『 #001 - Si Ceroboh dan Si Biang Onar. 』
➻ Semarang, Current Time.Liburan cuma hoax buat Nala. Toh dia bakal jadi panitia PLS yang jelas gak bisa nyantai, sedangkan pendaftaran peserta didik baru udah dibuka awal minggu kemaren. Otomatis bantuin para guru buat ngurus ini-itu, fotokopi ini-itu, ngasih tau ke orangtua calon peserta didik alur pendaftarannya gimana, dan masih banyak lagi.
Pas jam istirahat, Nala beserta dua sohibnya ke lapangan belakang yang ternyata—di luar dugaan mereka— lumayan berisik karena anak basket lagi pada latihan. Mereka dengan tumpukan jajan masing-masing duduk di tribun akhirnya, sambil nontonin anak basket latihan, dan sambil ghibah anak kelas mereka tentunya. Dasar cewek.
"Woy, tolong ambilin bola dong." teriak salah satu anak basket, yang Nala ketahui bernama Bagas.
"Dih, males banget," sahut Chaca jutek, "Dikasih kaki sama tangan tuh mbok ya dipake dewe."
"Tau tuh, lagian susah banget apa bilang 'tolong'?" timpal Sofia.
Nala cuma diem doang sesekali merhatiin, asik minum thai tea sambil nonton vlognya Edho Zell dia.
"Ck, ya wes, tolong ya mbak cantik, ambilin bolanya ya?" kata Bagas, agak maksa gitu nadanya.
"Ya Allah, meuni ribut kalian yah," sahut anak basket lainnya, kalo gak salah namanya Jafar, anak pindahan dari Bandung.
Jafar naik ke tribun, gak jauh di atas tempat duduk Trio DoReMi. Setelah dapetin bolanya, Jafar ngelempar itu bola dari tribun, dan-
"ADOH!" teriak Nala, cewek itu reflek berdiri sambil madep ke belakang, "YA ALLAH, AKU IKI MENENG LHO KET MAU!"
-bolanya kena kepala Nala lumayan kenceng, tapi bolanya mental ke lapangan.
"Sorry, gak sengaja, La," kata Jafar santai sambil turun tribun, "Cepet ambil, Gas!"
Nala melotot, gak percaya ada makhluk kaya Jafar. Mukanya udah merah, nahan kesel meskipun udah dibujukin sama Sofia dan Chaca, mereka bilang gini, "Rapopo rapopo, wong e emang ngono, ojo dilawan yo, Na." dengan nada khawatir.
Tapi Nala gak peduli, dia lagi dapet bulanan, dan dibikin kesel, udah badmood sampe puncak di Bogor Nalanya. Akhirnya melayanglah salah satu sepatu pantofelnya ke arah Jafar, dan tepat sasaran mengenai kepalanya Jafar Perwira Atmajaya.
"KAPOK! RASAKNO KUI!" teriak Nala lagi, kali ini lebih puas, "EMANGNYA GAK SAKIT APA HAH?!" bahkan kedua tangannya Nala udah di pinggangnya.
"Mati koe," panik Chaca, "Aduh Nala, kon iku ngapo seh?" rengek Chaca pake logat Surabayanya.
Sofia akhirnya—dengan paniknya—inisiatif narik Nala dan Chaca buat pergi dari tribun dan balik ke RO. Tapi gagal, soalnya pas sampe di bawah, Jafar balik badan tepat pas Trio DoReMi di belakang dia. Jangan lupain pasukannya Jafar yang ngelilingin Jafar tepat setelah pantofelnya Nala melayang ke arah Jafar.
Jafar senyum, tapi ngeri, Nala sampe madep Chaca biar gak liat senyumnya Jafar.
"Balikin pantofelku." kata Nala, berusaha sok galak. Padahal ngomongnya aja madep Chaca:(
"Loh? Balikin? Bukannya lo kasihin ke gue ya, Nala?" kata Jafar sambil ngangkat pantofelnya Nala.
Bukan cuma Nala yang kaget, tapi semua orang yang ada di lapangan basket juga kaget denger Jafar bilang gitu. Kebanyakan ekspresi muka mereka sih kaya yang, 'Lah? Woi? Buat apa sih?' gitu deh.
"Y-yo gak lah! Gila kali aku ngasih pantofelku buat orang kaya kamu!" balas Nala cepat.
Tangan Nala udah terulur buat ngambil pantofelnya yang Jafar pegang, tapi sama Jafar diangkat tinggi-tinggi. Nala yang pendek bisa apa sih?
"Cha, tulungin aku dong?" rengeknya pada Chaca, tapi Chaca pura-pura budeg sambil natap langit.
"Lo bisa ambil ini, besok minggu, di sirkuit deket perumahan gue, jam sebelas malem." final Jafar, kemudian dia dan pasukannya bubar jalan, lanjut latihan.
"Hah? Sirkuit? Deket rumah dia?" bingung Nala, "Lho, guys, dipikir aku wali kelasnya apa??? Emangnya aku tau rumahnya tuh di mana??"
Sofia sama Chaca saling pandang sebentar, sebelum akhirnya mereka nyeret Nala balik ke RO, dengan keadaan Nala kebingungan, dan ekspresi mukanya gak banget.
"Makanya kan udah dibilangin Chaca toh, gak usah di lawan, kamu sih bebal." omel Sofia ke Nala setelah mereka ada di dalem RO yang sepi.
"Lagian tinggal balikin doang susah amat sih?" saking frustsinya Nala sampe jambak rambutnya sendiri.
"Dia itu biang onar, padahal kece, dan katanya sih mau dijadiin kapten basket angkatan kita." jelas Chaca ke Nala sama Sofia yang sama sekali gak tanya.
"Nanti tak tanyain wes ke Hilal, rumahnya si Jafar itu di mana. Jangan lupa, kalo ke sana bilang ke aku sama Chaca, biar ditemenin." kata Sofia.
Nala cuma ngangguk-ngangguk, terus tiduran di karpet yang ada di RO. Dia masih mikirin gimana caranya dia pulang nanti. Apa Nala harus nyeker? Terus apa kata driver gojek kalo liat Nala baju rapi tapi gak sepatuan gini?
"Alah mboh, mumet ndasku!"
![](https://img.wattpad.com/cover/192985841-288-k655880.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nala dan Jafar.
FanficHanya sepintas kisah tentang si gadis medhok sok gaul, dan si pemuda sunda yang hobi bikin onar. © Nalasca Plot's, Juli 2019.