#1. OSPEK

233 26 8
                                    

Di sinilah Biru berdiri, tertegun memandangi seseorang yang sedang berusaha mengganti perban pada lengan kirinya. Wajahnya tertutup topi hitam di bawah remang lampu lorong. Terlihat meringis saat lukanya tidak sengaja tersentuh tangan, sedikit mengeluarkan darah.

Seseorang itu menyadari keberadaan Biru dengan sudut netranya. Hanya terdiam tak acuh. Biru sedikit memiringkan kepala, sejurus kemudian berlalu. Siapa pula yang sudah mendapatkan luka sesubuh ini?

Biru dengan segera berlari menuju lapangan tempat Mahasiswa baru berbaris. Hari ini hari terakhir Biru mengikuti kegiatan ospek. Dengan berusaha keras mengejar Beasiswa, akhirnya Biru lolos masuk Universitas ternama di kota.

"Biru!"

Suara panggilan itu menggema pelan di koridor. Dengan cepat Biru membalikan badannya. Seorang berada di ujung sana, melambaikan tangan diiringi senyum manis kearahnya. Biru Membalas senyumannya. Seseorang itu dengan segera berlari.

"Hi, Ran," sapa Biru pelan

"Terlambat?"

"Tidak," tukas Biru.

Seseorang yang berdiri di samping Biru adalah gadis mungil bernama Kiran. Kiran satu-satunya sahabat Biru. Biru selalu menyukai Kiran yang memiliki tubuh mungil dengan poni pagar, tanpa minat ganti gaya.

Kelebihan terbaik seorang Kiran adalah perkataan yang keluar dari mulutnya tanpa disaring. Ia selalu mengungkapkan apa yang ia pikirkan dengan terbuka. Ia bersahabat dengan Biru sejak SMA.

Biru dan Kiran berjalan beriringan menuju lapangan. Mahasiswa baru dan Panitia Ospek sudah mulai memenuhi lapangan. Segera masuk ke barisan kelompok fakultas masing-masing.

Untuk hari terakhir, diadakan pengenalan tentang UKM atau Unit Kegiatan Mahasiwa yang berada di kampus, seperti: Pecinta alam, Seni, Olahraga, Agama dan lainnya.

Seluruh Mahasiswa baru diarahkan menuju aula, suasana aula yang begitu megah dan luas, cukup untuk menampung ratusan Mahasiswa baru. Kenapa hanya ratusan? Karena Universitas bergengsi ini tidak sembarangan menerima Mahasiswa. Selain standar tinggi dengan ujian masuk yang rumit, calon Mahasiswa juga harus memiliki minimal satu keahlian.

Mengambil salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa adalah keharusan yang mutlak, dengan syarat para Mahasiswa memiliki jiwa di dalamnya. Bukan asal. Mempunyai gairah dan tanggung jawab untuk keberhasilan pilihannya. Walau terlihat dipaksakan, nyatanya banyak yang menikmati menjalaninya.

Setiap kegiatan tidak mengganggu waktu istirahat maupun belajar. Hari Sabtu waktunya. Pihak Universitas menilai setiap mahasiswa memiliki kemampuan dan ketertarikan pada setidaknya satu Unit Kegiatan Mahasiswa. Banyak yang ingin menyalurkan dan mengembangkan bakatnya, hanya malu, atau takut mengganggu jadwal belajar, tetapi untuk Universitas ini, terdapat pengecualian. Hari sabtu menjadi surganya Mahasiswa yang ingin menyalurkan bakat alami, karena diberikan sepenuhnya untuk kegiatan club. Setidaknya inilah cara Universitas meredakan ketegangan belajar dan kurangnya minat bersosialisasi agar tidak menyebabkan depresi dengan segala tuntutan memenuhi standar tinggi.


Sore harinya peserta ospek, diarahkan untuk istirahat, karena seluruh kegiatan telah usai selepas upacara tadi.

Lagi. Di tempat yang sama ini, Biru menemukan seseorang di sana, duduk meringis sembari mengganti perban di lengannya seorang diri. Berniat membantu namun urung, Bukan takut hanya tak ingin mengganggu dan berakhir penolakan.

Biru baru menyadari seseorang itu memiliki ID Card. Dia salah satu dari panitia, tetapi nampak asing dan tak pernah terlihat. Masih sama seperti tadi pagi, raut teduh namun sedingin salju. Memakai topi berwana hitam dengan inisial S, membuatnya semakin terlihat misterius. Walau sekejap terlihat lesung pipit mempermanis ringisan kesakitan di wajahnya. Biru segera berlalu.

BAYANGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang