Hai, Kīte ī ma shiyou,,Aku Vanila kelas 2 SMA di sebuah kota kecil yang sangat nyaman tentunya. Kehidupan sekolah sangat amat biasa aja atau bisa dibilang membosankan. Layaknya seorang murid SMA yang berangkat pagi, belajar, makan, ngerjain tugas gitu-gitu aja sih ga ada istimewanya sama sekali. Hingga disuatu titik terdapat perubahan besar yang membuat kehidupan sekolah berbalik 180 derajat.
Pagi itu seperti biasa tak ada yang aneh, aku berangkat ke sekolah naik bis. didalam bis aku duduk di bagian belakang, yaa gak belakang amat sih. Hingga ada seorang anak laki-laki yang masuk ke bis dengan buru-buru dan bahkan diapun masih berlari dari depan menuju bagian belakang bis. Entah sengaja atau tidak dia telah menginjak kakiku yang waktu menggunakan sepatu warna putih yang baru beli kemarin dengan sepatunya yang penuh dengan lumpur. Sontak hal itu membuat geram. Bukannya minta maaf, dia mengabaikanku seolah tak terjadi apa-apa. Aku memang hanya diam, tapi sungguh ingin aku lemparkan sepatuku ke muka dia. Finally, bis berhenti dan dia turun begitu juga aku. Di perjalanan sekolah aku tegur dia dengan rasa geram yang sudah aku tahn sedari tadi. Mendengar teguranku menimbulkan senyuman sinis diwajahnya dan dia beranjak menghampiri sedekat mungkin hingga aku terpojok. Dia menyelipkan rambutku ke telinga bagian belakang sambil mendekatkan wajahnya padaku yang membuatku hingga mendengar detak jantungku. Setelah itu, dia pergi tanpa mengatakan satu patah katapun.
Aku layaknya orang yang sedang kehilangan arah atau orang-orang serig menyebutnya linglung:v. Berjalan menuju sekolahpun dengan pikiran yang masih stay saat kejadian itu terjadi. Dikelaspun aku masih heran dengan tingkah laki-laki tadi, yang dilakukannya itu luar nalar dan baru kutemui sekarang ini. Didalam novel sama anime pun belum kutemui. Keadaan kelas waktu sedang ramai-ramainya karena sebentar lagi akan diadakan pentas seni. Apalah daya aku hanya diam karena memang tidak tertarik dengan hal seperti itu, namun kedua sahabatku memang sudah membujukku. Aku memiliki suara yang bagus kok, hanya saja aku terlalu malas ikut hal seperti itu. Apalagi jika harus diperhatikan oleh banyak orang itu membuat sangat risi. Kelas jadi hening seketika karena guru pengajar datang dan membawa seseorang bersamanya.
YOU ARE READING
Vanila dan Choco
RomanceCorak ragam yang terbentuk alami memanglah sangat indah, apalagi dengan berbagai warna yang membumbui. Tampak elok dipandang dan membuat kenyamanan tersendiri. Namun tak akan ada yang tau sisi gelap dibaliknya yang mungkin suatu saat akan melenyapka...