🙂 3

41 9 4
                                    

Hari semakin gelap, tetapi pintu rumah belum juga terbuka, aku berfikir andai ibu dan ayah ada di sini, pasti diriku tidak akan merasakan hal seperti ini.

Angin semakin kencang, pertanda akan turun hujan, dan sangat dingin, aku tidak tau ingin kemana, mau keluar tapi aku takut jika terjadi apa-apa inikan sudah malam.

Aku terus menagis dan dugaanku benar hujan turun begitu deras tidak ada tempat untuk ku berlidung air mataku mengikuti alur tetesan hujan yang membasahi seluruh tubuhku, air mataku semakin deras seperti hujan semuanya aku keluarkan rasa sakit yang ku pendam selama ini, aku keluarkan suara tangisanku semakin kencang tetapi tidak kalah kencang dengan suara hujan.

Aku sangat kedinginan bagaimana jika aku sakit bagaimana jika besok aku tidak pergi sekolah perjanjian ku untuk pergi apa akan batal.

Dialah salah satu orang yang bisa menghiburku walaupun tidak sepenuhnya
Aku terus menerus mengingat masa-masa bahagiaku agar semua rasa sakitku saat ini aku bisa tenang dan kemudian aku terlelap dalam Kesedihaan diselimuti dengan kedinginan dan basah.

************

"Eh boca bangun lohh udah pagi nihh molor mulu loh"sambil menendang tubuh Lia"


Tetapi lia belum juga bangun mungkin dia lelah memikirkan semuanya.

"Nihh boca belum bangun,ohh gue punya ide"kemudian kak arif masuk mengambil sesuatu kemudian membawanya keluar menuju Lia yang masi tertidur pulas

"Satu....dua....tiga.....woyy bangunn udah pagi hahahahahah"dengan suara yang cukup keras sambil menyiram lia menggunakan air Dingin

Lia langsung bangun karna terkejut merasakan dinginnya air yang di siramkan kepadanyaa.

"Nahh gitu dong langsung bangun hahaha sekarang lo masuk dan bikin sarapan karna sebentar lagi aku, hani, kasih dan arif akan segerah ke berangkat"

"Ta...ta...tapi kak aku lagi nggak enak badan kak lagian bibi juga ada kok, biar bibi saja yang buat yahh kak"sambil menggigil dan menunduk

"Iya, bibi ada tapi kan udah tua, lemes, nggak bisa cepat, jadi aku mau kamu bantuin bibi biar cepat, kamu nggak usah banyak alasan sekarang masuk dan mandi kemudia bantu si bibi"

"i...i...iya kak"aku langsung menuju ke kamar mengambil selimut dan duduk di atas kasur kepalaku sangat sakit jika berjalan rasanya aku ingin jatuhh tetapi aku harus kuat jika tidak aku pasti kena marah lagi"

Aku berusaha berdiri dan masuk ke kamar mandi membawa semua peralatan mandiku tak lupa aku mengambil handuk.

Aku berjalan pelan-pelan agar keseimbangan tubuh ku tetap terjaga aku takut jika aku jatuhh.

setelah beberapa menit aku telah selesai mandi dan selesai bersiap siap kemudian turun kebawa berjalan melewati tangga berhati hati menuju ruang makan keluargaku.

"Tuhh si tuan putri kita sudah datang"ucap kak kasih

"Selamat pagi semua"lagi lagi aku tunduk sambil mengucapkan kata itu

Tidak ada pun yang menjawabnya kecuali bibi yahh bibi menjawabnya.

"Udah sana bantu si bibi biar semuanya cepat selesai"

"Iya kak"

Aku menuju ke bibi.

"Bi' biar aku yang bawa minumannya"

"Nggak usah non aku bisah kok"

"Iya nggak papa bi' yang lain aja bibi bawa biar cepat selesai"

"Baik non, hati hati yah non"

"Iya bi'

Aku membawa empat gelas berisi air itu dengan hati hati agar tidak jatuhh.

Aku menaronya di dekat kak hani yang kebetulan duduk paling pojok tiba-tiba aku menyenggol air yang telah ku lettakkan itu.

"Aaaaaaaaa"teriak kak hani

"Aduhh ma...ma...ma..maaf kak aku nggak sengaja, maaf yahh kak"

"Apa?!!! nggak sengaja kamu bilang?!! pasti kamu sengajakan karna kamu mau balas dendam sama aku kan?"sambil menarik rambut panjangku

"Aduh sakit kak ti...tidak kok kak aku benaran sumpah aku nggak sengaja kak"

"Aduhh kamu membuatku kesal saja aggrgg"geram kak hani

Tunggu part selanjutnya author sangat senang jika kalian memberi kritik dan saran kalian kepada cerita ini💜

ingin satu (SLOW UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang