"BODOH!! SUDAH BERAPA KALI AKU BILANG UNTUK MENYEMBUNYIKAN HUBUNGAN KITA?!"
"Ta-- "
"Dan juga, untuk apa kau melakukan hal tak berguna seperti itu? Kau mau pamer huh? Dasar kekanak kanakan."
Dengan emosi yang meningkat, Jaehyun, si pria Jangkung yang baru saja berteriak marah itu pergi berlalu.
Di belakangnya, pria mungil yang baru saja ia maki, mengikuti setelah menghapus air matanya yang baru saja terjatuh.
"Cih, dasar cengeng."
Tak apa apa, Taeyong sudah biasa.
"Jaehyuniee.. Itu tidak benarkan? Tidak mungkin kau menjadikan laki-laki aneh ini menjadi kekasihmukan? Katakan padaku bahwa itu tidak benar."
Gadis dengan pakaian seksi dan menggoda itu mengelayut manja di tangan Jaehyun. Dada yang bahkan hampir seukuran dengan semangka itu ia gesekan ke tangan Jaehyun. Mencoba menggoda kekasih Taeyong, Jaehyun.
"Tentu saja tidak." Suara Jaehyun kini melembut. Berbeda saat ia berbicara dengan Taeyong.
"Dia hanya mainan ku. Tapi sepertinya ia tidak sadar akan posisinya sehingga berani menyebut dirinya sebagai kekasihku." ujar Jaehyun dengan sinis.
Jantung Taeyong seakan berhenti berdetak. Ia merasa hatinya sakit seperti ditusuk belati tajam, terasa sakit dan nyeri. Terserah kalau ia dianggap berlebihan. Memang seperti itulah kenyataannya.
Merasa kalau ia memang tak diperlukan di sini, Taeyong berbalik meninggalkan Jaehyun, kekasih yang menganggapnya sebagai mainan, memutar tubuh keluar dari tempat yang baru saja meninggalkan luka baik di hati maupun namanya.
Jaehyun yang melihat Taeyong membalik tubuh, pulang, mencoba untuk tidak perduli.
Itu hukuman yang pantas karena untuk Taeyong --menurutnya-- karena tidak mendengarkan perkataan Jaehyun.
Sudah sekitar tangah malam, Jaehyun kembali dari luar. Ia membuka pintu apartemen nya dan menemukannya dalam keadaan gelap.
Jaehyun kemudian melepas sepatunya, sebelum memutuskan untuk masuk ke dapur, meminum segelas air putih.
Langkah kaki Jaehyun membawa Jaehyun menuju kamarnya dan Taeyong.
Begitu membukanya. Ruangan itu gelap dan sunyi. Tidak ada tanda tanda kehadiran Taeyong.
Saklar lampu Jaehyun hidupkan. Kosong. Tidak ada orang yang biasa menunggunya. Perasaan Jaehyun mulai tidak bagus. Jasnya ia campakkan ke tempat tidur.
Ia mengambil ponsel dan mulai menghubungi Taeyong.
Nomor yang anda tujuan sedang tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi.
Jaehyun mengutuk. Jemarinya menarik surainya kasar. Dahinya mengkerut, menimang apa sebaiknya ia mencari Taeyong atau tidak.
Kalau Jaehyun harus mencarinya. Ia harus mencari kemana?! Ini bahkan sudah tengah malam. Ia harus beristirahat. Besok ia akan mencari Taeyong, sekarang ia harus mengisi tenaganya.
Besoknya, subuh, suara berisik dari peralatan dapur terdengar, Jaehyun yang dari awal memang tak bisa tidur nyenyak langsung terbangun.
Kakinya melangkah turun dari ranjangnya dan beranjak turun, berjalan menuju sumber suara.
Begitu ia keluar dari kamarnya, Jaehyun langsung mencium aroma masakan. Kaki Jaehyun melangkah turun lebih cepat.
Di sana Taeyong, orang yang membuat tidurnya tak nyenyak, sedang sibuk dengan kompor dan juga masakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
YONGIE! [JAEYONG]
Fanfiction[ROMANCE] [JAEYONG] [MATURE] [CERITA INI MERUPAKAN KUMPULAN ONESHOOT YANG DI MANA SETIAP PART ADA BAGIAN TAEYONG MENANGIS] [ DAN TIDAK SETIAP PART ITU ANGST] Taeyong hanya bisa menangis saat Jaehyun menyakiti hatinya. BERISI 3 CERITA ONESHOOT AHHE...