Untitled Part 10

5K 697 144
                                    

[Haras Pov]

"Lo kenapa?" Kayhan menepuk bahuku. Aku memandangnya. Ia terlihat serius. Aku menghela napas.

"Kurang tidur aja. Kecapek'an kayaknya gara-gara kita main di pasar malam.."

Kayhan belum mengalihkan pandangannya dariku. Aku tersenyum. "Gue beneran gapapa elah. Udah yuk." Aku menariknya untuk segera melanjutkan kegiatan. Masih banyak yang harus dilakukan.

"Ayo semuanya berdiri!!"

...

Aula sudah kosong karena seluruh panitia sudah pergi. Ponselku berbunyi. Aku terpaksa meninggalkan buku agenda untuk menjawab panggilan dari Mami.

"Hallo, Mam.." aku menjawab pertanyaan Mami seadanya. Seperti biasa, Mami tak pernah lupa menanyakan apa aku sudah makan atau belum. Itu semacam pertanyaan wajib ketika ia menelfon.

"Har.."

"Hmm.."

"Soal yang dibilang Papi tadi malam.." Mami memulai kalimat pembuka dari tujuan ia sebenarnya menelfon. Entah kenapa aku sudah punya firasat untuk hal ini. "Har bisa kan?"

Aku membuang napas pelan. "Bisa dalam kategori apa, Mam?"

Mami ikut menghela napasnya. "Har..." suara Mami melunak. "Mami nggak pernah maksa Har untuk melakukan sesuatu yang Har nggak suka atau yang Har nggak inginkan. Mami tau Har mungkin nggak akan mau melakukan ini.."

"Itu Mami udah tau.." aku tak tahan menyela.

Lagi-lagi perempuan kesayanganku itu menghela napasnya. Terdengar sangat berat sekali.

"Har.. bagi Mami, Har adalah jagoan kesayangan Mami. Har adalah kakak terbaik dari anak-anak Mami. Tapi... keluarga Har nggak cuma Sena, Sagara, Noel sama Eira aja. Cindy juga keluarga, Har. Cindy juga saudara Har. Mami tau kalian itu berbeda dalam banyak hal. Tapi bukan berarti kalian nggak bisa jadi saudara yang baik untuk satu sama lain."

Ya Tuhan..

"Mam.."

"Please dengerin Mami dulu.."

Aghhh..

"Papi itu sayang sama Har. Har pasti tau itu kan? Papi minta Har melakukan sesuatu yang Har nggak suka bukan berarti karena Papi nggak sayang sama Har. Har udah gede. Har pasti tau. Dan Papi minta Har melakukan itu bukan tanpa alasan. Selain karena Papi mau anak-anaknya akur, tapi juga karena Papi percaya sama Har."

"Tapi Har nggak mau, Mam. Har nggak mau jagain Cindy. Dia udah besar. Dia bisa jaga dirinya sendiri. Dia udah kayak gitu dari dulu. Mami kayak nggak tau dia gimana. Har nggak perlu jagain dia. Yang ada Har yang harus jaga diri Har dari dia."

"Haras!" Mami meninggikan suaranya membuat aku terdiam seketika. Mami hampir tidak pernah meninggikan suaranya padaku. Meski aku sudah sebesar ini, aku adalah anak yang penurut. Tapi jujur saja, untuk hal satu ini, 99% hati dan pikiranku menolak melakukannya.

"Apa Papi menekan Mami?" kalimatku terdengar sarkastis. Aku jadi merasa bersalah sudah begitu. Mam, i'm sorry.

"Nggak ada yang menekan Mami."

Lalu kami sama-sama terdiam.

"Cindy nggak sekuat seperti yang kamu lihat, Har. Kuat itu cuma casing aja. Mami bukan sok tau. Tapi Mami mengerti apa yang sudah dia lewati. Har punya luka yang sama kayak dia. Kenapa Har jadi batu gini? Kenapa jadi menutup mata? Har nggak kayak yang Mami kenal. Apa ada sesuatu antara Har dan Cindy yang nggak Mami tau?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEMONADE | [ 02 ] #peppermintseries Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang