Choi Siwon

1.2K 124 6
                                    

Choi Siwon POV

"Hmm yeobo, biarkan aku tidur sebentar lagi" gumamku pelan, mataku tidak bisa bekerja sama. Aku cukup lelah, kemarin aku baru tiba di rumah saat hampir pagi. Dan diperkirakan aku baru saja tidur 3 jam. Dan dia terus menggangguku. Bukankah hari ini hari minggu.

"Aku akan pergi sendiri jika oppa tidak mau bangun" ujarnya

OMG aku baru ingat hari ini kita harus menghadiri pesta pernikahan seseorang. Itu alasan mengapa aku pulang dengan pesawat tengah malam tadi.

"Ne, oppa bangun" aku memaksa mataku untuk terbuka dan segera bangkit sebelum dia mengamuk lagi. Percayalah dia lebih mengerikan daripada singa saat mengamuk.

Dia menciumku sekilas

"Aku sangat merindukanmu oppa" bisiknya dan terkadang ia berubah menjadi begitu manis. Apapun dia, aku mencintainya. Aku meraih lehernya agar mendekat lagi padaku dan menciumnya tanpa memberinya kesempatan untuk menolakku.

***

Istriku berada di atas panggung, ia akan bernyanyi untuk sahabatnya itu di hari bahagia sahabatnya itu.

Melihat kedua pasangan pengantin yang berada di depan altar membuat ingatanku kembali ke kejadian beberapa tahun yang lalu, saat aku pertama kali menginjakkan kaki ke Lypco. Aku bekerja sebagai Pengetik data rahasia perusahaan, yang dulunya dikerjakan oleh Nyonya Im sendiri dan saat itu aku hanya boleh bekerja di dalam ruangan Tuan Im.

Sejak mendapatkan pekerjaan itu. Aku bersumpah dalam hati, aku tidak boleh melakukan apa pun yang merugikan perusahaan. Tuan Im begitu mempercayaiku, tentu saja aku tidak boleh mengkhianatinya.

Putri Tuan Im setiap hari datang ke kantor appanya setelah pulang sekolah. Mereka adalah keluarga yang harmonis, nyonya Im akan membawakan makan siang ke kantor dan mereka bertiga selalu makan bersama. Awalnya aku menghindari mereka, cukup canggung jika aku diajak makan bersama. Tapi karena kehangatan mereka, aku tidak merasakan canggung apapun lagi. Apalagi dengan tetap berada di ruangan itu, aku bisa melihat putrinya.

Aku dengan tidak tahu diri jatuh cinta pada putrinya. Status kita bagaikan langit dan bumi. Aku memilih menyimpan perasaanku sendiri.

Sampai suatu hari saat aku sudah menjadi General Manager di Lypco. Aku tidak pernah melihatnya lagi, dari Tuan Im aku tahu kalau ia diusir dari rumah karena ia memilih menjadi seorang penyanyi dibandingkan masuk ke perusahaan dan menjadi pengusaha melanjutkan usaha appanya.

Tuan Im memintaku membujuknya pulang. Bagaimana mungkin dia mendengarkan aku. Aku memutuskan mencari tempat dimana dia bernyanyi.

Setiap malam selalu duduk di meja paling ujung untuk mendengarkan dia bernyanyi secara sembunyi-sembunyi. Aku bahkan menghapal beberapa lagu yang sering ia bawakan dan yang paling aku sukai adalah lagu waiting. Lagu yang menggambarkan perasaanku, menunggunya.

Sampai malam itu, saat aku melihatnya bernyanyi dan dia diganggu oleh seorang ahjushi yang mabuk. Aku marah padanya karena dia berusaha minta maaf pada ahjushi itu karena aku memukulnya.

"Kamu benaran tidak mau pulang?" tanyaku

"Jangan mencampuri urusanku" ujarnya

"Baik, lakukanlah sesukamu. Jika kamu lebih suka dipegang-pegang. Maka aku tidak perlu mengkhawatirkan kamu lagi" aku meninggalkannya dan sejak itu aku tidak pernah secara rutin mendatanginya lagi.

***

Aku tidak mendatanginya lagi sejak kejadian itu bukan karena aku marah padanya tapi aku benar-benar sibuk mengurus beberapa proyek yang dikacaukan oleh kontraktor tak bertanggung jawab.

Sing For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang