BAB 1.Chapter 2. BONEKA KECIL

14 2 0
                                    

• terima kasih telah membaca•


Sepulang sekolah. Aku berjalan kaki menuju ke rumahku. Antara jarak sekolahku dengan rumahku sangat dekat jadi aku berjalan kaki.

Setelah sampai di rumahku, aku melepaskan sepatuku sambil mengatakan " Aku pulang. "
Tanpa diketahui, ayahku langsung berdiri di depanku sambil membawa botol bir.

" Kau ini selalu saja lupa mencuci bajuku waktu pagi, lihat ini bajuku terlihat kotor dan kumuh. Kalau begini terus aku akan memberikanmu hukuman. " kata ayahku

Ayahku langsung menjambak rambutku menuju kamarku.

" Maafkan aku ayah, maafkan aku, kumohon ayah. " kataku sambil menangis. Aku memberontak dari tangan ayahku yang menggeretku dengan menjambak rambutku.
" Kumohon jangan ayah. " kataku sekali lagi.

Ayahku berbalik kemudian dia memukul perutku dengan keras hingga aku muntah-muntah.
" Rasakan itu! Akibat mencoba melawan ayahnya, anak yang kurang ajar, kau tidak berguna! " kata ayahku yang sekarang dia melempar aku ke ruang kamarku.
" Sekarang tiga hari ini kamu tidak boleh keluar kamarmu dan tidak makan. " kata ayahku sambil menutup pintuku dan menguncinya dengan gembok yang begitu kuat.

Aku mengedor-gedor pintu kamarku dengan permohonanku. Akhirnya aku menangis terisak di ranjangku. Aku berpikir bahwa hidupku penuh dengan penderitaan terberat sangat berat, aku tidak bisa menangungnya setiap hari lagi. Aku ingin bunuh diri disini.

Tepat disaat itu, tiba-tiba hpku menyala padahal belum kunyalakan. Aku mengambil hpku dan melihat website yang sudah ada di tampilan layar hpku. Website itu berisi tentang toko pengkabul permohonan yang bisa mengkabulkan permohonan apapun itu. Aku melihat komentar yang ada dibawah website itu, banyak orang yang senang dan puas karena dikabulkan permohonannya.

" Apakah ini benar-benar ada? "

Aku melihat lokasi toko pengkabul permohonan itu. Ternyata berada di pasar dekat rumahku. Aku hampir tidak percaya ini.

Aku menelan ludahku dan sangat penasaran. Kalau benar-benar ada, aku bisa mengkabulkan permohonanku disana dan aku bisa lepas dari penderitaan berat ini.
Aku akan mencoba kesana dengan menyelinap keluar melalui jendela yang ada di kamarku terhubung dengan halaman belakangku. Aku mengusap air mataku, mempersiapkan semuanya untuk besok dengan tidak bersuara sedikitpun.

Setelah selesai, aku segera tidur dan tidak sabar untuk besok.

Cahaya pagi hari membuat aku bangun dengan sinarnya yang begitu silau.
Aku segera mengambil baju yang sudah kupersiapkan kemarin dan membuka laci meja belajarku mengambil tali tambang yang ada di garasi waktu aku mengambilnya. Aku melemparkan tali itu keluar jendela hingga mencapai bawah. Aku sudah memperhitungkan bahwa tali ini cukup untuk menahan bebanku untuk turun ke bawah. Ketika persiapan sudah selesai, membawa makanan, dompet, dan hp ke dalam tas. Aku menghela nafas, memcoba untuk tenang dan berharap agar rencana ini berjalan lancar. Kemudian aku langsung turun ke bawah dengan tali. Aku mendarat ke tanah tanpa cedera apapun. Dengan cepat aku lari menuju ke jalan raya yang besar untuk pergi ke toko pengkabul permohonan.

Angin berhembus menerpa wajahku dengan lembut dan membuat rambutku berkibar-kibar. Pagi hari ini sangat cerah membuat suasana hatiku menjadi hangat. Aku berlari sepanjang kota dengan gedung-gedung yang tinggi. Tidak banyak orang yang melewati jalanan kota ini. Aku berlari, berbelok kanan dan menyebrang jalan. Akhirnya sampai juga di depan pasar.

Di pasar itu, ada gapura yang sangat besar berwarna merah pekat. Pasar itu sangat ramai dengan pengunjung. Banyak orang yang berteriak berjualan disana. Warung makanan juga berjejeran disana. Aku segera masuk ke pasar itu dan mencari lokasi toko pengkabul permohonan. Aku berjalan terus sambil melihat GPS di hpku. Hingga aku menjauh dari keramaian dan ditempat jarang orang lewat. Tempat itu paling pojok pasar sangat sunyi berbeda dari awal pasar yang sangat ramai itu.
Aku sedikit ragu tentang toko pengkabul permohonan. Tetapi di GPS, toko pengkabul permohonan hampir dekat.

Akhirnya aku memutuskan untuk tetap berjalan mencari toko pengkabul permohonan. Kemudian, disana aku melihat sebuah tenda yang sangat besar berwarna ungu dan berkilau. Disana ada papan terbuat dari kayu berwarna putih bertuliskan toko pengkabul permohonan dengan latin. Papan itu terpasang di atas pintu tenda dari kain berenda berwarna biru indah.

Bersambung~~~

Sebelumnya cerita ini ada di buku novel buatan tanganku sendiri

Waktu itu, buku novelku dibaca oleh temanku

" Eh, gimana kalo buku novelmu dipindah ke tempat wattpad daripada tempat buku lusuh kayak gini"

" Apa itu wattpad? "

" Yahhh, kayak novelonline gituw. "

" Ouwhh... Kayaknya bagus deh, nanti tak donwload. "

" Jangan lupa, baca juga wattpadku judulnya adorable. "

" Oh ceritanya, kayak kamu nikah sama si seo* jin itu? Terus habis itu punya anak yang mukanya jelek item kayak kamu, dan terusir. "

Akhirnya kakiku sakit gara-gara disleding sama temenku.

Terima kasih sudah membaca....





Grant Your RequestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang