pain

46 3 1
                                    

Lexi berdeham pelan menatap alfros takut. Dengan gerakan sensual lexi mengubah posisi mereka menjadi duduk, alfros menggeram ketika lexi duduk dipangkuan nya.

"Lo mau gue kan?" Ucap lexi mendekatkan wajah nya dengan alfros. Lelaki itu memejamkan mata nya menikmati sentuhan sensual tangan lexi di leher nya.

"So sexy" tanpa sepengetahuan alfros, tangan lexi meraih obat bius yang ia ikat di lengan baju nya yang tertutup.

Jleb! Alfros membuka matanya lebar ketika benda tajam menusuk lehernya membuat lelaki bajingan itu pingsan seketika.

Lexi berlari meninggalkan tempat itu, pikiran nya kalut membuat tubuh nya bergetar ketakutan.

Kejadian seperti ini sudah sering terjadi di kehidupan lexi. Mereka pikir lexi seperti barang murahan yang bisa di pakai sesuka mereka.

Selama 16 tahun lexi menjaga dirinya mati matian dari para lelaki bajingan yang ingin menyentuh nya. Kalau sudah begini tidak ada yang bisa menolong dirinya membuat lexi berasa ingin cepat mati.

Lexi berlari menyebrang, tatapan nya lurus kedepan sampai suara mobil membuat jantungnya berdegup dengan kencang. Lexi menutup matanya erat sambil menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.

"Lo mau mati!"

Lexi membuka matanya menatap lelaki yang hampir menabrak nya dengan nafas yang tidak beraturan.

Lexi diam tak menjawab membuat adriel yang hampir menabrak nya binggung.

Wajah pucat lexi dengan luka disekujur tubuh dan wajah nya membuat adriel tertegun. Lelaki itu menyentuh pundak lexi, spontan lexi melangkah mundur.

"Awas!" Adriel segera menarik lexi ke dalam pelukan nya saat sebuah metro mini yang melaju kencang hampir menabrak tubuh mungil gadis itu.

Adriel menepuk pipi lexi pelan. tidak ada pergerakan dari wajah manis itu. Matanya tertutup sempurna membuat adriel membuang nafas nya sabar.

Terakhir yang Adriel ingat ia meninggalkan lexi yang di tarik paksa bersama alfros tadi. Adriel sama sekali tidak peduli jika mereka pergi berdua tapi luka di sekujur gadis ini membuat adriel penasaran dengan apa yang terjadi.

***


Adriel menggeram kesal ketika kamar tamu terkunci. dengan terpaksa adriel membawa gadis itu ke kamar milik nya.

Adriel meletakan lexi dengan hati  hati di kasur king size milik nya. Lexi mulai menggeliat gelisah sambil bergumam tidak jelas.

"Jangan, jangan sentuh gue" gumam lexi pelan membuat adriel mengerutkan kening nya.

Adriel menatap lexi lama, pandangan nya tertuju pada luka di sekujur tubuh dan wajah lexi. Adriel berbalik berniat meninggalkan lexi tanpa menyentuh luka nya sedikit pun.

Tetapi kaki nya terasa berat untuk meninggalkan tubuh kecil lemah itu. Cukup lama adriel berdiri di depan pintu, persetanan dengan ego nya. Adriel segera berbalik kembali menatap lexi lalu membersihkan luka di kepala perempuan itu.

Wajah nya yang manis terdapat luka di kepala nya, ujur bibir yang sobek dan luka memar di pipi nya.

Adriel menghela nafas panjang lalu membuka baju nya pergi untuk mandi.

Jarum panjang berwarna merah sudah berada di angka delapan, Lexi masih setia dengan mimpi nya.

"Ngak... ngak Jangan"

"Tolong!"

"Engga, jangan! Hiks..."

Ingatan kejadian sore tadi membuat gadis yang sedang tertidur lelap itu terkaget dari mimpi nya. Lexi membuka mata, penglihatan nya terasa buram. dengan perlahan cairan bening keluar dari mata cantik nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The hate you giveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang