(3.5) - Devandra x Yolanda

1.4K 258 134
                                    

"Gapapa kok. Kamu boleh manggil saya Mas. Saya suka."

Kalimat Devandra sukses bergema di kepala Lala bahkan sampai dia bangun pagi dan sekarang sudah siap berangkat ke kantor. Apa-apaan orang itu? Mau bikin sport jantung? Kenapa juga Lala kepikiran?

Duh, mau ditaruh dimana muka Lala, Gustii?? Lala ngga berani ketemu Devandra kalo kayak gini keadaannya. Malunya sampe ke DNA.

"Napa, Nduk? Wajahmu kok abang ngono? Sakit ta?" (Kenapa Nak? Wajahmu kok merah gitu? Sakit ya?)

"Eng—engga, Bu. Lala baik-baik aja" Lala cepat-cepat mengembalikan fokusnya.

Kalo sampe ketahuan Ibu Negara bisa gawat. Pasti bakal ditanya dari A-Z. Macam artis dikejar paparazzi. Jangan salah, ya. Ibu Negara tuh standarnya setinggi Firdaus buat bakal calon mantu. Seleksinya ketat. Lagipula, misal Lala berjodoh sama Devandra itu kayaknya cuma terjadi kalo Lala jadi pemeran utama cewek di film Aladdin. Mustahil. Kemungkinannya cuma 0,000000000000000001%

Ya ampuun, Yolanda Kanista Buwana. Kamu mikirin apa sih? Ya kali Pak Deva mau sama kamu. Ga mungkin, La. Cepet sadar dan kembali ke jalan yang benar sebelum terlambat.

💍💍💍

Sesampainya di kantor, Lala lihat kanan-kiri dulu. Pokoknya hari ini Lala ngga boleh ketemu sama Devandra. Lala ngga tau harus ngomong apa dan ngga tau harus gimana. Duh, bisa ngga sih hari ini Lala pindah divisi aja?

Sampai di lantai tempat divisi Lala berada, masih aman. Lala lihat kanan-kiri lagi.

Fiewh.

Hari ini aku mau pura-pura ngga keliatan, Lala ngebatin.

"La!"

"Astaghfirullahaladziimm!!" Lala tersentak saat seseorang tiba-tiba bersuara di belakangnya.

"Mario! Kamu ngagetin tau!"

"Heh, harusnya gue yang protes. Lo kenapa dah, pagi-pagi udah kayak maling, celingak-celinguk ga jelas gitu. Model lo udah kayak buronan tau ga?"

"Sssttt!! Diem deh. Jangan berisik. Ntar—"

"Ada apa ini?"

Deg. Mati mati matiiii.

Suara Devandra. Duh, kenapa sih orang ini nongol? Mario sih, pake acara ngagetin segala.

"Ini Pak. Si Lala tadi masuk kantor kayak buronan gitu" Mario menjawab tanpa jeda.

"Kenapa Yolanda?"

"Gapapa kok, Mas eh Pak" Lala buru-buru meralat kalimatnya. Tapi, Lala sama sekali ga berani lihat wajahnya Devandra. Muka Lala mungkin udah kayak kepiting rebus sekarang.

"Gapapa tapi kamu nunduk gitu? Serius gapapa?" Devandra berusaha menyamakan posisinya dengan Lala. Ia sedikit menunduk untuk mencari tahu ada apa dengan Lala.

"La, lo gapapa kan?" kali ini Mario ikut penasaran. Ngga biasanya Lala kayak gini.

"Muka kamu merah gitu. Kamu sakit, Yolanda?" tangan Devandra refleks meraba dahi Lala.

Lala rasanya mau menghilang jadi debu aja. Mimpi apa Lala semalam?

"Sa—saya gapapa, Pak" Lala buru-buru mendorong tangan Devandra dari dahinya. Tiba-tiba saja jantung Lala seperti mobil balap yang melaju dengan kecepatan penuh.

Apa-apaan ini? Masa Lala mati hari ini?? Huaaa, Lala belum siaaap.

"Kamu ikut ke ruangan saya sekarang" Devandra berlalu begitu saja setelah mengucapkan kalimat itu ke Lala.

Camer Rempong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang