1 - New Begining

31 4 1
                                    

Cewek berambut hitam legam itu terlentang di kasurnya dengan mata yang menatap lurus ke atap kamarnya. Camila Poetry. Cukup panggil Cami karena dia sudah muak dipanggil Putri oleh Papinya. Papinya itu terlalu memanjakannya. Mungkin karena dia anak satu-satunya. Tetapi Cami akhir-akhir ini sangat malu saat ketahuan dimanja oleh teman-temannya. Cewek yang sekarang akan naik ke kelas sebelas itu sudah bertekad agar di semester baru ini dia akan berubah.

Well, sebenarnya dia juga tidak yakin karena sifat egois, manja, dan judesnya itu seperti sudah mendarah daging.

"Camiii!! Bantu Mami, nak!!" teriakan Maminya itu begitu keras sampai ke kamarnya yang ada di pojok rumah. Cami yang hanya memakai kaos putih bertuliskan 'Reformed Mean Girls' kesayangannya itu bergegas keluar kamar dan menuju ke arah asal suara sebelum Maminya kembali berteriak nyaring yang jujur saja sangat dia benci karena rumahnya tidak kedap suara.

Maminya terlihat kesusahan dengan apapun itu yang dia kerjakan. Menurut pengamatan Cami Maminya sepertinya membuat kerajinan lagi. Sebagai ibu rumah tangga biasa memang Maminya lebih sering membuat kerajinan ataupun memasak yang hasilnya bisa dijual di teman-temannya ataupun tetangga.

"Mami nggak mau nyuruh aku buat bantu nempelin pita atau apalah itu kan?"

Cami menatap Maminya menuntut penjelasan.

"Nggak lah, yang ada nanti kerjaan Mami ancur lagi kayak dulu." Jawaban Maminya membuat Cami bernapas lega. Lantas dia ikut lesehan memperhatikan Maminya merangkai beberapa bunga di dalam pot yang entah itu asli atau tidak, Cami benar-bebar buruk dalam hal seperti itu.

Yah emangnya gue bisa apa, pikir Camu mengingat dia yang tidak berguna sama sekali di bumi ini.

"Mami minta kamu ke supermarket depan gang."

Cami mengangguk karena kebetulan dia sangat gabut sekarang dan butuh udara luar.

"Beliin pasta, mie, susu, kecap, saos, minyak, kalau ada beliin telor juga. Oh, jangan lupa teh yang biasa. Sama pembalut, persediaan kita habis."

Cami sudah menyangka Maminya akan mengucapkan pesanannya dengan cepat, oleh karena itu dia sudah mencatatnya di note hpnya. Setelah berpamitan, Cami segera menuju supermarket yang dimaksud.

Tidak jauh, hanya terpaut beberapa rumah dan Cami sudah sampai dengan berjalan kaki. Rumahnya masih ada di kawasan kota jadi tidak sulit menemukan toko-toko. Begitu masuk Cami segera mengambil keranjang belanjaan dan mulai mencari pesanan Maminya.

Dia berkeliling terus agar tidak salah mengambil barang atau kelupaan. Saat Cami hendak mengambil susu kotak yang berukuran besar di rak paling atas ketika seseorang menyenggolnya keras.

Seperti di drama-drama, Cami jatuh dengan suara yang cukup keras. Untungnya dia belum mengambil susu tadi. Walau naas, telor yang ada di keranjangnya pecah.

Dengan iris yang menyala dia langsung menatap sosok yang menabraknya tadi.

Dengan iris yang menyala dia langsung menatap sosok yang menabraknya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang