Entah...
Harus darimana ku mulai cerita ini
Kabut nan sunyi
Perlahan, mulai merayap di hatiAku yang mencintaimu dalam diam
Menahan rindu yang kian tak teredamIngin rasanya aku bertemu denganmu
Namun, menyapamu saja aku tak mampuAku memang mencintaimu sejak dulu,
Namun kau hanyalah sekedar ilusi
Yang kuciptakan dengan dunia khayalku.Lalu, apa dayaku?
Bahkan anginpun membisu
Ketika aku mengadu tentang siapa saja yang berhubungan dengan dirimuBagiku cukup Allah yang tahu
Tentang apa dan bagaimana perasaankuMungkin
Sekarang kita tak saling bertegur sapa,
Namun, satu hal yang kamu harus tau..
Bahwa setiap sujudku terselip namamu dalam doakuBerharap semoga perasaanku yang selalu,
Ku curahkan kepada Allah
Lewat bait doa, yang kupanjatkan
Dapat tersalurkan pada hatimu
Tanpa harus ku katakan yang sebenarnya padamu..Dalam diam ku mengawasimu,
Bagaikan target tanpa umpan
Jika memang ini yang terbaik untukmu
Suatu saat nanti ada hari yang indah dimana kita selalu bersama
Baik suka maupun dukaKau tahu?
Cinta ini berawal dari kekagumanku,
Kekagumanku akan akhlaqmu
Ada hal berbeda saat pertama kali jumpa
Mungkin hanya aku yang merasa
Namun takikardi dan tremor menjadi satu
Apakah ini cinta? Atau sekedar kagum?Semoga suatu saat nanti,
Kamu juga merasakan hal yang sama. Mengagumiku...
Dalam setiap lesapan do'a - do'amu
Aamiinn..Terimakasih,
Tuan Kelabu.
Karena kau telah hadir seiring datangnya hujan kecil.
Semoga kau tau, akan curahan cinta dalam diamku.
YOU ARE READING
Sangkar Tak Berwujud
Non-FictionTali suci yang didambakan kini sirna dengan percuma hanya karena izin yang tak kunjung digapai.