanya kupercepat jarum jam di pergelangan tanganku ini.

(Tapi bagaimana jika dia berniat jahat?) Gumamku.

Aku memutuskan untuk diam-diam pergi ke Perpustakaan lebih awal, memastikan siapa yang hendak aku temui nanti. Sekarang masih jam dua belas, masih ada waktu satu jam untuk memantau. Kali ini aku menjadi mata-mata.

Siapa dia?

Apa yang dia mau?

Bagaimana dia tau ID LINE-ku?


Rasanya tidak sabar mengetahuinya.


Sekedar menyapa dan memberi senyuman kecil pada teman yang melihatku yang tergesah-gesah. Bukan itu poinnya, aku harus lekas ke Perpustakaan!.

~TBC~

Ily:*

VIOLETBEANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang