Secercah Petualangan Arti Cinta

17 1 0
                                    

Malam itu aku sedang bersantai menikmati lagu di sebuah rumah di kota Pahlawan, tak lama kemudian ponsel ku berbunyi ada pemberitahuan pesan masuk dari whatsapp. Setelah ku buka ternyata dari adik kelas ku yang masih menempuh kuliah di Unesa khususnya jurusan tata busana. Dia basa basi awalnya kemudian menyampaikan keluh kesahnya masih bingung cara memberi halaman di proposal skripsinya. Karena memang masih menggunakan sistem skripsi dicetak bolak balik. Jadi aku berniat membantu memberi halaman di proposalnya, gila euy sampe ratusan juga halamannya. Setelah ku bantu memang seminggu kemudian agak dekat tapi di hari ke 8 sudah tak tau kemana. 

Dan ku coba membuat akun tinder, geser kanan geser kiri ada yang match entah lupa namanya. Dia asli gresik, dimana suka muncak dan nonton anime. Wah sama dong aku juga suka nonton anime. Setelah berjalannya waktu akrab dong kita, sampai suatu saat aku ngajak ketemuan di SPBU lebih tepatnya tempat nongkrong deket SPBU. Awkward banget dah pertama ketemuan, selang beberapa minggu juga hilang kontak sampai aku dihapus kontak sama dia. 

Aku match lagi dengan Ayu dari Lamongan, katanya selesai putus juga dan gak pengen pacaran dulu. Awalnya emang dikit kalau bales chat, lama-lama bisa cerita juga. Hingga suatu saat udah jadian aja dan selang beberapa bulan dia putus lagi. Dan katanya mau fokus kuliah dulu gak mau pacaram dulum Gak lama setelah itu mungkin 2 bulan dia jaidan lagi. Dan ku tanya, lho kata-katamu dulu apa udah lupa. Eh dijawabnya gini, kalau emang ada yang setia kenapa tidak. Dalam hati oh okelah. Masih chat kadang-kadang denganku.

Oh iya terlupa satu lagi terlupa namanya Dwi dari Soko, Kab. Tuban. Dia lulusan statistik Unnes dimana kenalnya dari tinder juga. Emang nyambung banget kalo sama ini, dulu ketemunya malam hari sebelum esoknya dia menyerahkan berkas untuk daftar cpns. Eh ternyata dia ambil penempatan di Papua euy jauh juga. Singkat cerita dia ketrima dan bakal nyerahin berkas, jadi sore itu aku antar dia dari stasiun Wonokromo ke Ketintang. Sempet deket juga sama dia sebelum akhirnya menjauh. Tapi kadang-kadang juga masih kontak sejenak menyapa.

Oke lanjut, dari tinder masih match sama anak asli Tulungagung tapi kuliah di Unesa juga. Dia jurusan psikologi namanya Inne, setelah chat agak lama akhirnya katemuan deh kita. Meskipun awkward juga awalnya, sampai sekitar 3 bulan setelah ketemu gak ada kontak. Di statusku dia komentar juga, kok gak pernah upload katanya. Iya males aja jawabku, sampai di suatu titik dia pengen aku nemenin dia. Dia cerita masalahnya dan keluarganya, aku cuma bisa dengerin aja karena mau ngasih solusi gimana juga aku gak pernah ngalamin masalah yang dia alamin. Setelah aku nemenin dia, aku pulang dan selang 3 atau 5 hari dia hapus kontak whatsapp nya. Jadi aku yang ngerasa bersalah gegara gak bisa ngasih solusi.

Setelah itu aku match dengan Avi yang kuliah di Hang Tuah Surabaya jurusan psikologi juga. Dia asli Ponorogo, tapi masih sebatas chat aja selama ini belum ketemuan. 

Masih dari tinder juga aku match dengan Difani yang katanya asli Jombang dan spesial katanya. Dia pengen kuliah di Kampus negeri, sampai hari H waktu tes kita ketemuan, aku pun berniat mengantarkannya ke lokasi tes. Setelah selesai, aku pulang dengan sepedanya yang waktu itu sepeda ku ban depannya agak kurang angin jadi beresiko juga jika menggunakan sepedaku. Tapi di jalan aku mikir, kenapa nih anak percaya ya kalau aku bakalan jemput lagi. Et dah sampai dirumah dan tiba saatnya menjemput nih anak selesai tes. Setelah menjemput ku turun di sebrang jalan tempat ku biasa tinggal. Ternyata dia nyasar gak bisa ke tempat temennya, jadi ngerasa bersalah juga. Di hari ketiga mungkin, kita bukber lah memang waktu itu masih puasa juga. Hari ke empatnya masih bisa nyambung aku chat sama dia, video call mungkin kalau gak repot. Masih nyambung juga sampai sekarang meskipun tak intens seperti di awal dan emang jawab chatnya singkat euy.

Entah kenapa masih match juga dengan Ais yang asli Lamongan, awalnya gak tau akunya kalau dia sudah punya pacar. Kan dia ngakunya gak punya pacar, lumayan dekat juga karena sering video call dengan ini anak. Sampai tiba di hari H yang udah janjian pengen ketemu dan jalan-jalan tapi gak balas chat ku sampai sekarang. Setelah ku ikuti update statusnya ternyata aku hanya pelampiasan euy. Sabar gan namanaya juga usaha.


Hingga tiba di suatu titik, mungkin sekarang aku tau kalau cewek/perempuan itu dekat dengan cowok/laki-laki kalau emang pengen nyenengin hatinya aja. Dalam artian bisa untuk pelampiasan, temen chat, bantuin ngerjakan sesuatu ataupun yang lain dimana si cewek/perempuan ini mendapatkan apa yang dia mau tanpa memikirkan yang dirasa lawan jenisnya. Seolah-olah labil dalam berkeputusan, mengambil tindakan dari masalahnya. Oh iya ini untuk rentang cewek/perempuan berusia 18-23 tahun. Kalau diatas 23 aku belum tau betul. Ya labil mungkin, dari beberapa pengalaman yang ku tau memang begitu. Tapi entahlah itu juga hanya beberapa saja tidak semuanya. Waduh kelihatan playboynya aku disini, tapi itu semua di waktu yang berbeda bukan di satu waktu aku dekat dengan lawan jenis.

Entah cinta yang seperti apa yang ingin kucari, katanya mas Noe Letto "Mencari cinta sejati, lha yang gak sejati aja mati-matian nyarinya. Cinta itu dasarnya rindu, dimana merindukan seseorang untuk menjadi diri sendiri. Karena jika sudah menikah pasti bosan tiap kemana ketemu istri, ke kamar mandi juga ketemu istri. Mau rindu darimana tiap hari ketemu juga. Cinta... Hatimu hanya mencari rumah, untuk menjadi diri sendiri. Setelah lelah bekerja seharian dan pulang ke rumah menikmati hidup. Seperti burung agar dapat berkicau dengan merdu di sarangnya. KARENA MENIKAH TIDAK UNTUK MENUNTUT KEBAHAGIAAN DARI PASANGAN TETAPI UNTUK BERBAGI KEBAHAGIAAN".

Hanya berniat baikWhere stories live. Discover now