When everything's made to be broken, I just want you to know who I am (Iris, by Goo Goo Dolls)
"Allahu akbar.. Allahu akbar..."
Suara adzan zuhur berkumandang, membuat suasana kelas XI IPA 3 yang sedari tadi sepi berubah menjadi ramai seperti di pasar ikan. Bu Dara, guru yang mengajar di kelas itu hanya bisa menggeleng-geleng melihat kelakuan anak muridnya. Dia merapikan buku-bukunya yang berserakan di atas meja guru.
"Baik, kita sambung lagi hari jum'at. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Bu Dara pamit keluar kelas.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Teriak seluruh penghuni kelas XI IPA 3 serempak dengan rasa semangat karena mereka bisa terbebas dari belenggu teori hukum Pascal, sebuah teori yang ditemukan oleh Blaise Pascal yang mempelajari tentang tekanan pada zat cair.
Setelah Bu Dara keluar dari kelas, para siswa laki-laki tidak segera bersiap pergi ke mesjid. Sebagian dari mereka makan dulu di kantin, dan sebagiannya lagi malah tidur di kelas sampai Pak Hartono-wakil kepala madrasah bagian kesiswaan-datang untuk memeriksa apakah masih ada siswa yang belum ke mesjid.
Sementara yang perempuannya mengantre untuk berwudhu karena persiapan mereka untuk shalat memang lebih ribet dari pada persiapan laki-laki. Sedangkan yang berhalangan, mereka ke kantin untuk makan dan membeli makanan untuk bekal kultum di perpustakaan.
Termasuk Nada, Annisa Qatratunnada nama lengkapnya. Dia termasuk golongan siswi yang sedang berhalangan. Setelah Bu Dara keluar dia langsung berlari ke kantin karena perutnya mulai keroncongan.
Namun, ketika sampai di kantin dia malah kehilangan selera makannya. Disana ada cowok yang sangat disukainya sejak dia pertama kali menginjakkan kakinya di sekolah ini. 'Kak Zafran' begitulah dia biasa memanggil cowok itu walaupun dia hanya bisa memanggilnya dengan suara yang sangat pelan, tidak ada yang bisa mendengarnya memanggil Kak Zafran.
Ternyata perutnya yang keroncongan mengalahkan keterpanaannya pada Kak Zafran. Mau tidak mau dia harus makan sekarang juga dan duduk agak menjauh dari Kak Zafran. Jauh di lubuk hatinya ingin duduk di dekat Kak Zafran tapi dia tidak bisa karena dia berpikir tidak mungkin dia bisa makan di dekat Kak Zafran karena dia terlalu malu andai saja Kak Zafran memerhatikannya ketika dia sedang makan. Cewek mana sih yang gak risih jika dia makan diperhatiin orang lain.
Baru saja Nada makan, Kak Zafran sudah pergi dari kantin. Dan sekarang Nada merasa, galau.
Jam pelajaran terakhir hari ini adalah Bahasa Indonesia, Nada merasa tidak konsentrasi karena kejadian tadi. 'Kenapa gue gak deket-deket ama dia aja tadi ya?' Rutuknya dalam hati dengan sangat menyesal.
"Kenapa lo?" tanya Rena, teman sebangku Nada dengan heran karena tidak biasanya Nada bengong seperti ini, padahal Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran kesukaan Nada.
"Gak papa." Jawab Nada singkat. Tidak mungkin dia curhat di tengah pelajaran begini. Dia berpura-pura memperhatikan pelajaran walaupun pikirannya melayang kepada Kak Zafran. Kak Zafran yang ganteng. Kak Zafran yang baik. Kak Zafran yang jago basket. Kak Zafran yang jago main gitar. Kak Zafran yang rajin shalat Dhuha. Kak Zafran yang suaranya bagus ketika melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an. Begitulah yang di katakannya dalam hati. Dia sangat menyukai semua tentang Kak Zafran.
Setelah bel pulang berbunyi, Nada masih memikirkan Kak Zafran. Namun, masalahnya lain lagi. Kini yang membuat dia galau adalah apakah dia berdosa karena telah jatuh cinta? Apakah perasaan ini murni karena rasa jatuh cinta, apa karena dia hanya sekedar suka? Kalau hanya sekedar suka tidak mungkin dia menyukainya terlalu lama. Padahal, kata orang-orang kalau seseorang menyukai seseorang yang lain selama lebih dari empat bulan, maka itu adalah jatuh cinta. Ini sudah satu tahun lebih dia menyukai Kak Zafran, apakah ini yang namanya jatuh cinta?
Nada berjalan menuju parkiran dengan sangat linglung. Dia bingung, dia harus berbuat apa. 'Apakah gue harus menyatakannya kepada Kak Zafran?' jawabnya dalam hati. 'Ogah ah, norak.' Jawabnya dalam hati juga. 'Terus gue harus gimana dong?' tanyanya lagi dalam hati.
Sesampainya di parkiran, pikirannya teralihkan oleh sepeda motornya yang terjebak oleh motor yang lain. Kesal rasanya ketika mau cepat pulang tapi sepeda motor malah terjebak. Pikirannya sedang kacau sehingga dia tidak bisa mengatur strategi untuk mengeluarkan sepeda motornya ini.
"Sepeda motornya gak bisa keluar ya Dek?" tegur seseorang kepadanya, matanya beralih ke asal suara itu lalu dia tertegun. Kak Zafran menegurnya. 'Apa gue sedang bermimpi? Somebody, wake me up please!' Ujarnya dalam hati. Dia mencoba mencubit tangannya dengan keras. Sakit, dan dia tetap di parkiran dengan Kak Zafran yang berada tidak jauh darinya.
"Enggg.... i..i.. iya Kak, gak bisa keluar ini." Jawabnya dengan gugup. 'Oh, please Kak Zafran tolong aku yaa.' Pintanya dalam hati.
"Sini, aku bantu keluarin." Tawar Kak Zafran untuk menolonginya. Keringat dingin Nada mulai bercucuran karena jantungnya sedari tadi berdetak tidak karuan.
"Bo... bo... boleh Kak." Dengan gugup Nada menerima pertolongan Kak Zafran. Kak Zafran tersenyum kepadanya, lalu mulai mengatur sepeda motor lain yang membuat motornya Nada terjebak.
"Terimakasih banyak yaa Kak." Ucap Nada dengan sangat berterimakasih ketika sepeda motornya berhasil keluar dari jebakan.
"Sama-sama Dek." Jawab Kak Zafran dengan senyum termanisnya, lalu dia berjalan meninggalkan Nada yang berharap kejadian ini akan terulang lagi berkali-kali.
'Terima kasih Ya Allah.' Nada pulang dengan senyumannya yang tak pernah lepas di sepanjang jalan.
*****
Beberapa bulan kemudian...Nada berjalan lurus dengan pikiran yang kalut. Setelah paduan suara tampil, dia langsung menyendiri. Seperti manusia yang anti-sosial. Dia merasa bahwa hari ini adalah hari terakhir dia bisa melihat Kak Zafran dengan puas. Karena Kak Zafran sudah lulus dan melanjutkan kuliah entah dimana, Nada tidak tahu.
Dia akhirnya memilih duduk di depan UKS, jauh dari kerumunan siswa-siswi yang merayakan hari kelulusan. Pikirannya menerawang, menerka-nerka dimana Kak Zafran akan kuliah.
"Nada, Lo kemana aja sih? Gue dari tadi nyariin Lo, ternyata Lo-nya disini. Cepetan ke belakang panggung, setelah ini band kelas kita tampil." Tegur Reno, teman sekelasnya. Nada hanya menjawab dengan anggukan dan berjalan mengikuti Reno.
Sesampainya di atas panggung, Nada mencari sosok Kak Zafran, dan akhirnya dia menemukan Kak Zafran yang sedang duduk di kursi paling depan. Kak Zafran memperhatikannya, bibirnya seperti membentuk senyuman untuk menyemangati Nada. Nada merasa gugup, sangat gugup.
And I'd give up forever to touch you
Cause I know that you feel me somehow
You're the closest to heaven that I'll ever be
And I don't know to go home right nowAnd all I can taste is this moment
And all I breathe is your life
When sooner or later it's over
I just don't wanna miss you tonightAnd I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am'Aku hanya ingin kamu tau siapa aku, itu saja.' Rintih Nada dalam hati, lagu yang dinyanyikannya memang untuk seseorang. Seseorang yang kini tersenyum kepadanya sambil bertepuk tangan. Seseorang yang tak mungkin lagi dijumpainya setelah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Want You To Know Who Am I
Short StoryTerinspirasi dari lagunya Goo Goo Dolls yang berjudul 'Iris'