Seisi ruang makan itu terdengar sangat sunyi, hanya dentingan antara sendok dan garpu yang saling bergesekan. Ketiga anggota keluarga didalamnya hanya fokus menghabiskan sarapan mereka. Namun, pria manis berkulit tan itu hanya terdiam dan mengaduk-aduk tanpa minat sarapannya. Ia enggan pergi, ia tak ingin kemana pun selain diam dirumah dan berkutat dengan tumpukan buku kesayangannya. Tapi kedua orang tuanya memaksa nya untuk pergi, pergi kesekolah umum seperti anak normal seusianya. Dan itu hal yang paling tidak ingin ia lakukan. Ia takut, ia benci bertemu orang asing, ia tak ingin menemui siapapun. Ia takut terluka dan dilukai. Kenapa kedua orang tuanya tak mengerti ketakutan nya ini. Kenapa tiba- tiba mereka menjadi peduli dengan circle hidupnya, bukankah selama ini mereka hanya tau kesenangan hidup mereka saja? Kenapa mereka tiba- tiba menjadi peduli disaat ia sudah merasa nyaman tanpa kepedulian kedua orang tuanya?
"Mingyu..." panggilan sang mama membuat lamunan pria manis berkulit tan itu terhenti dan sontak saja menatap kearah sang mama.
"Iya?"
"Mama tau kamu ngga suka pergi kesekolah umum, mama tau kamu lebih suka homeschooling. Tapi mau sampai kapan kamu mengurung diri kamu terus sayang? Kamu perlu teman dan berinteraksi dengan orang lain, mengerti kan maksud mama, Gyu?" Sang mama berusaha memberikan pengertian kepada sang anak. Karena ia tahu sang anak tengah memiliki pergolakan pada dirinya.
"Mama, Gyu punya Yugi sama Kookie untuk jadi teman. Gyu ngga perlu yang lainnya, Mingyu mohon batalin ya" tatapan memohon itu sungguh kentara diwajah Kim Mingyu berharap sang mama akan mengabulkan keinginannya. Sungguh ia tak ingin pergi ia tak butuh teman lain atau orang baru manapun. Ia sungguh tak ingin.
BRAK!
Suara gebrakan meja itu sontak menghentikan aksi Mingyu yang tengah membujuk sang mama. Ternyata ayahnya kini menatap penuh amarah kepada sang anak. Dengan tatapan setajam belati sang ayah kini menghujam ulu hatinya. Seketika saja nyalinya menjadi ciut."Mau sampai kapan kamu jadi pengecut Kim Mingyu? Kamu itu anak laki-laki, kenapa lemah begitu mentalmu hah?! Malu sama dirimu sendiri Mingyu
UDAH BAGUS DISEKOLAHIN DI SEKOLAH TERBAIK DAN REPUTASI TERBAIK DIDALAM NYA! Apa lagi yang kamu takutin?!" Pekik sang kepala keluarga yang penuh dengan amarahnya. Ia sangat tak senang melihat putra yang begitu lemah seperti ini.
"Kamu takut apalagi Gyu? Takut di bully? Itu ngga mungkin sekolah yang mama mu pilihkan itu adalah sekolah terbaik jadi aman. Mama mu kenal dengan kepala sekolahnya jadi jika ada hal buruk mereka akaan melindungimu. JADI BERHENTI MERENGEK SEPERTI BAYI DAN PERGI KESEKOLAH!"
Ucapan final dari sang ayah tak dapat diganggu gugat lagi. Harapannya pupus, ia harus menerima keputusan sang ayah yang mengharuskan dirinya menjauh dari sarang persembunyiannya selama ini. Dengan langkah gontainya Mingyu berjalan menuju mobil yang akan mengantarkannya ke sekolah barunya. Tahun ajaran baru, kedatangan murid baru dan Mingyu yakin ia akan kesulitan untuk mendapatkan teman baru dilingkungan barunya nanti. Dan harapan terakhirnya hanyalah Yugyeom atau Jungkook. Ia sangat berharap bisa satu kelas dengan salah satu diantara
keduanya atau lebih bagus lagi jika ia bisa bersama mereka dalam satu kelas yang sama."Aku harap ini bukan awalan yang buruk" lirihnya yang kini pandangannya mengarah kearah deretan pohon sakura yang bunga nya berguguran tertiup oleh angin.
❌❌❌
Seisi kelas 11 IPS -4 tengah riuh sesaat setelah sang ketua kelas mengatakan jika guru sejarah yang mengajar ada urusan mendadak dan berbahagialah 3 jam matapelajaran kosong. Dan diujung ruang kelas nampak beberapa anak laki-laki yang terkenal dengan julukan top visual tengah berkumpul sambil mendiskusikan hal serius. Terlebih lagi salah satu diantaranya kini tengah menyeringai puas dengan apa yang baru didengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Puberty | 97L
Short StoryUntuk masa mudaku, teruntuk semua pengalaman yang datang, terima kasih kuucapkan. Untuk masa mudaku, keluarga, persahabatan dan cinta, terima kasih karena pernah sempat singgah dihidup ini. Warn; bxb, harsh word, yaoi! Homophobic go away! CRACKPAIR