5

8 2 0
                                    

Hanif POV

Saat gue di ruang kepala sekolah buat nganterin beberapa file OSIS yang akan ditanda tangani kepala sekolah tersebut. Ada seorang cewek membelakanginya yang sedang berbicara dengan Pak Zani a.k.a kepala sekolah disana. Sampai Pak Zani memanggil gue.

Saat gue ada disamping cewek tersebut, gue liat wajahnya dari samping.
'Cantik.'

Dan saat gue tatap, dia langsung balik natap gue. Dan gue rasa dia terkejut liat gue, mungkin dia kaget liat gue yang tiba tiba ada didekatnya.

"Ada apa bapak memanggil saya?" Tanya gue pada Pak Zani.

"Hanif tolong bantu Puja mencari lokernya dan antar dia ke kelas 11 IPA 1." Ucap Pak Zani.

"Baik pak."

Setelah itu gue langsung aja keluar ruangan kepsek dan dia ngikutin gue dari belakang.

Gue liat dia jalan dibelakang sambil nundukin kepalanya gitu, gak takut apa kalo ketabrak. Gue kerjain aja kali ya.

Dengan mendadak gue yang ada didepannya berhenti, sehingga dia nabrak punggung gue.

"Kalo jalan tu jangan liat kebawah, tapi liat kedepan." Ucap gue, terlihat ngeselin mungkin.

"Lah lo kenapa berhenti mendadak, udah tau gue ikutin malah lo nya berhenti ga bilang bilang." Ucapnya.

'Wah.. ngehas nih orang.' Batin gue.

Gue lihat dia pergi gitu aja ninggalin gue, langsung saja gue pegang tangannya, dan dia langsung natap gue.

"Berapa nomor loker lo." Ucap gue to the point.

"1652."

"Ikut gue." Gue langsung menarik tangannya sehingga ia berjalan dibelakang gue.

Setelah gue cari lokernya dan bantu antar ke kelasnya, gue pergi ke kelas gue 12 IPA 2.

#atClass
Puja POV

Saat gue masuk ke kelas 11 IPA 1 yang tadinya begitu ramai tiba tiba diam gegara liat gue masuk. Tiba tiba guru yang lagi ngajar di kelas itu nyamperin gue.

"Kamu siswi baru di sekolah ini?" Tanyanya.

"Iya bu."

"Perkenalkan nama saya Bu Lina, saya guru Bahasa Indonesia disini. Silahkan kamu perkenalkan diri kamu didepan kelas ini." Ucapnya.

"Perkenalkan nama gue Puja Anastasya E, panggil saja Puja. Semoga kita bisa jadi teman." Ucap gue, setelah itu langsung saja kelas jadi heboh dengan banyak pertanyaan.

"Wahh.. cantik guys."

"Udah punya pacar belum."

"Boleh minta nomornya ga."

"Mau gak jadi pacar gue."

"Sudah sudah, pertanyaan kalian ditunda dulu. Nanti kalian tanyakan sendiri dilain waktu." Ucap Bu Lina.

"Puja, silahkan kamu duduk dibangku dekat Meta. Meta angkat tangan kamu." Ucapnya lagi.

Dan seorang cewek terlihat mengangkat tangannya, langsung saja gue berjalan kearahnya, dan duduk disampingnya.

"Hai gue Meta Algarett, mulai sekarang lo jadi teman gue." Ucapnya.

"Gue Puja." Balas gue seadanya.

"Sekarang kita lanjut pelajarannya." Ucap Bu Lina yang berada di meja guru.

Dan akhirnya kita semua mulai mengikuti pelajarannya dengan tenang.

Kriing... Kriing...
Bel istirahat berbunyi.

"Baiklah saya lanjutkan pelajaran dilain waktu, terimakasih." Ucap Bu Lina lalu keluar dari kelas 11 IPA 1.

"Puja, kita ke kantin kuy." Ajak Meta langsung aja menarik tangan gue.

#atCanteen

Di kantin sudah banyak siswa siswi SMA Garuda 5 dari berbagai kelas. Meta langsung saja membawa gue ke bangku kosong kantin tersebut.

"Lo mau pesan apa? Ntar gue yang pesenin." Ucapnya.

"Gue siomay sama es teh aja."

"Ok." Ucapnya lalu pergi ke stand makanan yang dipesan.

Tak menunggu terlalu lama, Meta akhirnya datang dengan membawa nampan berisi pesanan mereka di tangannya.

"Nih pesanan lo."

"Thanks, Met."

Kitapun makan bersama disana. Sampai suasana di kantin yang tadinya tenang sekarang menjadi ribut entah karena apa. Banyak dari para cewek disana yang teriak teriak gak jelas menurut gue.

Tiba tiba ada beberapa orang yang menghampiri meja kita.

"Hai gue boleh duduk disini? Soalnya mejanya gak ada yang kosong." Tanya orang itu. Gue masih fokus memakan pesanan gue dan gak peduli dengan keadaan.

"Boleh aja kok kak." Ucap Meta.

Akhirnya beberapa cowok itu duduk di bangku yang gue dan Meta tempati.

Tak lama kemudian makanan gue habis, akhirnya gue lihat sekeliling gue, dan tatapan gue berhenti pada cowok disamping gue.

"Lo?" Ucap gue kaget. Pasalnya ada seorang cowok yang duduk disamping gue, lebih lagi cowok itu yang bantu cari loker sama nunjukin kelas gue tadi.

"Kapan lo duduk disini?" Lanjut gue.

"Puja, mereka itu udah dari tadi duduk disini. Lo aja yang gak terlalu peka lingkungan." Ucap Meta kesal akan ketidak tahuan gue.

Tapi tunggu, Meta tadi bilang 'mereka'. Berarti gak cuma satu orang dong.

Gue langsung aja natap sekeliling dan disana terdapat 1 cewek dan 2 orang cowok lainnya yang salah satunya itu ternyata abang gue a.k.a bang Devan.

"Hai gue Sera Fenka, temannya Meta." Ucap Sera yang duduk disamping Meta.

"Gue Yoga Pratama, cowok ganteng di sekolah." Ucap Yoga dengan konyolnya.

"Kenalin nama gue Hanif Deviano Deka." Ucap cowok tadi yang sempat ada acara tatap tatapan sama gue.

"Hm.. gue Devano." Ucap bang Devan banyak berfikir.

"Eh lo sebutin dong nama lengkap lo, dia mana tau bego." Ucap Yoga.

"Gue Devano Mahardika Edward." Ucap bang Devano akhirnya.

Sebelum itu, dia kaya ngasih kode lewat tatapannya pada gue. Dia ingin memberitahu melalui tatapannya seperti,
'Lo jangan ngaku adek gue.'
Seperti itulah kiranya.

"Kenalin nama gue Puja Anastasya." Jawab gue.

Setelah gue ngenalin diri ke mereka, gue ngerasa ada orang yang natap gue terus. Dan orang itu adalah cowok yang duduk disamping gue a.k.a Hanif.

Gue pun natap dia.
"Kenapa?" Tanya gue.

"Gak pa pa."

"Aneh lu." Bingung gue.

Tak lama setelah berbincang bincang, bel masuk kembali berbunyi.

"Ayo Ja, kita balik ke kelas. Jangan sampe telat, gurunya killer abis." Ucap Meta yang langsung menarik tangan gue untuk kembali ke kelas.

'Nasib tangan gue napa selalu ditarik tarik mulu ya.' Batin gue kesel, jengkel, bingung, plus kawan kawannya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BACK MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang