Keesokkan harinya, saat aku sedang dalam perjalanan menuju sekolah menaiki angkot, aku bertemu jimin, dia adalah teman sentot, aku selalu melihat dia bermain dengan sentot dipinggir kali.
"ehhh lu gembul kan ??", tiba tiba dia bertanya.
"iya gw gembul"
"kemarin gimana ? lancar" tanya lagi jimin dengan muka yang sok keren yang membuatku ingin menewaskannya dengan jurus kentutku,
"lancar ? apanya ??" tanyakku balik,
"lah kemaren si sentot bilang pengen nembak elu, trus dia nungguin lu di lobby sekolah" jawab jimin
"eh serius ? kemarin gw emang ketemu sentot tapi dia cuma ngelawak doang ke gw, trus ngasih kode klo dia mau ikut klub yg gw bikin" jawab diriku.
"lahhh, gw pikir dia udah nembak lu, ketauan deh rahasia dia, he he he" timpal jimin sembari menunjukkan muka memelas macam orangutan sedang menahan berak karna saking malunya sok akrab dengan orang lain dengan muka sok keren. Sesampainya di sekolah, aku bertemu dengan tukinem
"nih gw dapet lagi 2 calon anggota" ucap tukinem sembari berjalan menghampiriku bersama Aghnia Mustavia Syarfa Almunji atau biasa dipanggil parbul dan Muhfida Zahra atau biasa dipanggil sentolop.
"wahh bagus dong, gw juga dapet satu nih, si sentot anak kelas sebelah" jawabku,
"ih si sentot yang cacingan itu ya ? kok kamu terima sih, jangan harusnya" timpal parbul,
"iya kmaren aku ngeliat dia ngobrol sama polisi tidur, anehhh" tambah sentolop dengan nada tidak suka.
"ehhh jangan kaya gitu dongg, kasian, walaupun dia gila, gak waras, stress, keterbelakangan, harusnya jangan dihina, lbih bagus kalo sama sama kita aniaya" jawabku dengan nada bercanda yang tiba tiba membuat Tukinem tertawa keras macam sedang kerasukkan buto ijo selama hampir 10 menit.
Singkat cerita kami berempat langsung mencari sentot setelah itu pergi ke ruang guru menemui pak rojali lagi untuk mengajukkan pembuatan klub seperti kemarin,
"permisi pak" ucapku,
"ya nak ada yang bisa saya bongkar ?" jawab pak rojali dengan lawakkan garing kesukaannya,
"ini kami udah ada 6 anggota jadi udah memenuhi syarat pembuatan klub",
"ohhhhh iya kalo gitu nak, tinggal isi formulir ini" jawab pak rojali sembari memberikkan sepucuk kertas dengan tangannya yang jarinya penuh dengan batu cincin kw super yang dapat ditemukkan di pasar jongkok dan kotoran pertanda tidak cuci tangan setelah cebok pada sela sela kukunya.
Lalu kami mengisi formulir dengan sarbini sebagai ketua ekskul tersebut. Setelah itu pak rojali menunjukkan kelas kosong yang akan kita pakai untuk kegiatan ekskul ini, tepatnya di samping gudang sekolah yang rumornya terdapat emak emak berkepala kambing bandot, berbadan tapir jawa yang sering berkeliaran di sekitaran tempat tersebut, tapi kami tak terlalu menghiraukan rumor tersebut, karna ada pak purdadi dan ketujuh pasukkan tuyulnya yang siap mengayomi, dan menjaga ketentraman dan perdamaian sekitaran wilayah sekolah.
"ihhh kotor banget nih kelas, gaada kelas lain apa pak ?" tanya sentolop dengan nada tak suka,
"waduh maaf nak cuma ini satu satunya kelas yang tersisa untuk ekskul seperti kalian" jawab pak rojali yang sedang berdiri di sekitaran kelas kosong yang jelas lebih rapih dan bersih,
"yaudah gapapa kita bersihin aja yuk bareng bareng" timpal sentot dengan nada yang sok keren,
"yaudah sebentar ya aku ambil sapu sama pel sama ember dulu, tukinem anterin skuy" tambahku kepada mereka.
setelah itu kami langsung membersihkan kelas, dan tak terasa hari sudah mulai gelap, dan kami langsung pulang ke rumah masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENTUT : THE STORY OF MY TALENT
FanfictionNamaku Devia Zamzami, atau orang orang biasa memanggilku gembul, aku sekolah di SMA Mesra Tadika. Aku selalu di bully oleh teman temanku karena bakatku. Suatu hari temanku, Muhammad Kim Taehyung Al Habibie atau biasa dipanggil Sarbini mengajakku unt...