Jimin Version : My Psycho Cousin

115 7 11
                                    

Kala melihatmu, aku seperti tersengat listrik. Aku terpental kaget sampai-sampai jantungku seperti diremas kuat hingga berhenti seperti mati.

Namun, setelahnya, ada yang aneh. Bukannya takut, aku malah merasa senang. Setiap melihatmu, aku seperti menemukan sisihan yang pas. Kawan bermain yang pantas.

.

.

.

.

.

.

.

15 Years Ago

Desir yang melaju dalam dirinya terasa aneh. Kaget, tapi benaknya senang. Puas malah. Awalnya, matanya melebar tak percaya. Tapi perlahan sebelah sudut bibirnya terangkat ke atas saat Lena—sepupunya mendorong jatuh adik bungsu laki-lakinya dari lantai dua lalu dengan pintarnya menangis histeris seperti hal itu terjadi bukan karenanya.

“Aku melihatmu. Kau sungguh keren, Mr. Len.” Bisik Jimin saat di pemakaman.

“Aku tahu, Ms. Jim.” Sahut Lena tak kalah lirihnya.

Tidak ada yang tahu penyebab mereka berdua menjadi sepasang remaja yang begitu mengerikan. Hanya saja, satu kejadian itu berujung pada petaka lain. Tidak sampai fatal, namun cukup menyisakan trauma bagi yang menyaksikan atau mengalaminya.

Keluarga tahu, tapi tak cukup tega melaporkan buah hati mereka pada pihak berwajib atau menginapkan mereka ke rumah sakit jiwa. “Kirim saja mereka berdua menjadi pelayan Tuhan. Semoga dengan begitu, segala iblis yang merasuki mereka lenyap.”

Tapi, mungkin iblis menjelma pada raut polos dua bocah itu . Tak sampai satu tahun, mereka kabur dari segala tetek bengek yang berhubungan dengan Tuhan, menjalani hidup mereka sendiri.

Park Lena dengan kecerdasan diatas rata-ratanya serta fisik yang membuat iri setiap perempuan. Park Jimin dengan rupa menawan nan menggemaskan yang akan membuat setiap laki-laki dengan orientasi yang sama akan terpaut padanya hanya dalam satu tatapan.

Mereka berdua berhasil mengelabui setiap napas yang berlalu diantara mereka tanpa tahu ada gelap tak kira-kira bernaung bersama setiap tarikan sudut bibir kedua saudara bermarga Park.

🖤


Kobaran api sudah membumbung tinggi ketika para polisi datang di pemukiman belakang bukit kawasan Buamdong. Tak ada jalan masuk. Api seperti melingkari bangunan rustic berlantai dua tersebut, melindungi diri dari pihak luar yang ingin berpetualang mencari bukti dan jawaban akan apa yang menghantui mereka hampir tiga bulan belakang.

BRAKKK !!!

Tangan kekar itu melesat cepat, menggebrak pembatas antara atap dan pintu mobil dinasnya.

“Brengsek !!! Bangsat !!! Jalang !!! Setan kau Park Lena !!!" Mulutnya diam ? Mana bisa. Amukan penuh makian itu keluar begitu saja. Reflek dari rasa kesal akan bengisnya sang tersangka.

"Jangan menunjukkan muka padaku sebelum kalian menemukan perempuan iblis itu !!!" Lanjutnya dengan tatapan menajam pada setiap manik yang sebenarnya juga menyimpan bara.

Jeritan murka itu membungkam semua jajaran petugas yang menjadi tim kasus orang hilang beruntun. Kening yang berkerut dan desisan ngeri akan apa yang mereka saksikan, terlihat jelas pada setiap raut para petugas ketika api berhasil dipadamkan dan korban yang sudah mati atau yang terbakar hidup-hidup dievakuasi satu persatu. Mata mereka pun nanar, panas, melihat kenyataan bahwa salah satu rekan mereka menjadi korban kejahatan seorang perempuan. Sukses sudah Park Lena membuat para petugas diam dalam amarah bercampur duka.

L E N A - YOUR PSYCHO SWEETHEART ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang