Part 3 : Why

101K 487 16
                                    


Dada ku terasa sesak, jantung ku berdebar, pandangan ku sedikit kabur. Aku tidak salah lihat kan? (Lalu aku mengusap - usap mata ku dengan punggung tanggan)

Iya benar ayura! Itu daniel!

"Ayura?, knapa kamu ada di sini?" (Ucap daniel tidak percaya)

Aku hanya terdiam dan mematung untuk beberapa saat, berjuta pertanyaan ingin ku tanyakan padanya,

"Kamu yg kenapa ada di sini?, kamu kemana saja selama ini?!" (Ucap ku menahan tanggis)

"Aku..." (ucap daniel terlihat binggung)

Aku sudah tidak kuat lagi, pandangan ku yang kabur mulai gelap, Dan akhirnya roboh, namun sayup - sayup suara masih bisa ku dengar,

Berkat tanggan sigap seorang daniel, ayura yang hampir jatuh ke tanah akhirnya jatuh ke pelukan daniel, lalu daniel menggendong ayura dan meminta pertolongan, semua mata pun tertuju pada mereka

...

"Hmm, dimana ini..?"  (Ucap ku binggung memperhatikan sekitar sembari mengusap - usap kepala ku yang terasa pusing)

Yang ku ingat trakhir kali yaitu aku mendengar suara daniel dan juga suara orang banyak di sekeliling ku

"Kamu tadi pingsan, kamu tidak apa-apa kan sekarang?" (Ucap daniel, lelaki yang duduk di samping kasur ku itu )

"Aku... "(Kepala ku sakit, baru ku ingat tadi pagi aku blum sarapan sama sekali, karena buru - buru berangkat ke kampus)

"Ini, di minum dulu teh hanggatnya, oiya aku juga punya roti di dalam tas, nih km makan aja, aku yakin km blum sarapan kan?" (ucap daniel sembari menyodori ku roti yang baru ia kluarkan dari dalam tasnya)

Kok dia peka banget, dia ga bisa baca pikiran kan? Wkwk

"Knapa?" (Ucap ku ringkas)

"Apanya?, Kamu makan dulu ra.. km butuh tenaga, tadi kamu kan habis pingsan" (ucap daniel khawatir dan meletakkan roti tadi ke genggaman ku)

"Bukan, kamu belum jawab pertanyaan ku yang tadi, kenapa?"

"Iya.. nanti aku jelaskan, tapi km habisin dulu ya rotinya?" (Ucap daniel memohon)

Aku hanya diam dan langsung memasukkan roti tadi kedalam mulut dengan sekali lahapan, hingga daniel pun tercengang,

"Sudah, cepat jelaskan!" (Pinta ku dengan tatapan yang tajam dan sembari mengunyah roti ku)

"Ok ok, aku jelaskan... Jadi kedua orang tua ku pindah ke jerman waktu itu, karena ada urusan bisnis di sana yg harus di urus, aku pun harus ikut dan juga di perkenalkan dengan perusahaan daddy di sana. Selama di sana aku tidak di perkenankan menggunakan alat komunikasi dan lainnya, yang bertujuan agar aku tetap fokus dalam mengikuti training. jika aku melanggar... daddy mengancam akan mengambil segala fasilitas yang selama ini dia beri pada ku"

"..." (aku hanya terdiam)

Sebelum aku bertanya lebih jauh akhirnya aku tersadar bahwa aku bukan siapa - siapa daniel yang patut untuk meminta penjelasan padanya seperti ini,

"Maaf..." (ucap daniel dengan raut wajah menyesal dan memegang tangan ku dengan kedua tanggannya, Yang membuat ku gugup)

"Maaf karena telah meninggalkan mu begitu saja, aku tidak bermaksud untuk itu. Aku harap kamu mengerti" (ucap daniel)

"Iya aku mengerti, kamu tidak perlu meminta maaf pada ku, Aku yang seharusnya meminta maaf pada mu karena sudah lancang menuntut penjelasan seperti ini, aku sadar aku bukan siapa - siapa bagi mu, aku hanyalah orang asing" (ucap ku menyesal)

"Bukan ra, memang pertemuan kita sangatlah singkat, namun selama aku menghilang aku tak henti - hentinya memikirkan mu, senyuman mu... selalu terbayang - bayang di setiap aktivitas ku." (ucap daniel)

Jantung ku berdegub cepat, apa maksudnya ini daniel? Dia memikirkan ku?

"Sekarang aku di pertemukan dengan mu lagi, dari sekian banyak tempat dan orang di dunia ini, aku justru bertemu di sini di tempat ini dan dengan mu ayura, takdir mempertemukan kita" (ucap daniel)

"Ayura, kamu mau kan jadi pacar ku?" (Ucap daniel dan mengeratkan genggamannya)

Deggg,,,, apa ini? Ini nyata? Seorang daniel yang selalu aku perhatikan dari jauh sekarang menggenggam tangan ku dan meminta ku jadi pacarnya?
Oh god, tangan ku terasa semakin dinggin, semoga saja dia tidak sadar ~.~

"Kalau kamu tidak bisa jawab sekarang tidak apa-apa, aku bisa menunggu mu hingga kamu siap nanti" (ucap daniel)

"Maafkan aku daniel, aku belum bisa" (jawab ku mengalihkan pandangan ke arah jendela)

Daniel melonggarkan genggamannya, sepertinya dia terkejut akan jawaban ku.

"Kenapa ra?" (Tanyanya mengerutkan dahi)

Bersambung...

Dont forget to vote and comment
Tunggu cerita selanjutnya

My boyfriend is a sex addictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang