bab 1

10 0 0
                                    

Semarang, 04-juli-2018

- 👐👐👐

Hari ini adalah hari pertamaku sebagai siswa kelas 12 sekaligus senior di SMA tunas bangsa Semarang. Aku sempat berpikir ingin bertindak semena-mena kepada junior-juniorku sebagai bentuk pembalasan yang aku terima dari senior tahun lalu. Aku duduk dikelas XII ipa 3 bersama temanku natasya.

Sejujurnya kami ber-2 bukan anak ipa beneran. Nilai fisika kami sering di bawah rata-rata, kerjaan kami di kelas cuma dengerin guru lalu, ketiduran. Memang, sekolah tempat meraih mimpi apalagi sambil rebahan.

“lo tau nggak? Gue habis nemu cogan di instagram, beuhh ganteng bener” kata dia tiba-tiba, dengan raut wajah kehausan cogan.

Emang dasar, kerjaannya ngomongin cogan. Aku nggak tau apa faedahnya, yang pasti ketika ia cerita aku tetap mendengarkanya namun, setelah itu aku buang entah kemana.

“lo beneran nggak kepo? Lo masih gamonin dia cowok yang nggak tau diuntung. Pliss deh yaa, buat apa lo masih menetapkan hati pada dia yang belum tentu mengerti. Lagian, dia pasti udah ada yang baru. Lo kan pisah udah lama, ayo dong beranjak cari yang baru” lanjutnya, panjang lebar berusaha menyemangatiku.

stop, bilang gue gamon. Dan jangan lo ingetin lagi tentang dia. Lo boleh cari cogan sepuas hati lo tapi, jangan lo liatin ke gue” omelku, tak terima.

“yahh mbaknya lagi PMS, santuy dong mbak” ejeknya lalu, pergi meninggalkanku. Sendiri.

Aku memang bodoh perkara cinta apalagi soal memendam rasa. Aku rela sakit sendiri dan aku harus kebal dengan ejekan bucin yang dilontarkan oleh teman-temanku setiap harinya.

Dan sekarang aku tak ingin mengulanginya lagi di masa yang telah lalu. Mengulangi kesalahan yang fatal perihal hati. Ya, Sejak memasuki dunia baru, kututup diriku. Semuanya, termasuk kupu-kupu yang sering mendadak hadir di perutku saat bertemu dengan cowok yang kusuka.Alasannya hanya satu, aku tak ingin bodohku terulang kembali.

Obrolanku dengan Agustia berakhir bersamaan dengan masuknya guru IPA di kelasku. Guru yang paling killer se-sekolah. Jam pertama, di hari pertama menjadi senior. Aku berharap semoga dia bukan walikelasku.

“selamat pagi anak-anak, selamat kalian naik ke kelas 12. Semoga tambah rajin ya biar bisa masuk universitas yang kalian impikan. Oh ya, kenalin saya bu Setyaningsih guru mata pelajaran IPA kelas 12 sekaligus wali kelas kalian”

Aku terkejut mendengar penjelasannya dan perkenalannya tadi. Aku yang barbar harus perlahan insyaf, jika tak ingin jadi buah bibir di seluruh penjuru sekolah.

********
Kantin sekolah sangat ramai. Mungkin, efek hari pertama sekolah yang belum dipenuhi dengan jam jam pelajaran. Aku dan Agustia
mendaratkan pantat di pojok kantin, tempat favorit kami ber-dua

“lo pesen apa ni?” tanya Agustia, padaku.

“gue lemon tea sama bakso 4 sendok sambal ya” jawabku.

“lama-lama gue persis babu ya” candannya.

“udah deh, lo kan sahabat terbaik ter-unceha" jawabku dengan candaan juga.

sa ae lo neng” ucapnya, lalu pergi meninggalkanku sendiri.

Aku pun segera membuka hp dan mendengarkan lagu, dan kebetulan lagu lucid dreams yang hadir menemaniku.

I still see your shadows in my room./~
Can’t take the love that i gave you./~
It’s to the point where i love and i hate you./~
And i cannot change you so i must replace you./~

“permisi kak”  ucap seorang lelaki mungkin, dia juniorku. Tidak terlalu tinggi namun, cukup tampan.
Aku tidak menggubrisnya karena, aku tak mengenalinya. Biarkan saja dia berdiri di sebelaku sambil memegang makananya. Tampak seperti orang bodoh dan aku masih tidak mempedulikannya. Lebih baik aku mendengarkan lagu selanjutnya. Hahaha.

“permisi kakak cantik yang cueknya masyallah” ucapnya lagi.
Ha? Apa? Dia bilang kakak cantik? Kenal aja belum, udah main gombal aja. Di kira gue apaan dih.

Dengan malas dan berat hati aku menjawab ucapannya dan menanyakan kenapa dia mengganggu jamku bersantai dengan musik. “ha? ada apa? Ada perlu apa?” tanyaku berbondong dengan wajah jutek.

anu kak, aku mau numpang duduk disini boleh ndak?” tanyanya dengan wajah yang memohon, sambil memegang makanan dan minuman ditangan kanan kirinya persis seperti rakyat jelata yang memohon pada ratunya agar rumahnya tidak digusur. Melas

Aku masih saja diam dan enggan menjawab pertanyaannya. Ku edarkan pandanganku di setiap penjuru kantin. Siapa tahu masih ada yang kosong lalu, aku tendang anak ini. Dan ternyata sial, tidak ada,

“gimana kak? Boleh ndak?” tanyanya sekali lagi. “boleh, silahkan” jawabku dengan ramah. “ bilang boleh aja lama men kak” ucapnya dengan nada candaan.

Ha? apa tadi? Dia bilang apa? ya, suka-suka gue dong yang duduk duluan ya siapa. Sebetulnya , gue tau  nadanya bercanda tapi, ya nggak boleh gitu juga!

Oh ya, si Agustia dimana ya lama bener. Perut gue udah lapar tingkat stadium 4  nih.

Aku hanya menjawab dengan senyuman. Selepas itu, dia makan  dan tidak menghiraukan aku di depannya. Makanannya tampak begitu lezat. Oh tuhan, saya lapar. Awas saja tuh agustia bin agus gue dandanin dora ntar, laper banget guee.

“kak kelas apa? kok nggak pernah keliatan?” tanyanya padaku.
Sudah kuduga, pasti anak ini tidak mengenaliku. Orang yang jarang keluar kelas, jarang dapet prestasi, sukanya meraih mimpi sambil rebahan di kelas. Tapi, bisa masuk ipa. Rezeki anak manis.

“ nama gue michelle dari kelas XII IPA 3.  Gue jarang keluar, makanya lo nggak tahu gue. Nama lo siapa? Keliatannya lo junior ya” jawabku
dan kembali bertanya pada dia cowok yang berada di depanku.

“namaku –“ ucapnya belum selesai karena, aku potong. “eh, jangan pakai ku dong, sans aja gue-lo lebih baik” ucapku

“oh oke, nama gue kaivan kak dari kelas XI IPS 2” ucapnya “ nama kakak tadi siapa ya? Mikail? Kerja sampingan kakak jaga neraka ya?” lanjutnya dengan candaan. Dih SKSD bener ni anak. “ nama gue michelle bukan mikail. Gue cewek bukan cowok apalagi penjaga neraka” jawabku dengan tatapan tidak enak.

sante dong kak, kan aku Cuma bercanda hehe” ucapnya dengan cengiran tanpa dosa. “oh ya, makasi tumpangannya kak” lanjutnya

Sial. Dia cukup tampan bila tersenyum. Tapi, maaf aku tidak lagi jatuh cinta. Aku sudah berjanji akan menutup semua pintu hati sampai, benar-benar ada yang mengetuk lali ikhlas menempati dan tidak akan meninggalkan atau menaruh rasa sepihak saja.

“santai aja van, sama-sama” ucapku
Dan diapun pergi meninggalkanku sendirian.

Bab 1-nya segini dulu ya... 🤗 kira-kira si Agustia bin Agus dimana ya?
Dan kira-kira michelle sama kaivan gimana ya?🤔

[ Komen dong dibawah hehe. Siapa tahu bisa buat ide komenmu hehe. ]

Makin penasaran kan? Follow ya trs simpan di perpustakaan❣

insyallah bakal up 2 hari sekali. Tapi, jangan terlalu percaya sama aku ya, aku tukang PHP soalnya hehe. 😁

[ jangan lupa vote komen dan share ke temanmu ya! 💙
Hargai diriku yang udah nulis ni cerita. Jangan kayak dia.g 😈😫
-Terimakasih zeyenkkq 😗-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

accidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang