01 - Johnny's Daughter

593 126 24
                                    

"Aku Dora. And i am your child from 20 years to come."

Johnny melongo layaknya orang bodoh dengan rahang yang terjatuh tidak elitnya. Dia blank. Sangat blank. Padahal sekali didengar saja itu sudah jelas tidak masuk akal, tapi mengapa ia masih loading?

Dan lagi, kenapa namanya harus Dora?

Jika memang benar anak Johnny pun, kenapa ia harus memberi nama bocah satu ini dengan Dora? Apa ada dengan Dora? Apa karena rambutnya yang memang 11-12 dengan Rock Lee dari anime Naruto, atau karena bocah ini memang menyebalkan seperti Dora?

"Dek, kamu saya antar ke rumah sakit aja ya?" tawar Johnny yang malah mendapat tendangan di tulang keringnya.

"Fuck you!" batinnya miris.

"Aku masih waras ya, wahai Bapakku yang terhormat. Dan lagi aku ini anak Daddy tau!"

"Ya kalo anak ngapain lu nendang bapak sendiri, bocah?!" ringis Johnny nelangsa. Masalahnya bocah satu ini menendangnya dengan kekuatan penuh. Oh sial, ini benar-benar sakit.

Masih mending sih. Karena sebelumnya anak bernama Dora itu malah berniat untuk menendang 'junior' milik Johnny. Tapi untung saja niat itu segera mungkin ia urungkan.

Manik remaja bongsor itu melirik malas kepada bocah berambut hitam sebahu yang mengaku sebagai anaknya. Dia memilih untuk melempar tas sekolahnya dengan asal lalu berbaring di kasur.

Aneh? Memang. Dora saja bingung.

"Kok reaksinya cuma kayak gitu?"

Johnny mengernyit. "Terus mau kayak gimana? Teriak-teriak, ambil foto dan pamer ke Instagram kalo gue didatangin anak sendiri dari masa depan? Hell, yang ada Lucinta langsung ngaku-ngaku jadi bini gua, kan bahaya."

"Dan lagi, kalo lu emang maling ya maling aja sih. Toh, tinggal beli baru."

Dora mendengus. Bisa-bisanya Johnny masih menganggapnya sebagai maling. Bocah seimut ini dibilang maling, apa kata dunia? pikirnya.

"Oh iya." Johnny teringat akan satu hal. "Kalo udah selesai nanti terus mau pulang, pintu rumah jangan lupa ditutup lagi ya," ujarnya sebelum kedua kelopak mata itu kembali tertutup.

Sungguh, Dora ingin sekali menendang pantat sexy nan semok ayahnya itu lalu melemparnya keluar dari jendela saat ini juga. Kenapa dia punya bapak nyebelin banget sih.

Tapi apalah daya, badannya dan badan ayahnya saja sudah jelas berbeda jauh. Layaknya singa dan kucing orange biasa.

Dora lantas mendekati Johnny yang masih tengkurap di atas ranjangnya. Lalu menduduki punggung Johnny yang kemudian mengubah posisinya menjadi tiduran di atas tubuh tegap itu.

"Heh, berdiri gak?!"

"Gak mau. Daddy jahat," balas Dorancuek.

Johnny menghela napas lelah. Lagi-lagi ia memilih untuk diam. Toh, anak itu pasti lama-lama juga bosan dan akan pulang ke rumahnya sendiri, begitu batin Johnny.

Saat Dora hendak memejamkan matanya, hidungnya lebih dulu mengendus menangkap bau sesuatu.

"Ihh Dad, ganti baju dulu sana!"

FalsityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang