Chapter 2

428 12 0
                                    

Dengan langkah lebarnya, Zec masuk kedalam perusahaan megahnya. Saat mendengar bahwa pegawai adminitrasinya ketahuan mencuri uang perusahaan dengan jumlah yang banyak.

Zec berjalan kearah kerumuan pegawainya. Disana juga ada beberapa security.

"Ekhem," deheman Zec membuat semua pegawai menoleh dan memberikan Zec jalan.

Zec melihat pegawai adminitrasinya sedang menunduk ketakutan dengan badan yang sedikit bergetar. Zec menatap tajam pegawainya ini. Seorang Zec tidak akan pernah mengampuni seorang pencuri, apalagi mencuri uang perusahaan yang tidak sedikit jumlahnya.

"Apa alasanmu mencuri uang perusahaan?" tanya Zec dengan tenang dan tak menghilangkan sedikitpun tatapan tajamnya.

"Jawab!!" bentak Zec geram dengan pegawainya yang hanya diam menunduk tanpa mau menjawab pertanyaan Zec.

"Kau mau mulutmu kujahit sekarang juga?" desis Zec dan pegawainya hanya menggelengkan kepalanya sambil menunduk.

"Jawab!! Kau tak punya mulut?! Tanganku sudah gatal ingin membunuhmu!!" ancam Zec.

"Sa-sa-saya minta maaf." jawab pegawai itu.

"Saya tak butuh maaf darimu!! Saya hanya tanya alasan kamu mencuri uang perusahaan saya!! Cepat katakan!! Jangan membuang waktuku!!" bentak Zec murka.

"Saya melakukan hal itu karena terpaksa tuan. Anak saya kecelakaan dan harus dioperasi dengan cepat, dan untuk biaya operasinya sangat mahal. Sungguh, saya melakukannya karena terpaksa. Saya tak ingin kehilangan putri sematawayang saya." lirih pegawai itu.

Afgian Verrandos itulah nama pegawai Zec yang telah berani mengambil uang perusahaan.

"Kenapa kau tak bilang padaku jika butuh uang. Kau taukan, kalau aku sangat tidak menyukai seorang pencuri dan pengkhianat?" balas Zec dengan tenang walau terselip desisan tajam pada ucapannya.

Pegawai itu berjongkok didepan Zec sambil memegang lutut Zec. Tubuhnya bergetar, Zec tau jika pegawainya sedang menangis.

"Saya mohon jangan pecat atau penjarakan saya tuan. Tuan boleh menghukum saya apa saja, tapi saya mohon untuk tidak memecat saya atau memenjarakan saya. Saya tahu, saya salah dan tindakan saya tidak termaafkan. Tuan boleh, tidak memaafkan saya, tapi saya mohon pada tuan untuk tidak memecat atau memenjarakan saya. Keluarga kecil saya masih membutuhkan saya Tuan." kata Afgian.

"Berdiri," desis Zec. Perlahan, Afgian mulai berdiri. Ia masih tidak berani menatap bosnya.

"Katakan butuh uang berapa dan setelah itu angkat kaki dari perusahaan saya." ucap Zec dengan dingin.

"Tolong jangan pecat saya tuan. Sa--"

"Aku tak ingin basa-basi. Cepat katakan berapa uang yang kamu butuhkan setelah itu pergi. Aku takkan mengulangi perkataanku untuk yang ketiga kalinya." guman Zec dengan tatapan tajamnya.

Afgian masih diam mematung. Ia tak berani menyebutkan nominal yang ia butuhkan, karena yang ia butuhkan sangat banyak menurutnya. Tapi menurut Zec, mungkin nominal yang diminta Afgian hanya sepertiga dari kekayaannya.

"Carla, beri dia satu juta dollar." teriak Zec pada sekertaris pribadinya yang bernama Carla Bernofixus.

"Tuan, itu kebanyakan." balas Afgian.

"Bukankah biaya operasi putrimu membutuhkan banyak uang?" tanya Zec.

"Tapi itu terlalu banyak tuan." kekeuh Afgian.

"Aku takkan membiarkan pegawaiku menjadi gelandangan setelah keluar dari perusahaanku. Anggap saja itu pesangon untukmu," balas Zec.

Carla pun datang sambil membawa kotak tas yang berisi jutaan dollar.
"Ini sir," ucap Carla sambil menyerahkan kotak tas itu. Zec mengambil alih tas kotak itu dan memberikannya pada Afgian.

My Teacher Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang