1

58 3 0
                                    

[Ps: di wajibkan membaca sinopsisnya terlebih dahulu]

"FELYSIA BANGUN UDAH PAGI NIH, CEPETAN MANDI TERUS MAKAN BIAR GAK KESIANGAN" teriak Bella, mamah Felysia sambil membantu Mbok Ningsih menyiapkan sarapan di meja makan.

Ya kamar Felysia di lantai 2 sehingga mamahnya teriak agar Felysia mendengar ucapan mamahnya itu.

"Iya, Mah" ucap Felysia

Felysia pun beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan tubuhnya, tidak butuh waktu lama bagi Felysia untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai mandi Felysia langsung memakai seragam sekolahnya, lalu memakai bedak tipis dan memakai liptint tipis.

Setelah tampil natural Felysia pun turun untuk sarapan bersama keluarganya. Di sana sudah ada papah dan mamahnya.

"Pagi Pah, Mah" ucap Felysia sambil duduk di kursi meja makan nya

"Pagi, Nak" ucap kedua orangtua nya serentak

"Hening" hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu saja

Setelah beberapa menit sarapan Felysia pun selesai sarapan, ia beranjak ke kamarnya untuk mengambil tas sekolahnya, setelah itu ia turun kembali untuk pergi ke sekolah.

"Pah, Mah, Felysia berangkat dulu" ucapnya sambil mencium punggung tangan kedua orangtuanya

"Assalamualaikum" ucap Felysia

"Waalaikumsalam" ucap kedua orangtuanya

Felysia pun keluar rumah lalu masuk ke dalam mobil. Felysia diantarkan oleh supirnya.

*****

Felysia sudah sampai di sekolah, lalu ia turun dari mobilnya. Saat ia berjalan memasuki gerbang sekolahnya, ada yang memanggilnya dari belakang. Namun, Felysia tidak menyadari kalau ada yang memanggilnya.

"Felysia" teriak Putri sahabatnya

Yang dipanggil pun justru malah terus berjalan melangkahkan kakinya tanpa menengoknya.

"Woy Felysia!" teriak Putri lebih keras lagi. Hingga ia terpaksa berlari mengejar ke arah Felysia

Felysia yang baru saja menyadari kalau ada seseorang yang memanggil namanya pun menengok ke arah sumber suara tersebut.

"Apa sih hih masih pagi juga udah teriak-teriak lu" omel Felysia

"Ih lu aja yang tuli, gue panggil-panggil juga gak nengok-nengok ke gue gila"

"Hehe sorry"

"Bareng dong ke kelas"

"Kuy lah"

Lalu mereka berjalan beriringan melangkahkan kakinya bersamaan menuju ke kelasnya yaitu kelas X Mipa 1. Setelah sampai di kelasnya.

"Pagi Fel, Put" ucap Arum yang sudah berangkat lebih awal dari mereka berdua

"Ehh pagi juga, Rum" ucap Felysia dan Putri secara serentak

Sahabat Felysia yang suka bikin heboh pun baru datang.

"Untung aja gue gak telat woy" teriak Windari ketika sampai di kelasnya

"Ih lu gak usah teriak bisa gak sih?"ucap Arum karena Arum sebangku dengan Windari

"Hehe aelah lu masih pagi aja udah ngegas gitu" ucapnya tanpa dosa

"Hm untung lu sahabat gue, kalau bukan pasti udah gue buang ke laut"ucap Arum

"Jahat amat lu ama gue yang cantik" ucapnya dengan wajah memelas

"Najis"

Kring... Kring...
⏰⏰⏰

Bel tanda masuk pun berbunyi. Semua murid duduk di tempatnya masing-masing. Tak lama bel berbunyi pak Dwi pun datang.

"selamat pagi semuanya" sapa pak Dwi

"Selamat pagi, Pak" balas murid-murid

"Yuk singsotan dulu" ucap pak Dwi

Ya yang dimaksud pak Dwi itu maksudnya bernyanyi lagu Indonesia Raya terlebih dahulu sebelum pelajaran pertama di mulai. Memang aturannya seperti itu dari sekolah.

Lalu setelah selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pak Dwi pun mulai menjelaskan tentang materi hari ini. Felysia hanya menatap lurus dengan mendengarkan penjelasan dari pak Dwi. Setelah beberapa jam pelajaran bel istirahat pun berbunyi.

Kring... Kring...
⏰⏰⏰

Jam istirahat telah berlangsung. Felysia, Windari, Arum dan Putri berjalan melewati koridor yang begitu ramai karena murid-murid yang hendak menuju ke kantin.

"Bruk!"
Ada seseorang yang menabrak Felysia hingga Felysia terjatuh ke lantai.

"Maaf, sini aku bantu" cowok itu mengulurkan tangannya hendak membantu membangunkan Felysia yang terjatuh gara-gara ulahnya itu yang tidak melihat sekelilingnya.

Namun malah Felysia tidak menerima uluran tangan itu dan Felysia langsung pergi meninggalkan cowok yang telah menabraknya itu dan juga sahabatnya. Ya cowok itu bernama Devan, kakak kelas Felysia. Lalu sahabat Felysia meninggalkan Devan sendirian dan mengejar Felysia yang sudah pergi jauh meninggalkan mereka bertiga.

"Sabar" ucap Devan sambil mengelus dadanya

"Judes banget tuh cewek, biasanya kalo cewek lain malah kegirangan bahkan ngejar-ngejar gue, ini mah udah dikasih uluran eh malah pergi gitu aja. Hm tapi cantik sih" batin Devan

❤❤❤❤

Silent reader?
Hargain Author dong
Toh komen atau Vote kan gratis
Bwt gimana nih ceritanya? Suka gak?

Felysia Inez Gianina 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang