VI

954 142 24
                                    

🎶 Would you leave if I was ready to settle down?
Or would you play it safe and stay? 🎶




"Phi Tonnam, apa itu orangnya?" Mean menunjuk seseorang yang berjalan terburu-buru kearah lobby utama. Tonnam, Peak dan James yang sedang duduk di ruang tunggu lobby sambil menikmati minuman mereka langsung menoleh.



"Dia benar-benar terbang dengan pesawat tercepat, heh? Posesif sekali." Tonnam memperhatikan Perth yang sedang bicara dengan staff hotel.



Tonnam berjalan mendekati pria tampan tapi terlihat urakan tersebut lalu menepuk bahunya. Perth yang merasa kesal karena diinterupsi langsung menoleh kebelakang, siap untuk berteriak kesal.



"Perth Tanapon. Kenalkan, aku Tonnam. Sahabat Saint." Tonnam mengulurkan tangannya menunggu jabatan tangan namun tak bersambut. Emosi Perth akhirnya menemukan sasarannya.



"Jadi kau? Kau yang menculik Saint dan mengurungnya disini?!? Berani sekali kau membuat masalah denganku, HAH?!? JAWAB!!!" Perth berteriak sambil menahan tangannya untuk tidak memukul wajah Tonnam yang kentara sekali tersenyum mengejek.



"Apa kau mau duduk sebentar denganku dan mendengar apa yang sudah dari lama ingin kusampaikan padamu? Atau kau hanya ingin seperti orang gila yang membuat keributan disini? Tenang saja, bukan hanya kau yang ingin menghantamkan tinju pada wajahku. Aku pun benar-benar ingin membuatmu babak belur sekarang." Tonnam menjawab sambil berdecih, menekankan emosinya yang tersulut.



Tonnam berjalan ke arah teman-temannya dan kembali duduk, diikuti oleh Perth yang berdiri di depannya. Masih menguarkan aura membunuh yang kental.



"Cepat katakan padaku dimana Saint!"



"Untuk apa terburu-buru Khun Perth? Can't wait for another 10 minutes?"



Perth menatap ketiga pria lainnya yang duduk disana. Dia langsung mengenali dua diantaranya adalah yang bersama Saint di foto tadi pagi.



"Baiklah, apa yang ingin kau bicarakan padaku? Cepatlah! Aku tak mau membuang-buang waktuku denganmu!" Perth akhirnya mengambil tempat duduk di depan Tonnam yang memang dibiarkan kosong.



"Kau mencintainya? Saint?" Tonnam langsung to the point tanpa berniat berlama-lama berurusan dengan Perth. Walau ini pertama kalinya ia melihatnya langsung, arogansi Perth benar-benar membuatnya muak.



"Apa urusannya denganmu? Kau keluarganya? Pengasuhnya? Hanya karena menyandang gelar sahabat tidak membuatmu bebas bertanya semaumu!" Perth benar-benar berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terlibat baku hantam disini. Sombong sekali laki-laki kecil didepannya ini.



"Aku rasa aku punya. Karena sahabatku yang bodoh itu terlanjur jatuh cinta setengah mati pada pria brengsek sepertimu. Aku berhak tau apakah sahabatku akan bahagia atau tidak." Tonnam menggunakan tone suara andalannya saat menyudutkan terdakwa di persidangan.



"Dia akan selalu bahagia bila bersamaku. Fakta sekecil itu kau pasti tau kan? Saint tidak bisa hidup tanpaku." Perth berkata angkuh.



"Benar. Tapi bisakah kau bahagia bila tidak bersama Saint? Bisakah kau hidup tanpanya?" Tonnam membalik pertanyaannya tanpa melepas pandangannya dari Perth, berusaha mengamati perubahan mimik wajahnya yang tidak kentara.



"Aku hidup dan bahagia karena keinginanku sendiri, bukan karena orang lain!"



"Aku cuma bertanya, bisa atau tidak. Hanya itu. Kenapa kau suka sekali berputar-putar tuan Tanapon?" Tonnam tersenyum mengejek.



"Bisa. Aku bisa hidup dengan baik dan bahagia walau tidak bersama Saint. Kau puas??!!" Murka Perth.



Perth tidak akan menurunkan gengsinya di depan pria kecil ini. Entah permainan apa yang Saint lakukan dengan melibatkan teman-temannya, tapi Perth benar-benar kesal dan merasa dipermainkan.



Tonnam tetap memandang Perth dingin, dia muak dengan keegoisan seorang Perth Tanapon sehingga tak sadar akan perasaannya sendiri. Tonnam benar-benar ingin takdir membuatnya sangat menyesal. Dan disini Tonnam sedang membantu mempercepat kerja takdir yang dia inginkan.




"Kau sendiri yang bilang khun Perth. Aku harap kau lelaki yang memegang teguh ucapanmu. Jangan mencariku jika suatu saat nanti Saint benar-benar menghilang. Got it? " Tonnam berkata sengit.



"Keep dreaming kid!"



"Don't 'kid' me, you f*ckin cowardly cat! Aku jauh lebih tua darimu, dasar laki-laki tak punya sopan santun! Jangan angkuh hanya karena kau merasa sudah memiliki semuanya, khun Tanapon. Villa 16."  Puas karena sudah meneriaki Perth, Tonnam langsung melempar kunci villa ke pangkuan Perth dan beranjak pergi yang diikuti oleh Mean, Peak dan James.



"Suatu hari kau akan benar-benar menyesal, Perth." James berbicara lirih saat melewati Perth.



Perth hanya bisa terdiam menahan emosi karena dihina sebagai kucing pengecut. Egonya sebagai lelaki dewasa tak mengijinkannya untuk menyusul Tonnam dan menghajarnya saat ini juga.




Sialan. Laki - laki sialan. Suatu hari aku akan benar - benar menghajarmu, pendek!




Perth segera menuju concierge service dan memesan boogie car untuk mengantarnya ke villa 16. Dipikirannya cuma ada Saint, amarah, Saint lalu amarah lagi. Entah apa yang akan dia lakukan saat melihat Saint nanti. Ledakan emosinya harus terlampiaskan saat ini juga.











Hello~~ 👱🏻‍♀️

I am back with the update~~ ✌🏻✌🏻😆😆😆

Pendek lagi yaa, dan gak ada baku hantam sih ini... 😅

maaf aku gak bikin Perth yang ganas dulu, belum saatnya. Dan juga aku kasihan sama Perth klo sampai dia babak belur dihajar 4 cowok klo brani main hajar sembarangan~ 😂😂😂


Seperti biasa, please vote and comment to boost my mood to write the next part~ hahahaha.


Let's Love PerthSaint As Long As Forever 🖤❤️


Sincere Love,

Haebyon

Time To Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang