6|Sixth

13 2 2
                                    

Setelah perdebatannya kemarin dengan Taehyung, Hani semakin yakin bahwa Taehyung mempunyai pemikiran yang luar biasa hingga manusia normal tidak akan paham.

Bagaimana tidak, Taehyung pernah mengatakan bahwa dirinya adalah seorang superhero yang bisa terbang. Lalu kutanya bagaimana bisa ia menjadi superhero dan terbang?

Taehyung bilang karna dia akan melindungiku dan ada disetiap waktu hanya untuk menemaniku begitu katanya. Aku agak tersentuh sedikit, dan akan tersentuh banyak jika dia tidak mengumpamakan sesuatu yang aneh.

Bersyukurnya aku bisa tersenyum kembali saat itu karna gombalan anehnya. Aku hampir menjadi orang gila karna menemukan kekasihku menggandeng seseorang disebelahnya dan ku yakin itu adalah Hyeri. Taehyung sebenarnya sering mengingatkanku tentang kedekatan Hyeri dan Yoonjae, tetapi aku memilih percaya walaupun pada akhirnya aku yang kalah dan diasingkan.

Tapi semanis manisnya Taehyung, dia tetap saja berbuat ulah, kontak Yoonjae dicuri dari handphoneku dan dia mengetik perkataan kasar lalu dengan cepat mengirimkannya. Ini salahku juga kenapa bercerita dengan manusia bodoh.

Lalu aku memukul kepalanya karena kesal, dan dia balik memukulku. Akhirnya karna terbawa suasana pertandingan tinju yang sedang kami tonton. Taehyung tidak melepaskan rambutku dan aku berusaha untuk menyakiti perutnya dengan cara pamungkas. Aku mencubiti perutnya agar dia melepaskan rambutku tapi apa daya, dia malah semakin  menariknya jauh lebih kuat.

Akhirnya rambutku rontok, dan aku mulai menangis.

Aku pulang dan membanting pintu flat mahalnya. Aku juga menangis menahan sakit dikepala.

Bukannya minta maaf, dia malah mengatakan padaku bahwa itu karna ulahku sendiri.

"Ahhh Taehyung!! Kepalaku sakit, mataku juga jadi sembab." Aku meneriaki diriku sendiri.

Ini juga sudah jam setengah 7, aku sudah bersiap untuk pergi kekantor. Taehyung juga sudah pasti tidak menjemput, dan harus naik bus lagi dan lagi.

Aku turun kebawah karna aku tinggal dilantai 4 di apartemen ini, temanku juga sudah pergi bekerja jadi aku akan berjalan sendiri ke halte.

"Ttok Ttok."

"Eyy Jin Oppa,"

"Kau memang penyelamatku, ayo kita pergi." Tanganku kukibaskan ke rambut agar ia tertawa.

Tapi tidak untuk sekarang, kekoyolan ku sepertinya tidak mempan hari ini. Wajahnya murung tidak seperti biasanya. Aku mendekatinya bermaksud untuk menanyakan apa yang terjadi pada wajah tampannya dan pikirannya.

"Ada apa lagi?" Tanyaku khawatir.

Ia hanya menghela napas panjang lalu mendekat kearahku. Kini ada apa lagi pikirku, pikiranku mulai melayang kemana-mana. Dimulai dari kehadirannya yang tak biasa di rumahku dan tatapan sedih luarbiasa, apakah ini masalah yang besar.

Oppa bukanlah tipe yang akan mendatangimu jika ia sedang bersedih atau apapun itu, karna saat bahagiapun dia biasanya lupa padaku apalagi saat sedih.

"Mendekatlah," Dia berkata seperti otu seakan-akan aku sedang berada jauh darinya.

"Jarak kita hanya 1 meter, kau mau lebih dekat semana?" Ucapku sarkas.

"Kan sudah kubilang mendekatlah."

Aku mendekat 2 langkah dan jarak kami mungkin hanya 50cm, itu cukup dekat dan mulai terasa tidak nyaman. Tentu saja aku masih berpikiran aneh tentangnya, lihat mukanya terus menatapku seperti itu. Hidungnya merah dan tangannya bergetar.

"Wah oppa, kau menderita tremor?"

Wajahnya kaget, "Tidak bodoh."

"Lalu kau kenapa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHOICES | BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang