Sudah hampir 3 minggu semenjak aku pertama kali masuk sekolah. Aku masih sangat antusias mendalami mata pelajaran yang suatu saat nanti ada kemungkinan aku akan bosan bahkan hanya untuk melihatnya. Teman sebangku masih sama, Nilla. Ia sangat cantik, susah bagiku untuk mendeskripsikannya karena seolah-olah parasnya didapat dari dunia lain di semesta ini. Ah, jangan sampai aku jatuh cinta padanya. Nilla adalah gadis yang misterius. Aku heran, ia belajar secukupnya tapi selalu mendapat nilai diatas 9 di semua mata pelajaran. bisa kuulangi satu kali lagi, semua mata pelajaran. Ya, dia memang sepintar itu. Lalu suatu hari aku memutuskan untuk menanyakan sesuatu— ya, aku memang sungguh sangat kepo.
" Nilla- "
" Ya, gimana. ada apa? "
" Aku kepo nih, boleh tanya sesuatu nggak? "Lengang sejenak. Nilla masih fokus pada tugas pelajaran fisika yang diberikan Pak Rama. Beberapa saat kemudian ia mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun
"Kamu kalo di rumah suka makan buku ya? otaknya encer banget deh," Nilla tertawa terbahak-bahak sampai membuat bangku kami menjadi pusat perhatian. Wajahnya mendadak pucat, ia tidak sadar bahwa Pak Rama masih mengajar di kelas. "Nilla, jangan berisik. kerjakan tugasmu dengan baik dan segera kumpulkan!" Nilla mengiyakan sambil menimpukku pelan. Kami melanjutkan kembali pekerjaan kami.
"Nilla, sst. madep sini."
"Apa lagi? sudah jangan bicara. kamu mau kena semprot kaya aku tadi?"
"Iya-iya aku minta maaf, habisnya kamu tadi pake acara ketawa segala sih. tapi serius deh, Nil. kali ini aku mau tanya beneran."Nilla langsung menghadapkan wajahnya padaku. Ia yang seolah langsung tau apa yang akan kutanyakan menjawab, "kamu sungguh ingin tau bagaimana caranya aku bisa mendapatkan nilai yang selalu baik dan selalu bisa mengerjakan soal?" "iya jelas, siapa murid sekolah yang ada di bumi ini yang tidak menginginkannya" aku menjawab antusias, aku selalu suka cara instan.
"Belajar makanya, Ken" Nilla menjawab singkat dan kembali fokus kepada tugas fisikanya. aku memasang raut kecewa, berhenti bertanya dan kembali fokus pada pekerjaanku setidaknya sampai bel istirahat pertama berbunyi. "Nil, ke kantin yuk? aku lagi pengen ngobrol banyak nih," aku memulai percakapan. "yuk, tapi jangan lama-lama ya. tugas fisikaku belum selesai, gara-gara kamu kebanyakan tanya," aku tertawa dan segera berjalan beriringan dengannya.
sepanjang perjalanan ke kantin entah kenapa semakin banyak pertanyaan yang greget ingin kutanyakan. karena meskipun Nilla adalah orang yang ramah, ia sedikit tertutup dengan latar belakang dirinya. Padahal, keluarga mereka cukup terkenal dan sering tampil di muka umum. Rasa ingin tahuku sangat besar, aku tahu sekali ada sesuatu yang tidak biasa dibalik kepintarannya. Ia memiliki aura yang tidak biasa, seolah datang bukan dari bumi ini. Aku memikirkan banyak kemungkinan seperti, apakah dia alien? ataukah jangan-jangan ia punya kekuatan super yang disembunyikan?
ah tidak sepertinya aku sudah berpikir berlebihan sampai-sampai aku keluar dari ranahku untuk tahu.kami tiba di kantin dan memesan menu favorit keduaku setelah bubur ayam, yaitu soto ayam— tidak ada di dunia ini yang menurutku bisa menandingi cita rasa kedua makanan itu, hehe. kami makan dengan lahap, sampai aku tiba-tiba bertanya, "Nil, leluhur kamu bukan dari bumi ya?" Nilla tersedak, kemudian tertawa. "Selera humornya aneh," pikirku. "Ken, berhenti menanyakan aku pertanyaan aneh yang tidak masuk akal," Nilla merubah mimik wajahnya menjadi datar. "Kalau begitu jawab aku, kenapa kamu bisa pintar sekali. Aku tidak percaya kalau itu hanya hasil belajarmu saja. Aku hanya sesekali melihatmu belajar dan itupun hanya sekadar membaca," aku menyahutnya. "Ken, berimajinasi itu boleh, tapi jangan kelewatan. Aku sama seperti anak yang lain bisa karena belajar dan mencari tahu. Hanya saja aku mungkin aku diberi keberuntungan dan bakat yang lebih, sehingga aku tidak perlu belajar seintensif anak lainnya," Nilla menjawab yang membuatku diam seketika dan justru membesarkan rasa ingin tahuku. Ada sesuatu yang jelas bukan dari bumi ini, keberuntungan dan bakat itu. Aku yakin.
Kami kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasa, hingga tiba-tiba aku melihat sekilas di dalam tasnya terdapat sebuah benda yang terlihat kuno dan sekali lagi, terlihat bukan dari bumi ini.
--- bersambung ---
ps. halo gaes. akhirnya setelah sekian lama author update cerita nih. semoga kalian suka yaa, jangan lupa klik tombol vote-! oh iya, sekali lagi maaf kalo ada kesalahan ya. soalnya ini bener-bener cerita pertama author. sampai bertemu di chapter selanjutnya-!
KAMU SEDANG MEMBACA
semesta pancarona
MaceraIni kisah tentang menjawab rasa penasaranku. Kisah tentang petualangan mendebarkan yang penuh warna. Namun, ini bukan hanya tentangku. Ini juga tentangnya yang selalu menemani, membantu, dan menghiburku. dalam kisah ini, kami menembus ruang dan wakt...