Awal Pertemua

8 2 0
                                    

Senyi sepi di pinggiran jalan kota New york, sorang gadis tengan melangkahkan kaki la langkah demi langkah telah ia lewati.

"Hus ... capek banget, mana gerah lagi,"ucap gadis berambur pirang maron itu dan bermata biru laut yang cerah.

Hari ini adalah hari paling sial bagi gadis itu. Yang berumur 20 tahun, Ya dia adalah Asya Gadis bermuka Indo bercampur Prancis karena Ayahnya orang Prancis dan Ibunya indonesia.

Kedua orang tuanya sekarang berada di Paris. Tempat dimana Ayah dan dirinya lahir. Dimana tempat itu yang membesarkannya.

"Kenapa harus mogok sih mobil tadi," gerut gadis itu, di sepanjang jalan. "Mana kerjaan di kantor banyak, bepum lagi Ceo muda yang menjabat sekarang nyebelinnya minta ampun,"

Tampa sadar ia akan melewati Club Malam, ya Apartemennya memang melewati.

Club Malam ia terpaka mencari Apartemen yang dekat dengan tempat kerjanya.

"Aku paling benci melewati jalan ini," gerutnya dalam hati. "Bisakah duniaku tenang sebentar aku benci ini," geramnya.

Dan ditempat yang sama seorang pria yang berjalam sempoyongan dan menggosok- gosok tubuhnya karna panas entah apa yang di perbuatnya.

"Errr ... Bangsat panas banget badan gue, dasar jalang itu awas saja berani sekali dia mencampur minumanku dengan obat perangsang," geram laki laki itu,tiba tiba.

Bruk ... tampa sadar pria itu menabrak sosok wanita dengan pakean kerja yang masih terpasang di badannya dan tas kerjanya itu.

"Auwww ..." ringis wanita itu yang menahan perihdi lengannya karena tertabrak olehnya.

Dan sekarng posisinya sangat intim wanita itu di bawah dan pria itu di atasnya.

"Pak Bara, minggir pak saya mau bediri,"ucap wanita itu ya pria itu adalah Bara seorang CEO ternama di New York  pria bermata hijau berambut cepak pirang coklat itu.

"Asya,bisa saya minta tolong. Tolong antarkan saya keapartemen saya?"tanya Bara ya apartemennya dengan Bara memang sama cuman beda lantai saja.

"Tapi pak, sayakan gak bawa mobil," ucap gadis itu. "Pakai mobil saya saja cepat saya sudah gerah," ucapnya dingin.

Setelah setengah jam di dalam mobil, akhirnya sampai di depan pintu apartemen Bara,Adelisa mengantarkan Bara kedalam dan membawanya ke kamar yang di tunjuk Bara tadi.

Setelah di dalam kamar Adelisa ingin beranjak namun tangannya tertahan oleh lengan kekar Bosnya itu.

Enta bagai mana cara melepaskan genggamannya tampa sadar bibirnya seperti basah dan hangat ternyata Bram menciumnya.

"Pak lepaskan saya ingin kembali ke apartemen saya," ucap lisa yang sedang berusaha melepaskan pelukan itu ciuman itu semakin bergairah Asya tidak ingin ini terjadi.

Ia takut kesuciannya hilang. Akhirnya mereka melakukan hubungan terlarang itu Bram yang masih di pengaruhi OBAT itu.

Pagi pagi buta Adelisa membersihkan dirinya, ia melihat ke ranjang yang masih ada sosok pria yang semalam merebut kehormatannya dan ciuman pertamanya.

Darahyang masih ada di seprai itu ia biarkan ia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya itu, sambil menahan perih di bagian intimnya dan beranjak ke apartemnnya yang beda satu lantai itu.

"Hiks ... hiks, aaaa ....... Ku ko ....... tor aaaa ....... ku menji ....... jikkan, hiks," pecah sudah tangisannya di bawah sower kamar mandi, ya dia sudah berada di apartemnnya.

Dilain tempat sosok pria yang baru saja bangun dari tidurnya, tidak melihat wanita itu di sampingnya dan ia sempat melirik di sampingnya itu ada darah yang menempel di seprai tempat tidurnya.

"Errr .... ah ceroboh aku bisa di bencinya pasti aku di bencinya," ucapnya sambil menjambak rambutnya frustrasi.

Sudah tiga minggu Bram tidak melihat wanita itu, Bram kacau dan tidak bisa berkonstrasi.

"Panggil Ms. Asya, surh dia ke ruangan saya,"ucapnya di telfon. Neberapa saat kemudian pintu di ketuk.

"Masuk," ucapnya dingin, "Maaf Tuan, Ms. Asya menitipkan ini ia tidak bisa bertemu Tuan karna ia, sedang terburu-buru," ucap Seketarisnya itu.

Setelah Seketarisnya pergi, ia langsung membuka map coklat itu berisi surat pengunduran diri.

"Kamu gak akan bisa lepas dari aku, Asya sayang,"ucapnya lalu ia menekan nomer yang berada diponselnya.

"Ke kantor saya sekarang," ucapnya dingin lalu cepat mematikan sambungan di ponselnya itu.

Selang beberapa waktu orang yang di tunggu akhirnya datang. "Cari wanita itu dan pantau dia dari jauh," ucap bram sambil menyerahkan bio data seorang wanita muda.

"Baik Mr. Bara, akan saya usahakan semaksimal mungkin," ucap Dektektif itu "Oke, saya tunggu kabar baiknya," ucap Bara dingin.

Di lain tempat di bandara sosok wanita yang sedang mengelus perut ratanya sambil tersenyum miris.

"Maafkan Mommy ya sayang kamu harus terpisah dari Deddymu, Mommy hanya ingin hidup tenang bersama kamu,"ucap wanita itu sambil meneteskan airmatanya.

TBC 😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SINGLE MOM:"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang