Unexpected.

424 87 27
                                    

Baru dua minggu kegiatan belajar mengajar berjalan, pelajaran matematika yang diajar oleh Pak Junmyeon sudah mau mengadakan quiz dua hari lagi! Ini gila, tetapi masuk akal. Tapi tetep saja gila.

Karena Jaemin merasa Pak Junmyeon tidak begitu banyak memberi contoh soal, ia memutuskan untuk meminjam buku di perpustakaan sepulang sekolah ini.

"Oh! Halo Jaemin!" Sapa Renjun yang hendak keluar perpustakaan.

"Renjun! Jarang sekali kita berpapasan." Jaemin cemberut.

"Urusan osis sangat menyita waktu ku. Sepertinya aku harus pergi sekarang, Chani sudah menunggu sejak tadi." Pamit Renjun.

Ia pun melangkah masuk ke dalam perpustakaan. Sepi sekali. Batinnya. Tumben sekali Bu Tiffany tidak menjaga perpustakaan. Sebenarnya Jaemin takut menyusuri perpustakaan megah ini sendirian, tetapi demi nilai tinggi ia tidak akan mundur.

Jaemin melesat kebagian buku pelajaran bagian matematika. Ia menerawang judul buku nya dengan sangat teliti, sampai akhirnya ia mendapatkan buku yang ia inginkan. Baru saja ia mau beranjak, samar samar ia mendengar suara dari belakang?

Tangannya sudah bergetar, kening nya banjir keringat, badannya membeku. Harusnya ia tidak memberanikan diri untuk masuk perpustakaan tanpa izin terlebih dahulu. m-mungkin saja penunggu disini marah?

"P-permisi... saya hanya mau meminjam buku matematika untuk q-q-quiz.." Ucapnya gagap.

"Maaf- tidak bermaksud mencuri, maaf." Jaemin memejamkan matanya, dan siap siap melarikan diri.

Namun semakin lama ia berdiam diri disana, semakin keras suara tersebut. Ia rasa sumber suaranya berasal dari lorong belakang kedua. Jaemin ingin sekali melarikan diri tetapi sepertinya badannya menolak. Badannya mengarahkan untuk pergi melihat siapa yang mengeluarkan suara tersebut.

Pelan pelan ia berjalan menuju rak buku dua terbelakang, dan Oh! Ya Tuhan!

Ia cepat cepat bersembunyi dibalik rak tinggi nan besar lalu mengambil beberapa buku sehingga ada celah untuk melihat ke arah sumber suara. Jaemin pikir, ia salah lihat tadi. Ternyata tidak. Itu benar benar Kwon Eunbin.

Eunbin, si kutu buku. Eunbin yang tadi pagi telat bersama Jeno.

Dengan siapa Eunbin bermain? Gila! Nyalinya besar sekali. Bercumbu hingga bertelanjang dada di perpustakaan? Gila! Jaemin ingin sekali melihat wajah sang lelaki, namum ia membelakangi Jaemin terus menerus. Yang ia lihat hanya seorang siswa yang memakai baju hitam dengan tulisan "nothing new to wear"

Tanpa berpikir panjang, ia berlari menuju pintu perpustakaan dan menutup pintu sedikit kasar. Persetan dengan Eunbin yang bisa saja kelabakan mendengar suara bantingan pintu.

Walaupun sudah lima menit Ia duduk di halte bus, tangan Jaemin masih dingin. Kejadian seperti itu memang kerap kali terjadi, tapi Eunbin lah yang membuat Jaemin terheran. Ia salah menilai temannya. Ia pikir Eunbin sangat polos dan tidak tersentuh.

Tiiin!

Terlihat mobil dua pintu sedang menepi ke pinggir trotoar. Jaemin pikir si pengendara mobil mahal tersebut sedang menunggu murid sekolahan untuk keluar, namun lagi lagi tebakan Jaemin salah.

Kaca mobil milik penumpang depan diturunkan dan terlihat Hwang Hyunjin sedang menolehkan kepala nya ke arah Jaemin duduk. "Mau ku antar?"

Hari ini Jaemin memang pulang dengan Bus. Mr Kim sedang sibuk menemani Ibu nya dan Kak Jaehyun sedang menyelesaikan program kerja di kampus hingga malam hari.

Sebenarnya ada Mr Do sebagai pilihan terakhir untuk menjemputnya, tetapi karena Jaemin tidak suka sifat Mr Do yang ketus, ia memilih untuk pulang naik bus.

"Jaemin, ayo! Sebentar lagi hujan. Bus akan susah untuk didapatkan." Hyunjin menampilkan senyum manisnya.

Karena ajakan Hyunjin sangat tempting, ia pun naik ke dalam mobil old money si bibir tebal ini. Memang tidak diragukan, sepertinya murid murid satu sekolahannya tidak ada yang kekurangan uang.

Atmosfir di dalam mobil awalnya sedikit canggung, tetapi karena Hyunjin memang cerewet, Jaemin jadi rileks dan ikut menimpali omongannya yang ngalur ngidul.

"Kau kenapa tidak bawa kendaraan saja sih?" Tanya Hyunjin sambil menggaruk hidung nya.

Hyunjin kalau dilihat lihat, tampan juga ya? Blazer sekolah nya sudah dilepas, menyisakan kemeja putih lengan pendek, dan rambutnya yang berantakan akibat terlalu banyak ulah seharian ini. Gaya menyetir nya juga sangat keren, satu tangan pada stir, tangan lainnya berada di paha nya atau sesekali menyisir rambutnya kebelakang.

"Jaemin? Kau tidak kemasukan setan, kan..?" Terdengar nada khawatir dari pertanyaannya.

"Dulu pernah membawa motor kesekolah tetapi aku kecelakaan, jadi trauma." Jelasnya singkat.

"Terus, tidak mau mencoba lagi? Atau bawa mobil saja?"

"Sudah mencoba dan sudah meminta izin, tetapi tidak dikasih. Payah bukan? Padahal membawa mobil risiko nya lebih kecil." Bibir Jaemin mengerucut lucu.

"Hahahahahah! Sepertinya kau ditakdirkan menjadi tuan muda menggemaskan yang kemana mana harus diantar dan dikawal." Tawa Hyunjin sambil mengacak surai Jaemin.

Kali ini jalanan ramai dan padat sekali. Bisa dibilang, padat merayap. Dari tadi Hyunjin tidak berhenti mengeluh. Jaemin jadi merasa bersalah.

"Maaf. Aku tidak tau jalan menuju rumah ku akan padat. Tidak seperti biasanya." Jaemin menatap Hyunjin iba.

"Tidak apa apa Jaemin. Mengantarmu pulang tidak seburuk itu. I mean, kau cukup asik untuk diajak ngobrol." Ia melajukan mobil nya pelan.

"Mau aku traktir kopi?" Tawar Jaemin.

Hyunjin menatap Jaemin yang sedang tersenyum. Kopi pada sore hari, never goes wrong right?

"Mau!" Hyunjin mengambil jalan bagian kiri dan masuk ke parkiran starbucks.

Visualisasi instastory Hwang Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visualisasi instastory Hwang Hyunjin. Siswa populer seantero jagat, dengan followers 49,9k.

"Hyunjin bodoh. Follow request ku menjadi ramai." Keluh Jaemin.

"Hitung hitung kau menjadi populer tanpa kerja keras." Hyunjin mengedipkan satu matanya.

"Hyunjin." Panggil Jaemin.

"Mmmmm?" Hyunjin bergumam.

"Menurutmu, Kwon Eunbin bagaimana orang nya?"

Jantung Hyunjin hampir merosot rasanya mendengar pertanyaan Jaemin. Kenapa tiba tiba? Apa Jaemin tau? Apa ada yang menyebarkan? Apa Jeno memberi tau nya? Tapi itu tidak mungkin.

"Kenapa?" Ia menautkan alisnya serius.

"Tidak apa apa. Lupakan. Ayo pulang." Jaemin berdiri dan menarik pergelangan tangan temannya.

"Iya, tuan putri." Berakhir Hyunjin mendapatkan pukulan di punggung nya.

〰️ tbc 〰️


Ada nggak sih yang mikir atau ngerasa kalo Hyunjin Jaemin itu bakal jadi pasangan gemesin???? :(

Sama sama clingy gitu HAHAHA,,, berlayar gak nih kapal Hyunjin Jaemin?

sempiternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang