#5. TUGAS

95 18 0
                                    

Biru merebahkan badannya ke tempat tidur. Nyaman. Setelah seharian di luar rumah, kembali merasakan kehangatan bantal di kamar terasa lebih nikmat. Tak terasa Biru mulai terlelap.

Samar-samar Biru merasakan seseorang mengusap kepalanya lembut. Biru merasakan kasih sayang hangat mengaliri setiap usapan itu. Biru tak asing dengan usapan ini. mencoba membuka mata tetapi terasa berat.

"Biru sayang, bangun!" Suara Ibu tiba-tiba membangunkan Biru.

Biru perlahan membuka matanya. Bangun dengan tatapan kosong, dan air mata membasahi samping matanya, juga masih mengumpulkan setengah kesadarannya.

"Bangun. Udah mau magrib, tuh. Mandi, gih. Nanti turun makan, yah," bujuknya pelan.

Biru bangkit bergegas menuju kamar mandi. Hampir tiga Puluh menit ia di sana. Selesai mandi Biru mengenakan piyama hitam.

Biru turun ke bawah untuk menikmati makan malam. Ibu sudah menunggu bersama Ayah di meja makan. Sudah tersedia banyak makanan kesukaan masing-masing anggota keluarga. Termasuk Gurame goreng asam manis kesukaan anaknya Angga.

Setiap ditanya kenapa menu itu ada? Ibu bilang rindu Angga. Jadi untuk menggantinya Sinta selalu memasak makanan kesukaan Angga, dan Biru disuruh menghabiskan. Tanpa keberatan Biru selalu menghabisakannya. Karena biru tidak bisa melihat ada makanan tersisa. Mubajir. Uang tidak didapat dengan mudah.

Biru dianugerahi badan Berisi diimbangi tinggi badan yang sempurna walau tingkat porsi makan yang terbilang banyak. Bentuk tubuhnya tetap terjaga. Ibu sengaja membeli treatmill yang terletak di emperan belakang, untuk Biru. Tak ingin anaknya berubah gempal karena kebiasaan makannya.

Setelah semua beres, Biru beralih menuju sofa untuk menonton. Ayah sudah duduk sedari tadi di sana. Biru duduk bersebelahan dengan ayahnya. Terdengar jadul, tetapi Biru juga menyukai film Bollywood sama seperti orangtuanya, walau tidak dipungkiri dia sekarang meminati drama Korea dan dunia K-pop. kalau disuruh memilih Bollywood atau Korea, Biru akan berada di ambang galau, tidak mungkin memilih salah satu.

"Kuliah kamu gimana hari ini, Bi?" Ayah membuka percakapan.

"Baik, Yah. Ada tugas." Biru menjawab santai.

"Tugas apa?"

"Ayah boleh bantuin Bi diskusi tugas?"
Biru mengarahkan tubuh ke arah ayahnya. Ayahnya pun sama. Alfis mulai serius mendengarkan.

"Ayah kan udah lama nih berkecimpung di dunia bisnis, kira-kira untuk sekarang yang sedang bagus berekembang apa ya, Yah?" Biru meminta pendapat ayahnya.

"Kalau untuk ukuran tugas perkuliahan. Sebaiknya kalian kembangkan bidang kuliner, kerajinan tangan, atau fashion bertema. Sekarang kan sudah banyak anak muda-anak muda yang sukses dengan konten kreatif seperti DIY dan Vlog. Kalian bisa mengambil ilmu dari situ. Kutip bagaimana prosesnya tanpa meninggalkan gagasan kalian. Tapi ingat, harus punya ciri khas," jelas Alfis panjang lebar.

Biru menyimak dengan teliti gagasan dari ayahnya. Mengangguk-angguk setelahnya.

"Bi juga sama mikirnya ke situ, Yah. Makasih Ayah. Bi pamit ke kamar sebentar, Yah. Mau diskusi."

Biru berlari menaiki anak tangga. membuka pintu kamar lalu meraih ponsel di atas nakas. Benar saja Biru banyak mendapat notif di ponselnya.

Biru membuka aplikasi WhatsAppnya dan mendapati teman-temannya sedang berdiskusi.

Kelompok 7 Akuntansi Bisnis

+628xxxx ~ReyhanFebrian

Malam semuanya. Kita siap buat diskusi. Ada yang udah punya Ide? Kalau masih belum mendapatkan Ide, boleh nanti kita sharing ide dan pengembanganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAYANGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang