Heal & Hold - 1

27 0 0
                                    

"I'm that bad type
Make your mama sad type
Make your girlfriend mad tight
Might seduce your dad type
I'm the bad guy, duh"
-Billie Eilish-


•••

Dulu sebelum hijrah dari Medan ke Jogja, Rheana tidak pernah berpikir bahwa Jogja akan sepanas ini. Sungguh, betapa jahatnya ulah manusia yang menyebabkan pemanasan global, tidak di Medan, tidak juga di Jogja, rasanya gerah dimana-mana.

"Hil, bentar Hil, berhenti dulu."

Baru saja berjalan beberapa meter, rasanya Rheana sudah ingin pingsan karena panasnya cuaca siang ini, dan beratnya tumpukan buku Audit yang dibawanya.

Tidak jauh dari gadis itu, sohibnya di kampus, Hilda tengah memasang wajah kesal karena Rheana yang entah sudah berapa kali mengeluh seharian ini.

"Rhe, kamu tuh ngeluh terus dari tadi. Ini buku-buku mesti udah kita bagi ke anak-anak sebelum Pak Sigit masuk. Mbok cepet to kamu itu."

Dengan medok jawanya yang khas anak Jogja, Rheana hanya bisa melambaikan tangan tanda tunggu sebentar. Tangannya terasa sangat pegal karena beratnya buku mata kuliah Audit yang tebalnya ada ratusan halaman, dan dia sekarang sedang membawanya hampir 20 sekaligus.

"Kalo bukan karena Beni yang mendadak minta tolong, hemm males aku Hil ngangkatin buku seberat ini. Mana tujuannya gedung baru di sudut peradaban sana." keluhnya sambil kembali mengangkat tumpukan buku yang tadi diletakkan di samping, dan tak lupa memakai kembali totebag nya sendiri yang berisi buku catatan kuliah dan lainnya.

Kedua gadis itu melanjutkan langkah sampai kelas. Rheana akhirnya bisa menghembuskan napas lega begitu melihat Angga yang langsung datang membantu membawakan buku Audit yang membuatnya berjalan kepayahan. Dan Hilda, meski tidak mengeluh, dia sebenarnya tahu bahwa sahabatnya itu sama lelah seperti dirinya.

Tanpa perlu dibagikan, teman-teman sekelas yang sudah hadir langsung berinisiatif masing- masing mengambil buku tersebut. Menyambar satu buku untuk dirinya sendiri, Rheana mengikuti jejak Hilma mengambil posisi duduk di barisan depan mengingat hanya di situ kursi yang tersisa. Nikmat sekali rasanya merasakan angin dari AC di kelas, ditambah sandaran kursi untuk meluruskan punggung.

"Kamu ada rapat to nanti?" Hilda yang sedang menulis tanggal di binder catatannya melirik sekilas pada Rheana yang juga sedang mengeluarkan bindernya sendiri. Gadis itu hanya menggumam pelan menjawab pertanyaan Hilda.

"Welcome semester 5 dan segala tugas-tugasnya."

Rheana berucap pelan saat lima menit kemudian terlihat Pak Sigit, dosen mata kuliah Audit memasuki ruangan kelas. Hilda yang duduk di sudut barisan depan juga langsung membenarkan posisi duduknya dan mencoba fokus ke depan karena dosen mata kuliah mereka siang ini baru saja memasuki ruangan.

•••

Milo Marimas : Rhe, nyampe.

Pesan Line dari Milo membuat Rheana bergegas mengambil hape dan dompet. Mereka janjian akan mencoba tempat makan baru di daerah Seturan yang sedang hits. Katanya sih enak makanan dan suasananya, yah semoga saja berita yang beredar memang benar karena Rheana dan Milo baru akan mencobanya nanti.

Rheana yang kamar kosnya berada di lantai dua berjalan santai saat menuruni tangga. Sambil membuka kunci gerbang kos, dia sudah melihat Milo yang sedang nangkring di atas motor maticnya dengan menggunakan helm.

HEAL & HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang