Buku-buku usang itu tergeletak di hadapanku. Cahaya remang dari lampu yang digantung seadanya menemani heningnya malam. Semuanya bertebaran di lantai semen dingin itu; buku-buku, pena, pensil, penghapus.
Aku membolak-balik halaman buku paket dengan sebal. Kenapa sih Bahasa Inggris begitu sulit?
" Kenapa orang Inggris hobi sekali membedakan waktu? Kalau makan-nya kemarin, pakai ate, kalau sedang makan, pakai eating" keluhku bersungut-sungut, berbaring lelah di lantai.
Tidak banyak perabot lain dalam kamar itu. Hanya ada benda-benda tua yang ditinggalkan. Beberapa bahkan berdebu. Disusun berantakan di rak-rak kayu reyot. Mulai dari sparepart motor, foto pernikahan lama, piala-piala, kardus, buku tua, pokoknya benda-benda rusak.
" Orang Inggris sangat detail, mereka bahkan membedakan urusan gender seperti membedakan antara He dan She " sahut seorang wanita yang duduk menyandar di tembok, agak jauh dariku.
Masih dengan gaya malas-malasan, aku bertanya ," Jadi, tolong jelaskan cara kerja past tense padaku "
Wanita itu tersenyum, aku tak bisa terlalu melihatnya karena kurangnya cahaya. Rambutnya tersampir di bahu kanannya. Ia tampak tak pernah menua.
" Past tense digunakan untuk mengabarkan sesuatu yang telah terjadi namun sekarang mungkin tidak terjadi lagi " jelas si wanita tak bergerak sedikitpun dari posisinya.
Aku manggut-manggut ," Bisa berikan contoh? "
Wanita itu menelengkan kepalanya sehingga matanya tertutup salah satu sisi rambutnya yang tampak tak pernah dipangkas, dan ia tak terganggu dengan itu.
" Hmm.. misalnya pintu itu " ia menunjuk satu-satunya pintu di ruangan ini, yang tepat berada 2 meter dari tempatnya bersandar ," He opened the door a long time ago. Dia membuka pintu itu dahulu kala. Nah, tapi sekarang, pintu itu sudah tertutup bukan? "
Aku memainkan pensil, memutar-mutarnya di jemariku ," Ohh.. begitu "
Wanita itu kembali mengoceh ," Coba sekarang kau yang beri contoh, nak "
Aku bangkit duduk sembari berpikir ," I didn't eat yesterday. Aku tidak makan kemarin. Apa itu boleh? Padahal hari ini aku juga belum makan "
" Boleh, tentu saja. Kau bermaksud mengatakan hal yang terjadi kemarin. Meskipun sekarang juga terjadi lagi, tetap saja menggunakan past tense "
Aku kembali merenungkan kata-katanya.
" He married a new wife. Dia menikahi istri barunya. Apakah itu bisa? Maksudku ia masih dalam status 'menikah' sekarang " tanyaku.
" Ya. Pesta pernikahannya kan sudah berakhir, kurasa itu cara mudah menjelaskannya pada anak 10 tahun sepertimu "
Lampu di atas kepalaku berkelap-kelip redup. Dan lantai terasa semakin dingin.
" Hei, boleh aku tanya lagi?"
" Bukankah daritadi kau sudah bertanya? "
" Yah, oke " ujarku terkekeh ," You loved me. Bagaimana menerjemahkannya? "
Wanita itu memegang dagunya, berlagak sedang berpikir.
" Kau mencintaiku. Entahlah, dalam bahasa kita, tidak disebutkan waktu tepatnya "
" Tapi, nak. I still love you. No need past tense " lanjutnya dengan suara parau sekecil mungkin sehingga terdengar samar di telingaku.
Aku merangkak menghampiri wanita itu. Tidak pernah terpikir olehku sebelumnya untuk melakukan hal ini. Namun, aku melakukannya. Ia tampak sedih. Sangat sedih. Hingga ia bahkan tak sanggup menangis.
Ia tetap tak bergeming. Saat aku tinggal beberapa langkah lagi, pintu itu terbuka.
Siluet pria jangkung yang tampak dari cahaya di luar sana berdiri diam. Ia tak mengatakan apa-apa, lalu menutup lagi pintu dengan kasar.
Aku menolehkan kepalaku kembali pada wanita itu.
" He loved you. Bagaimana menerjemahkannya? "
Tapi, wanita itu sudah hilang.
-///-
Mind to share your thoughts? :)
Mohon menitipkan kritik ataupun saran di kolom komentar ya:D kalau gaya bahasanya kurang atau apalah yang bisa memperbaiki cerpen ini, aku akan sangat menghargainya.
Terima kasih untuk membaca♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Eunoia (KumpulanCerpen)
Short StoryEunoia (n.) beautiful thinking; a well mind Kumpulan cerpen yang harapnya dapat mengubah cara pandangmu. 29/03/2019 (*)Jika terdapat kemiripan cerita, hanya kebetulan belaka, ide cerita orisinil dari kepala saya